Perjalanan kereta api yang makin hari makin padat di jalur Jawa – Sumatera kini kian dirasakan. Banyaknya masyarakat pengguna kereta api untuk mobilitas kegiatan sehari – hari memang tak luput dari pandangan mata. Harganya yang ekonomis, praktis, hemat waktu, dan terjangkau menjadikan kereta api salah satu transportasi berbasis rel yang efisien. Tak hanya penumpang sebagai pengguna setianya, petugas yang melayaninya pun memberikan loyalitas dan prioritas terhadap penggunanya. Menghindari gangguan yang terjadi seketika merupakan langkah penting yang harus selalu waspada.
Baca juga: Melongok Peralatan Tempur di Kabin KRL, Penasaran?
Sibuknya perjalanan kereta api diharuskan petugas yang mengatur maupun yang mengendalikan sudah sewajarnya melakukan pekerjaan yang terbaik agar terlihat profesional. Maka dari itu istilah zero accident selalu diterapkan oleh PT KAI (Kereta Api Persero) setiap melakukan pekerjaan. Meskipun begitu kereta api selalu dilengkapi dengan alat – alat yang kini canggih untuk meminimalisir terjadinya kecelakaan. Salah satunya teknologi yang sudah diterapkan oleh kereta api di Indonesia adalah Automatic Train Protection (ATP).
Teknologi ATP merupakan sistem pengamanan dan operasi perjalanan kereta api yang mencakup pengendalian sarana kereta api pada sistem pengeremannya maupun pengendalian kecepatan. Nah, dengan menggunakan Sistem Teknologi ATP atau dengan kata lain train control maka kelalaian masinis yang dapat menyebabkan kecelakaan kereta api dapat dihindari dan lebih lanjut dapat melakukan pengaturan-pengaturan terkait efisiensi operasi.
Sebenarnya teknologi train control ini sudah dilakukan pada jalur kereta api di lintas Jawa dan Sumatera per tahun 2016. Namun paling banyak dipasangi teknologi tersebut adalah jalur utara yang lalu lintas kesibukan kereta apinya lebih banyak mulai dari KA penumpang hingga KA angkutan barang.
Sebelumnya teknologi ATP ini telah diuji coba oleh kereta inspeksi 1 dan 2 pada tahun 2013. Uji coba tersebut dilakukan di jalan antara Solo – Yogyakarta, dengan kereta Inspeksi 1 dan 2 yang dirangkai menjadi satu. Direktur Keselamatan Perkeretaapian, Hermanto Dwiatmoko turut menyaksikan pelaksanaan uji coba tersebut.
Bagaimana Cara Kerja ATP?
Seperti diketahui bahwa ATP adalah perangkat keselamatan yang fungsi dasarnya melakukan pengereman dan pengaturan kecepatan kereta berdasarkan informasi compatible dari sinyal atau batas kecepatan yang diizinkan. Informasi tersebut dikirim dari jalur kereta ke sarana/lokomotif dengan cara kopling medan magnet resonansi saat loco balise melewati track balise.
Baca juga: Yuk, Kenalan dengan Djoko Tingkir – Sang Kereta Penolong
Informasi dari jalur tersebut mengaktifkan proses kendali prosedur masinis saat mengendarai kereta/lokomotif. Saat dibutuhkan sistem ATP akan melakukan pengereman demi meningkatkan nilai keselamatan perjalanan kereta bila masinis kurang memperhatikan sinyal atau tidak menurunkan kecepatan pada lintasan yang ada pembatasan kecepatan atau pada jalur lengkung. Pada saat pelanggaran kecepatan dan pelanggaran sinyal itu dilakukan di tiga tempat tersebut, fungsi ATP untuk melakukan service brake dan emergency brake itu bekerja dengan baik. (PRAS – Cinta Kereta Api)