Salah satu yang menjadi daya tarik penumpang ketika sudah boarding ke dalam pesawat adalah para pramugari yang tampak ayu dengan balutan kosmetik dan pakaian yang kerap membuat para pria hidung belang tak betah duduk. Khusus untuk di Indonesia, permasalahan soal pakaian yang dikenakan oleh awak kabin memang tidak terlalu masif diberitakan karena kebanyakan maskapai Tanah Air sudah paham dengan peraturan tidak tertulis tentang sopan santun dalam berpakaian. Namun bagaimana dengan maskapai di luar negeri sana yang terkesan acuh-tak-acuh tentang pakaian?
Tentu masih kuat di ingatan Anda tentang budget carrier asal Vietnam, VietJet yang menuai kontroversi setelah ‘memamerkan’ awak kabinnya yang hanya dibalut bikini merah-kuning. Bukan tidka mungkin jika mereka jadi objek sasaran pelecehan seksual laki-laki.
Selain para awak kabin ini harus tetap berlaku professional, mereka juga harus bisa menahan diri dari godaan para laki-laki hidung belang yang tidak sungkan-sungkan untuk menggoda mereka. Bahkan, dilansir KabarPenumpang.com dari laman channelnewsasia.com (9/12/2018), tidak sedikit juga awak kabin pria yang kerap menggoda para pramugari ini.
Seorang awak kabin dari salah satu maskapai Eropa, Venus Fung pernah mengalami pelecehan seksual oleh pilot yang melakoni penerbangan bersamanya. Venus mengaku bahwa kala itu, sang pilot memuji postur darinya sembari menyentuh beberapa bagian tubuh Venus, seperti dada, pinggang, dan bokongnya.
Venus tidak bisa memberikan perlawanan karena ia mengatakan bahwa dirinya sangat marah namun bingung dengan apa yang harus ia lakukan. “Pada saat itu saya benar-benar marah, tetapi saya juga panik dan takut. Pikiran saya benar-benar kosong – saya tidak tahu apa yang harus dilakukan atau bagaimana harus bereaksi,” kenang Venus.
Dari contoh ini saja, satu hal yang patut dibenahi oleh pihak maskapai adalah pentingnya ‘kurikulum’ tentang bela diri para awak kabin – khususnya wanita. Selain itu, penggantian rok menjadi celana pun sempat disarankan oleh Dora Lai, pemimpin Serikat Penumpang Penerbangan Cathay Pacific dan seorang manajer kabin.
Baca Juga: Tingkat Pelecehan Seksual di Udara Meningkat, Dua Maskapai India Perkenalkan “Pink Rows”
“Hal ini semata-mata untuk mencapai kesetaraan gender dan semoga bisa meminimalisir pelecehan seksual terhadap awak kabin,” tutur Dora.
Guna meningkatkan keamanan awak kabin ketika bertugas, perlukah pihak maskapai memperbaiki regulasi yang ada tentang outfit yang digunakan oleh mereka? Atau mungkin penambahan ‘kurikulum’ bela diri?