Pada 2 Januari 2010 atau 13 tahun lalu, Bandara Poprad-Tatry Slovakia melakukan simulasi teror bom sekaligus latihan anjing pelacak dalam menemukan bom. Ketika itu, 90 gram bahan peledak plastik yang dikenal sebagai RDX dimuat ke salah satu penumpang tujuan Dublin, Irlandia. Anjing pelacak bernama “good boy” memang berhasil menemukan keberadaan bom. Tapi sayang, tidak semua bom dikeluarkan dari dalam bagasi dan terbawa terus sampai Irlandia dan membuat gempar satu kota.
Baca juga: Bercanda Soal Bom, Nasib Apes Harus Ditanggung Perempuan WNI di Bandara Penang
Setiap penumpang pesawat sudah pasti akan melalui pemeriksaan keamanan yang super ketat di bandara. Terlebih bandara internasional. Bisa dibilang mustahil ada barang ilegal atau sejenisnya lolos dari gate pemeriksaan berlapis yang mencakup body checking secara manual maupun otomatis menggunakan X-Ray. Begitu juga dengan bagasi yang juga diperiksa menggunakan mesin X-Ray.
Tak hanya itu, di beberapa bandara juga dikerahkan anjing pelacak sebagai sistem keamanan tambahan dalam mencegah terjadinya teror, salah satunya teror bom. Berangkat dari itu, Bandara Poprad-Tatry Slovakia pun melakukan simulasi dan latihan efektivitas penciuman anjing pelacak dalam menemukan bahan peledak atau bom.
Dikutip dari Simple Flying, mula-mula petugas memilih seorang penumpang secara acak sampai ditemukanlah penumpang tujuan Dublin. 90 gram bahan peledak pun dimasukkan ke dalam bagasi dengan diselipkan ke barang-barang lainnya untuk mengelabui anjing pelacak.
Penumpang melanjutkan aktivitas seperti biasa dan anjing pelacak bernama “good boy” dipandu oleh petugas untuk melakukan pencarian. Good boy pun mengarah ke bagasi yang benar dan mengindikasikan adanya bahan peledak. Sampai di sini sebetulnya misi sukses.
Akan tetapi, setelah ditemukan anjing pelacak, petugas yang mendampingi tidak mengeluarkan seluruh bahan peledak. Anehnya, bagasi dengan bahan peledak itu juga lolos dari gate pemeriksaan keamanan bandara dan terbawa sampai ke Bandara Dublin.
Seperti diketahui, jarang sekali ada pemeriksaan bagasi di bandara tujuan. Alhasil, koper berisi bahan peledak itu terus terbawa sampai ke apartemen. Dari sini drama dimulai.
Pihak kepolisian Slovakia menginformasikan ke kepolisian Irlandia bahwa ada pria berusia 49 tahun asal Slovakia yang membawa bahan peledak. Menariknya, informasi yang disampaikan tidak utuh atau terjadi kesalahpahaman.
Mendengar adanya bahan peledak 90 gram yang dapat dijadikan sedikitnya dua granat, kepolisian dan tim penjinak bom bergerak cepat. Jalan-jalan sibuk di sekitar Dorset Street (utara Dublin) tempat apartemen pria itu berada semua diblokade. Warga di sekitar apartemen dan di apartemen yang sama juga dievakuasi. Toko-toko diminta tutup. Radius beberapa kilometer harus steril. Situasi saat itu agak kacau dan mencekam.
Baca juga: Canggih! Airbus Kembangkan Sensor ‘Ubur-ubur’ untuk Deteksi Virus Corona dan Bahan Peledak
Setelah digrebek, petugas mendapati bahan peledak atau bom tersebut tidak aktif karena tidak ada inisiator dan detonator. Bom itu tidak bisa meledak.
Walau bagaimanapun, penumpang tersebut ditangkap dan itu sesuai dengan Undang-undang anti-terorisme Irlandia. Penumpang tersebut tentu saja bingung dan tak tahu apapun. Setelah beberapa jam, kepolisian melepaskannya karena terbukti tak bersalah.