Saturday, October 26, 2024
HomeHot NewsKenapa Maskapai Batasi dan Kenakan Biaya Bagasi ke Penumpang?

Kenapa Maskapai Batasi dan Kenakan Biaya Bagasi ke Penumpang?

Masih ingat saat maskapai LCC di Indonesia ramai-ramai mengeluarkan kebijakan bagasi berbayar 20kg? Ketika itu, kebijakan tersebut menjadi polemik di kalangan masyarakat karena memberatkan penumpang. Terlepas dari hal itu, sebetulnya, kenapa maskapai mengenakan biaya bagasi dan membatasinya?

Baca juga: Mengapa Penanganan Bagasi Secara Otomatis Hanya Bisa Dilakukan di Beberapa Pesawat?

Dilansir Simple Flying, setidaknya ada tiga alasan mengapa maskapai memberlakuka tarif bagasi atau bagasi berbayar sekaligus membatasinya. Pertama adalah efisiensi. Dahulu, sebelum era pesawat modern datang atau di masa-masa awal moda pesawat lahir, penumpang hanya diizinkan membawa apapun yang bisa dipegang. Tentu saja itu sebuah benda kecil.

Seiring waktu, penumpang mulai dimungkinkan untuk membawa sesuatu yang agak ringan seperti surat serta barang lainnya dan disimpan di ruang kargo terbatas di pesawat. Sampai dekade 70-an, maskapai memasang harga tiket cukup tinggi untuk penupang yang ingin mendapat gratis bagasi.

Kebijakan bagasi berbayar atau gratis bagasi dengan membayar tiket pesawat cukup mahal di dekade 70-an dan sebelumnya tentu tak jadi soal.

Sebab, saat itu, tren masyarakat bepergian naik pesawat belum terlalu tinggi. Bahkan, ada stigma bahwa penumpang pesawat haruslah orang berduit. Selain karena tiket mahal, setelannya pun juga tidak bisa sembarang pakai meskipun itu hanyalah aturan tak tertulis.

Akan tetapi, saat dunia semakin terbuka dan miliaran penumpang pertahun bepergian menggunakan pesawat, di samping kemampuan penumpang membayar tiket pesawat sudah jauh lebih merata, maskapai tak bisa membawa seluruh bagasi penumpang. Dari sini kemudian muncul ide untuk membatasi bagasi penumpang dan memberlakukan tarif bagasi atau bagasi berbayar.

Selain itu, membatasi bagasi penumpang, termasuk bagasi yang boleh masuk ke kabin (biasanya maksimal dua tas) dan memberlakukan kebijakan bagasi berbayar juga dapat meningkatkan efektivitas maskapai. Terlalu banyak bagasi sama dengan memperlambat proses boarding.

Alasan kedua adalah meningkatkan pendapatan. Maskapai penerbangan tidak banyak mengambil keuntungan dari penjualan tiket, berkisar tiga persen. Ini tidak sebanding dengan risiko. Sekali terjadi insiden, kerugian besar menanti. Faktor eksternal juga termasuk dalam risiko tersebut, salah satunya kenaikan harga Avtur.

Kenaikan harga Avtur yang kian tak stabil akibat politik global bisa disiasati salah satunya dengan mengenakan bagasi berbayar tanpa menaikkan harga tiket pesawat. American Airlines, misalnya, sejak tahun 2008 mulai menarapkan bagasi berbayar dan memperoleh pendapatan tinggi dari sana untuk menutupi harga Avtur yang melambung tinggi.

Baca juga: Lima Alasan Penumpang Pesawat Wajib Wrapping Bagasi

Pada tahun 2018, American Airlines membukukan pendapatan sebesar US$1,2 miliar atau sekitar Rp17 triliun dari bagasi berbayar, tertinggi di antara maskapai AS lainnya. Jelas itu bukan angka yang sedikit.

Alasan ketiga adalah membuat variasi antar kelas. Bagi penumpang yang ingin membeli tiket pesawat murah, mereka bisa memilih untuk menghindari bagasi alias membawa barang seperlunya. Jika tidak, mereka harus membayar lebih untuk bagasi yang dimuat di kargo pesawat.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Yang Terbaru