Wednesday, April 2, 2025
HomeAnalisa AngkutanKetika Hibah Pesawat DC-3 Presiden AS Jadi Sebab Lahirnya Maskapai Saudia

Ketika Hibah Pesawat DC-3 Presiden AS Jadi Sebab Lahirnya Maskapai Saudia

Saudia menjadi salah satu maskapai besar dunia dengan jaringan penerbangan ke lebih dari 100 tujuan didukung lebih dari 150 pesawat. Sebelum sampai di titik seperti sekarang, dahulu Saudia atau Saudi Arabian Airlines hanya angan-angan sampai akhirnya hibah pesawat DC-3 dari Presiden Amerika Serikat (AS) Franklin D. Roosevelt jadi cikal bakal lahirnya maskapai nasional Arab Saudi itu.

Baca juga: Cathay Pacific Hibahkan Boeing 777-200 Perdana Ke Museum Dirgantara di Arizona

Dilansir Simple Flying, di tahun 1945, sebagai negara pemenang Perang Dunia II, AS sangat bebas blusukan serta menyebar pengaruhnya ke banyak negara, termasuk Arab Saudi.

Presiden Roosevelt pun menghibahkan pesawat Douglas C-47 atau versi militer dari DC-3 kepada Raja Abdul Aziz pada 14 Februari di atas kapal USS Quincy di Terusan Suez, sebagai pertanda dimulainya hubungan dua negara sahabat ini.

Tak lama setelah itu, tepatnya pada September 1945, Saudi Arabian Airlines pun berdiri. Maskapai nasional Arab Saudi tersebut mulai melayani penerbangan penumpang dua tahun setelahnya (1947) setelah mendapat tambahan empat unit pesawat DC-3 lainnya.

Di masa-masa awal, penerbangan penumpang dan kargo dengan pesawat ini meliputi ke Riyadh, Jeddah Dhahran, Kairo, dan Damaskus. Layanan penerbangan domestik terjadwal pertama dimulai pada 14 Maret.

Pada akhir 1940-an, Saudi Arabian Airlines mendapat tambahan lima pesawat Bristol 170-an. Pesawat ini membantu maskapai berkembang selama dekade berikutnya, berlanjut ke Douglas DC-4 dan Convair 340, pesawat bertekanan pertama Saudi Arabian Airlines.

Waktu bergulir zaman pun berganti, Saudi Arabian Airlines terus memperbarui armada pesawat. Pada tahun 1962, Saudi Arabian Airlines bahkan menjadi satu-satunya dari empat maskapai di Timur Tengah yang menggunakan pesawat jet. Maskapai semakin berkembang usai diresmikan Raja Faisal sebagai perusahaan independen pada 19 Februari 1963.

Di tahun 1960-an, Saudi Arabian Airlines mulai bersiang di kancah penerbangan internasional usai kedatangan armada baru Boeing 707 dan DC-6. Penerbangan ke negara-negara seperti Teheran, Mumbai, Frankfurt, dan London pun dimulai.

Dekade 70-an menjadi momentum paling berharga maskapai. Itu terjadi usai flag carrier ini memperkenalkan brand dan livery baru sebagai Saudia, dibarengi dengan rute internasional baru ke Roma, Italia, dan sekaligus layana kargo non-stop pertama.

Sejak saat itu, dengan dukungan armada terbaik di zamannya, seperti Boeing 720, Boeing 707, Boeing 737, DC-6, DC-9, Fokker F-28, Airbus A300, Boeing 747, Boeing 777, 787 Dreamliner, Airbus A330, Airbus A320, MD-90, MD-11, Boeing 747-SP, dan Lockheed L-1011 TriStar, Saudia menjadi bagian tak terpisahkan dalam daftar maskapai terbesar di Timur Tengah dan dunia. Sekali lagi, ini semua berawal dari hibah pesawat oleh AS.

Baca juga: Ketiban Durian Runtuh, Qatar Hibahkan Pesawat Mewah Boeing 747-8i Kepada Turki!

Indonesia juga pernah mendapatkan hibah pesawat dari Presiden AS. Bukan Presiden Roosevelt, melainkan Presiden Kennedy.

Sudah menjadi rahasia umum bahwa Presiden Kennedy adalah sosok yang sangat mengagumi Presiden Soekarno. Atas kekagumannya itulah sederet pesawat dihadiahi ke RI melaluinya berupa sebuah helikopter dan tiga pesawat Lockheed C-140 Jetstar atau versi militer dari Lockheed JetStar L-329 atau L-1329.

 

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Yang Terbaru