Rangkaian gerbong batubara yang masih gres alias baru buatan PT INKA ini akhirnya dikirim juga ke pulau seberang, yakni Pulau Sumatera tepatnya di Bandar Lampung. Ya, gerbong dengan bertuliskan kode GB ini memiliki berat 50 ton setiap gerbongnya.
Baca juga: Jalur Kereta Lampung-Palembang, Sinergikan Lintasan Penumpang dan Batubara
Sebanyak 20 gerbong batubara yang dikirim dari Madiun menuju Bandar Lampung. PT INKA memang sedang memperbanyak gerbong batubara untuk kawasan Lampung dan sekitarnya, guna untuk menggantikan gerbong batubara yang ada namun sudah hampir tidak layak pakai. Serta menambahkan kekurangan rangkaian gerbong tersebut karena muatan yang terus bertambah.
Dikirim via Jalur Kereta
Rangkaian batubara dikirim sudah tidak melalui jalan aspal alias tidak menggunakan truk trailer dari Madiun menuju Surabaya. Namun inovasi kali ini rangkaian gerbong batubara dikirim melalui jalur kereta api. Perjalanan dari Stasiun Madiun menuju Stasiun Tanjung Priok hingga ke Stasiun Pasoso memakan waktu sekitar 14 jam. Rangkaian gerbong batubara diberangkatkan dari Stasiun Madiun pada pukul 08.15 WIB menggunakan lokomotif CC 203 95 10.
Kecepatan yang ditempuh rangkaian tersebut bisa mencapai maksimum 75 km/jam. Sepanjang perjalanan rangkaian ini berjalan lancar dan aman. Hanya sempat di Stasiun Gundih, Jawa Tengah Berhenti Luarbiasa Biasa (BLB), menurut informasi rangkaian batubara menunggu aman jalur menuju Semarang yang terdapat lori dinas kereta api dijalur yang sama. Rangkaian menunggu hampir 1 jam, kemudian bisa diberangkatkan kembali.
Memasuki Stasiun Semarang Poncol pukul 1 siang dan sempat berhenti untuk pergantian masinis. Tidak lama waktu berselang, rangkaian pun diberangkatkan kembali. Perjalanan lintas utara Jawa ini, menempuh kecepatan 60 – 70 km/j. Beberapa perjalanan yang seharusnya berhenti di beberapa stasiun yang seharusnya BLB karena penyusulan kereta api, tetap berjalan langsung.
Tiba di Stasiun Arjawinangun, rangkaian batubara kembali berhenti untuk pergantian masinis untuk mengarah sampai Jakarta. Akibat jarang berhenti di bebrerapa stasiun yang seharusnya di BLB kan, rangkaian gerbong ini terjadwal perjalanan lebih awal. Yang seharusnya tiba di Stasiun Arjawinangun pukul 17.29 WIB menjadi 1 jam lebih awal berangkat pada pukul 16.15 WIB.
Baca juga: 27 September 1825, Kereta Penumpang dengan Lokomotif Uap Pertama Kali Mengular
Alhasil setiba di Stasiun Jatinegara rangkaian ini masuk sekitar pukul 8 malam, yang seharusnya masuk pada pukul 10 malam. Beberapa Railfans yang semula ragu datang untuk mengabadikan momen sekali seunur hidup ini, akhirnya bisa datang. Karena jam kedatangan masuk Stasiun Jatinegara sekitar 2 jam lebih awal. Rangkaiam gerbong tersebut menuju Stasiun Tanjung Priok dan selanjutnya berjalan menuju Terminal/Stasiun petikemas Pasoso untuk dibawa ke Bandar Lampung menggunakan jalur laut. (Pras – Cinta Kereta Api)