Monday, November 25, 2024
HomeHot NewsKisah Perjuangan Pramugari, Dulu Dorong Troli Koper, Sekarang Dorong Troli Tabung Gas

Kisah Perjuangan Pramugari, Dulu Dorong Troli Koper, Sekarang Dorong Troli Tabung Gas

Pekerjaan sebagai pramugari cukup glamor ketika masa pandemi belum terjadi. Namun saat pandemi mendera, semua ibarat berubah 180 derajat. Salah satu yang merasakan kepedihan tak lagi terbang adalah Maurice Maureen Avilla.

Baca juga: Terimbas Pandemi, Mantan Pramugari Air New Zealand dalam Setahun 4 Kali Pindah Kerja

Pramugari asal Filipina ini tak lagi terbang sehingga kehilangan impiannya dan setelah beberapa bulan berusaha keras membangun hidupnya kembali. Dia kemudian memberanikan diri ke bisnis baru dan mencoba untuk kreatif dengan berkontribusi kepada orang-orang di sekitarnya.

KabarPenumpang.com melansir aerotime.aero, Maurice mengatakan, suatu hari ia melihat peluang menjual gas tabung kepada tetangganya. Setelah itu dia dibantu keluarga merawalabakan bisnis dan mulai mengirim tangki bensin dengan troli.

“Jadi, alih-alih troli yang biasa saya gunakan sebagai pramugari, saya mulai menarik troli dengan tabung gas,” kata Maurice tertawa.

Pada Oktober 2020, Maurice menulis tentang usaha barunya di media sosial untuk pertama kalinya. Dia mengaku sulit untuk “kehilangan sayapnya” sebagai pramugari, tapi sekarang dia bisa berbicara secara terbuka tentang pengalaman dan menunjukkan apa yang dia lakukan untuk mencari nafkah.

Ternyata, sambil tetap mempertahankan bisnis pengiriman gasnya, Maurice sempat mencari pekerjaan lain di bank sebagai analis pemrosesan transaksi.

“Ini adalah pengalaman yang sangat berbeda bekerja di bank karena saya kebanyakan bekerja di rumah. Saya rindu berinteraksi dengan orang. Saya merindukan rekan kerja saya di maskapai penerbangan, mereka seperti keluarga bagi saya dan kami selalu menghabiskan waktu bersama,” kata Maurice.

Dengan perubahan radikal dalam gaya hidup, tantangan terbesar adalah menjaga kesehatan mental dan fisik. Dia mengatakan, bagian tersulit selama pandemi adalah tidak stabil secara mental, fisik dan emosional. Maurice menambahkan, bisa berpaling ke teman, kerabat atau kolega untuk kenyamanan, tetapi mereka juga tengah berjuang.

“Anda sadar bahwa Anda harus kuat dan berusaha mendukung orang-orang di sekitar Anda,” kenang Maurice.

Baca juga: Bagaimana Nasib Awak Kabin di Masa Pandemi?

Maurice berharap tentang masa depan dan melihat sesama pramugari. Dia mengantisipasi untuk kembali terbang pada tahun 2022.

“Selalu ada cahaya di ujung lorong. Belajarlah menunggu dan tetap kuat,” Maurice membagikan nasihatnya.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Yang Terbaru