Bus tanpa pengemudi adalah salah satu pencapaian teknologi masa kini yang tengah diuji coba di berbagai belahan dunia. Di Asia Tenggara, Singapura tak pelak menjadi pelopornya setelah keberhasilan Negara Pulau tersebut menguji bus ukuran besar milik Volvo tanpa pengemudi pada Selasa (5/3/2019) kemarin.
Baca juga: Singapura Hadirkan “Kota Mini” dengan Kendaraan Otonom
KabarPenumpang.com melansir dari laman engadget.com (5/3/2019), peluncuran uji coba bus listrik tanpa awak ini dilakukan oleh Volvo dan Universitas Teknologi Nanyang Singapura (NTU). Sebagai wahana adalah bus Volvo singlle deck 7900, dimana bus mampu mengangkut hingga 80 penumpang sekaligus dari NTU.
Sedangkan bus kedua asal Swedia ini akan menjalani uji coba di sebuah depot bus yang dikelola oleh operator angkutan umum Singapura. Peluang ini akhirnya akan membuat bus listrik tanpa awak itu bergabung dengan armada transit lainnya.
Gabungan ini sendiri termasuk dengan mini van yang ukurannya lebih kecil dan akan menyusuri tiga wilayah Singapura pada tahun 2020 mendatang. Tak hanya itu, Jepang dan Inggris juga merencanakan inisiatif transportasi otonom yang serupa dengan miliknya sendiri.
Bus listrik Volvo 7900 mengemas 36 kursi dan melepaskan emisi nol. NTU mengklaim bahwa bus tersebut mengkonsumsi energi 80 persen lebih sedikit daripada bus diesel berukuran setara. Universitas telah menjadi jantung dari eksperimen transit otonom Singapura, yang sebelumnya telah membangun kota kecil untuk uji coba bus tanpa pengemudi. Keterlibatan NTU dalam proyek bersama Volvo 7900 dilakukan sejak awal 2018.
Presiden NTU Subra Suresh mengatakan, tes dengan satu bus di kampus universitas dapat dimulai dalam beberapa minggu hingga berbulan-bulan, sebelum pindah ke jalan umum setelah mendapat pengesanan dari regulator. Dia berharap tes bisa diperpanjang ke jalan umum dalam satu tahun.
“Bus kedua akan menjalani tes di depot bus kota. Kendaraan 12 meter (39 kaki) dapat mengangkut hingga 80 penumpang dan merupakan bus listrik otonom ukuran penuh pertama di dunia,” katanya.
“Ini adalah jenis kendaraan yang akan digunakan operator secara komersial dan itulah sebabnya ini merupakan tonggak sejarah,” ujar Håkan Agnevall, presiden Volvo Buses.rada di
Singapura berada di peringkat kedua secara global dalam indeks yang menilai keterbukaan dan kesiapsiagaan negara untuk kendaraan otonom. Sebelumnya, pada November 2018 kemarin, Singapura membuat kota mini seluas dua hektare dan berisikan kendaraan tanpa awak.
Baca juga: Bus Tanpa Awak Segera Beroperasi di Taiwan
Di kota mini, Nanyang Technological University sedang menguji sebuah minibus tanpa sopir dengan 15 penumpang yang dibangun oleh perusahaan Perancis Navya SAS, dimana peneliti dapat beroperasi menggunakan perangkat lunak otonom atau secara manual melalui handset gaya video game. Bus menavigasi jalur, berhenti di depan pejalan kaki yang tersesat di jalan dan berhenti di halte bus untuk mengumpulkan dan mengantarkan penumpang.