Rencana pengadaan pod otonom di ranah moda transportasi masa depan memang menghadirkan pro dan kontra. Sebagian percaya bahwa moda ini dapat membantu mobilitas mereka dan tetap menjunjung tinggi konsep ramah lingkungan (karena mayoritas dari kendaraan ini menggunakan tenaga listrik). Sedangkan sisanya menganggap moda ini hanya akan menambah rumit jaringan transportasi yang sudah ada sebelumnya. Kendati pod otonom masih dominan berada di pusat uji coba, namun para peneliti seolah enggan berhenti untuk terus ‘membedah’ moda sejenis ini.
Baca Juga: Pod Otonom: Upaya Greenwich Kurangi Tingkat Polusi
Tidak ada yang bisa memungkiri bahwa pod otonom semacam ini bisa saja mengambil alih sebagian besar jalanan di kota-kota besar di masa yang akan datang. Pasalnya, moda futuristik ini menawarkan beragam keuntungan dan kemudahan. Sebut saja tingkat kebisingan yang ditimbulkan oleh kendaraan ini sangatlah rendah, terpadu, dan mampu bermanuver di tengah keramaian kota, ambil contoh London.
Dikutip KabarPenumpang.com dari laman theverge.com (26/3/2018), sejak awal April 2017 silam, London telah menguji coba pod otonom ini dengan menggunakan pendanaan dari konsorsoium swasta dan institusi publik yang dikenal sebagai Gateway Project. Adapun tujuan dari proyek ini adalah untuk mengetahui bagaimana teknologi moda otonom dapat terintegrasi dengan baik di kota-kota di Tanah Britania, dimana sebagian besar menggunakan pod sebagai ‘kerangka’ dari teknologi ini.
Lalu, apa yang sebenarnya dipikirkan oleh masyarakat awam tentang kehadiran moda ini? Apakah mereka akan ragu untuk mengendarai pod otonom, atau bahkan kebalikannya? Dalam sebuah uji coba yang dilakukan oleh Greenwich Gateway, mereka mengikutsertakan 1000 orang dalam sebuah uji coba kendaraan otonom. Dimana bukan hasil dari modanya saja yang jadi tolak ukur, melainkan lebih kepada respon dari para penggunanya.
Hasilnya pun bisa dibilang cukup mengejutkan, dimana 43 persen dari jumlah koresponden memberikan respon positif, 11 persen tidak menyukai kendaraan ini. Sementara sisanya (46 persen) masih ragu akan teknologi mutakhir ini, dimana keselamatan selama berkendara jadi alasan utama keraguan mereka.
Baca Juga: Kerumunan Pods Modular Siap Gantikan Peran Kendaraan Pribadi di 2020
Beberapa saran pun terbit tak lama berselang setelah uji coba ini, salah satu yang paling vokal adalah soal akselerasi moda yang tergolong lambat (hanya sekitar 16km/jam). Terlepas dari itu semua, banyak lapisan masyarakat yang lalu bertanya-tanya soal efisiensi dari pod otonom semacam ini. Efisiensi yang dimaksud di sini adalah tentang kapasitas moda, dimana ada banyak moda transportasi lain yang menawarkan kapasitas angkut lebih banyak ketimbang pod otonom.
Kendati futuristik, namun pod semacam ini hanya mampu menampung penumpang di bawah 10 orang, tidak seperti bus tingkat yang mampu dijejali oleh puluhan penumpang, atau jaringan kereta cepat yang mampu mengangkut ratusan orang dalam sekali perjalanannya. Pertanyaannya adalah, “Dibutuhkan berapa pod otonom untuk dapat mengangkut jumlah penumpang yang setara dengan sebuah bus atau kereta cepat?”