Boeing dilaporkan menyebar virus ke sebuah pesawat Boeing 737 sungguhan. Hal itu dilakukan untuk menguji efektivitas disinfeksi yang selama ini dilakukan pabrikan itu, mulai dari cairan disinfektan, electrostatic sprayers (penyemprot elektrostatis), antimicrobial coatings (lapisan antimikroba), dan tongkat ultraviolet Boeing. Hasilnya, seluruh teknologi disinfeksi tersebut terbukti efektif membasmi virus, tak terkecuali virus Corona.
Baca juga: Resmi Dapat Paten, Tongkat Ultraviolet Anti Corona Boeing Siap Diproduksi Massal
Dilansir Simple Flying, dalam kemitraan dengan Universitas Arizona ini, awalnya Boeing melepas jenis virus MS2 yang aman bagi manusia di mockup Boeing 737. Namun, setelah menunjukkan hasil positif, tim memberanikan diri untuk melanjutkan pengujian ke Boeing 737 asli di Boeing Field.
Menariknya lagi, Boeing tak hanya melakukan pengujian tersebut di darat saja, melainkan juga di udara. Boeing dan tim bermaksud untuk mengecek faktor lain yang mungkin membuat virus lebih tahan ataupun sebaliknya, sederet alat disinfeksi Boeing jadi tidak bekerja maksimal karena ketinggian, kelembaban, atau perubahan aliran udara.
Para peneliti menempatkan satu hingga dua tetes MS2, virus hidup yang tidak berbahaya bagi manusia tadi, di area yang biasanya memiliki kemungkinan kontak tinggi, seperti meja lipat (tray table) atau disebut juga seat back, sandaran tangan (armrests), sandaran kepala di kursi, tempat penyimpanan barang atau kompartemen bagasi, kamar mandi, dan dapur.
Berbagai area di atas kemudian dibersihkan oleh tim disinfeksi lain (di luar tim penelitian) yang notabene tak tahu tentang proyek ini.
Tim tersebut menggunakan disinfeksi yang selama ini dilakukan produsen pesawat itu, mulai dari cairan disinfektan, electrostatic sprayers (penyemprot elektrostatis), antimicrobial coatings (lapisan antimikroba), dan tongkat ultraviolet Boeing. Namun, tidak semua metode atau alat disinfeksi digunakan di semua area, melainkan hanya yang dinilai paling cocok sajalah yang digunakan.
Usai didisinfeksi, tim dari University of Arizona menganalisis virus di berbagai area tempat dimana virus disebar. Hasilnya, seluruh produk atau metode disinfeksi, tanpa terkecuali, terbukti berhasil membunuh virus MS2.
Terkait pengujian ini, Ahli mikrobiologi Universitas Arizona, Dr. Charles Gerba mengungkapkan, “Studi ini memungkinkan kami untuk menguji dan memvalidasi, untuk pertama kalinya, bahwa cairan desinfektan (disinfektan) membunuh SARS-CoV-2 di pesawat terbang. Penting untuk disadari bahwa kami tidak hanya berbicara tentang SARS-CoV-2, tetapi juga virus dan mikroorganisme lainnya.”
Standar untuk memusnahkan virus itu sendiri adalah memusnahkan virus dan mikroorganisme lainnya dengan tingkat sterilisasi mencapai 99,99 persen. Untuk memastikan bahwa penelitian itu valid, Universitas Arizona mengulangi pengujian di lingkungan laboratorium dengan SARS-CoV-2 langsung (Covid-19) dan sampel material dari pesawat. Hasilnya pun mendukung apa yang didapat oleh penelitian MS2 di pesawat Boeing 737.
Usai keberhasilan yang menjadi bagian dari “Confident Travel Initiative” ini, Boeing menekankan pentingnya berbagai pencegahan dan prosedur ketat, seperti disinfeksi secara berkala dan teliti serta melarang orang sakit terbang; termasuk berbagai inovasi di darat, seperti jaga jarak, memakai masker, self check-in tanpa sentuhan, mencuci tangan, cek suhu tubuh, dan surat bebas Covid-19.