Monday, March 31, 2025
HomeAnalisa AngkutanKisah Stasiun Cilegon, Selain Penumpang Juga Sibuk dengan Langsiran Gerbong Era PJKA

Kisah Stasiun Cilegon, Selain Penumpang Juga Sibuk dengan Langsiran Gerbong Era PJKA

Stasiun Cilegon (CLG) adalah stasiun kereta api kelas II yang terletak di Jombang Wetan, Jombang, Cilegon. Stasiun yang terletak pada ketinggian +14 meter ini termasuk dalam pengelolaan KAI Commuter dan letaknya berdekatan dengan Masjid Agung Cilegon Nurul Ikhlas.

Saat ini, Stasiun Cilegon hanya memiliki lima jalur. Di mana 2 dari 5 jalur tersebut merupakan jalur sepur lurus. Sedangkan jalur 1 dan 3 hanya digunakan sebagai tempat menyimpan rangkaian gerbong datar. Untuk jalur 4 dan 5 sendiri, jalur ini hanya digunakan sebagai tempat menyimpan bekas gerbong-gerbong dan barang tua.

Bagian emplasemen Stasiun Cilegon (Foto: Dok. KAI Commuter)

Dari segi sejarah, Stasiun Cilegon dibuka oleh Staatsspoorwegen (SS) sebagai kelanjutan jalur dari Stasiun Rangkasbitung menuju Serang pada 1 Juli 1900, yang kemudian dilanjutkan kembali hingga ke dekat Pelabuhan Anyer Kidul pada 1 Desember 1900 (termasuk membuka Stasiun Tjilegon).

Pada 1 Desember 1914, dibuat sebuah jalur percabangan di Stasiun Krenceng yang mengarah ke daerah Merak untuk mengakomodasi Pelabuhan Merak yang lebih dekat untuk menyeberang ke Lampung. Pada era Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA) hingga era Perusahaan Umum Kereta Api (Perumka), emplasemen Stasiun Cilegon digunakan untuk tempat menyimpan sekaligus juga tempat langsiran gerbong-gerbong barang angkutan baja coil yang menuju ke percabangan jalur pabrik PT Krakatau Wajatama, anak perusahaan dari PT Krakatau Steel.

Sibuknya Stasiun Cilegon kala itu membuat beberapa seri lokomotif yang digunakan sebagai langsir gerbong-gerbong tersebut, seperti lokomotif BB 300, C 300, D 301, dan juga sebuah lokomotif langsir buatan pabrik Nippon Yusoki (Nichiyu). Setelah masa dinasnya berakhir, lokomotif langsir berukuran kecil ini di preservasi dan dijadikan sebuah monumen di area taman PT Krakatau Wajatama. Diperkirakan pada ada awal era 2000-an, aktivitas langsiran gerbong-gerbong KA angkutan baja coil ini pun akhirnya berhenti, dan layanan KA yang menuju ke percabangan jalur PT Krakatau Wajatama akhirnya ditutup.

Bekas gerbong tua seri YYW (kanan), GW (kiri belakang), dan YR (kiri depan) berada di jalur 4 dan 5 Stasiun Cilegon (Foto: Dok. Istimewa)

Saat ini Stasiun Cilegon menjadi pusat keramaian masyarakat yang akan menggunakan kereta api khususnya KA Lokal yang menghubungkan ke berbagai daerah di wilayah Banten, seperti Merak, Serang dan Rangkasbitung.

Tak hanya itu per tanggal 25 Maret, Stasiun Cilegon merupakan stasiun pemberhentian terakhir sementara untuk KA Commuter Line Merak pada angkutan Lebaran 2025. Pemberhentian terakhir sementara di stasiun ini untuk menghindari penumpukan penumpang di Stasiun Merak. Kemudian bagi penumpang yang akan melanjutkan sampai ke Stasiun Merak dan menyeberang ke Pulau Sumatera, pihak dari KAI sudah menyediakan shuttle gratis untuk memperlancar jalannya arus mudik.

Stasiun Merak, Pilihan Integrasi Lintas Moda Penumpang Kapal Ferry

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Yang Terbaru