Naik kereta dengan lokomotif uap di Indonesia ternyata tidak hanya ada di Pulau Jawa saja melainkan di Pulau Kalimantan juga ada. Kereta ini melintasi dua negara yakni Indonesia (Kalimantan Utara) dan Malaysia (Sabah).
Baca juga: Lokomotif Uap D1410, Kembali Beroperasi Jadi Kereta Wisata di Solo
Ini menjadi kereta uap tertua di Kalimantan dan ketika menaikinya penumpang serasa kembali ke pesona kolonial British North Borneo. Ketika kereta ini akan berangkat, di stasiun akan memperdengarkan lagu-lagu klasik dari era swing sebelum menembus kehijauan Borneo.
Gerbong kereta ini dirancang pada abad ke-19 dengan kayu oak yang unik, kursi kain dan lampu panel seperti kembali ke seratus tahun lalu. Diketahui, kereta uap ini diproduksi oleh Vulcan Foundry di Lancashire, Inggris dan menjadi armada lokomotif terakhir yang melakukan perjalanan melintasi Kalimantan sejak tahun 1880-an.
Dirangkum KabarPenumpang.com dari berbagai laman sumber, Kereta Api Borneo Utara merupakan proyek bersama antara Sutera Harbour Resort dan Departemen Kereta Api Negara Sabah. Kereta ini kembali mengular pada tahun 2000 untuk memperingati hari jadi Kota Kinabalu dan satu-satunya kereta yang melayani pulau Kalimantan.
Kereta tersebut beroperasi dua minggu sekali dari Tanjung Aru ke negara bagian Sabah dan Papar. Namun dalam gerbongnya tidak dilengkapi pendingin udara karena ingin pelancong menikmati udara segar ketika bepergian melalui hutan hujan Kalimantan. Chief operating officer dari Sutera Harbour Resort, Gerard Tan mengatakan, untuk menjaga kereta uap ini tetap berjalan, metode pengisian bahan bakar kuno telah digunakan.
“Kereta ini hanya menggunakan bahan bakar kayu yang sangat unik yang disebut bakau. Untuk mendapatkan kayu bakau itu tidak mudah. Anda harus memotong dan kemudian Anda harus mengeringkannya dan itu sangat mahal,” ungkap Tan.
Untungnya dan secara kebetulan Sabah memiliki area bakau terbesar di negara bagian mana pun di Malaysia memiliki lebih dari 232 ribu hektar. Namun, sebagian besar wilayah ini dilindungi oleh undang-undang konservasi karena hutan bakau adalah rumah bagi beragam flora dan fauna.
Kereta ini selain melintasi hutan Borneo juga akan melewati sawah, desa, kuil dan gunung dengan kecepatan yang sangat lambat seperti kembali ke 123 tahun lalu. Penumpang di peron sebelum naik pun akan bertemu pramugari kereta api yang mengenakan seragam era kolonial lengkap dengan kancing kuning dan helm empulur.
Baca juga: Sepur Kluthuk Jaladara, Kereta Uap Kuno Yang Lintasi Jalur Kota Solo
Nantinya penumpang akan dimintakan paspor dan boarding pass sebelum melanjutkan perjalanan menikmati alam Kalimantan. Penumpang duduk dua orang per meja sehingga semua penumpang bisa melihat keluar pemandangan melalui jendela. Kereta ini sendiri melintasi 12 stasiun dari Stasiun Tanjung Aru hingga