Bicara tentang LRT (Light Rapid Transit) di Asia Tenggara, Singapura adalah kiblatnya. Maklum sejak 18 tahun silam, wahana angkutan massal ringan ini sudah hadir dengan tiga rute utama. Tapi toh, tak ada teknologi yang benar-benar sempurna, seperti pada Sabtu (19/5/2018) lalu, salah satu rangkaian LRT di Negeri Singa tersebut mengalami mogok di lintasan rel layang (elevated track).
Saat kejadian kereta mogok, pendingin udara pun ikut mati, ketimbang kepanasan maka penumpang memilih menyusuri walkway pada rel layang untuk tiba di stasiun berikutnya.
Baca juga: Mogok Dua Kali Saat Uji Coba, Inilah Sekilas Spesifikasi Kereta Bandara Soetta
KabarPenumpang.com melansir dari laman channelnewsasia.com (19/5/2018), dalam insiden tersebut beberapa penumpang ada juga yang membawa anak kecil bersama mereka, dan harus menyusuri rel di ketinggian.
Para penumpang tersebut mau tak mau harus berjalan di rel kereta karena setelah kesalahan kereta api di Bukit Panjang LRT yang menyebabkan layanan terhenti. Diketahui ada sekitar 90 orang penumpang dari dua kereta tersebut yang kemudian diarahkan menuju stasiun terdekat.
Para petugas penyelamat baru datang sekitar pukul 14.00 waktu setempat dan penumpang berhasil di evakuasi tiga menit setelahnya. Karena masalah ini, bus gratis disediakan selama layanan terganggu.
Wakil presiden SMRT Margaret Teo mengatakan dua kereta LRT mengalami gangguan sekitar pukul 13.45 waktu setempat dan layanan sementara dihentikan. Sementara itu para teknisi mengakses ke rel dimana kereta tersebut bermasalah untuk dilakukan perbaikan.
“Kami minta maaf telah mempengaruhi Sabtu sore Anda. Rencana sedang dilakukan untuk meningkatkan Bukit Panjang LRT untuk meminimalkan terjadinya kesalahan,” ujar Teo.
Dalam sebuah cuitan di Twitter sekitar pukul 14.20 waktu setempat, SMRT mengatakan tidak ada layanan kereta api di Bukut Panjang LRT karena masalah antara Phoenix dan stasiun Bukit Panjang. Cuitan lainnya sekitar pukul 14.50 dimana SMRT mengatakan bahwa kereta A telah dilanjutkan dan teknisi bekerja memulihkan layanan kereta B.
“Kami terjebak selama 20 menit sebelum teknisi datang saat kami terjebak antara Phoenix dan stasiun Bukit Panjang,” ujar salah seorang penumpang yang terkena dampak.
Baca juga: Ingin Majukan Suatu Negara, Ubah Sistem Perkeretaapiannya!
Di Indonesia pernah ada kejadian serupa, tepatnya pada 17 September 2017. Kereta layang atau skytrain di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, mogok selama satu jam pada pagi hari. Akibatnya, 30 penumpang langsung dievakuasi melalui jalur walkway di jalur skytrain. Gangguan saat itu diketahui akibat adanya masalah pada sistem kelistrikan.