Ada-ada saja memang ulah penumpang pesawat, mulai dari menanggalkan pakaiannya di apron, adu jotos dengan penumpang lainnya, hingga yang baru-baru ini menjadi topik perbincangan hangat para warganet adalah seorang turis yang dilarang mengudara karena menggunakan pakaian terlalu ‘tebal’. Lho, kok bisa ya?
Baca Juga: Terlibat Adu Jotos di Dalam Kabin, Penumpang Ini Terpaksa Diturunkan
Dikutip KabarPenumpang.com dari laman dailystar.co.uk (16/1/2018), seorang pria yang diidentifikasi bernama Ryan Carney Williams ini mengenakan delapan celana dan 10 atasan sekaligus untuk memangkas biaya bagasi yang dikenakan untuk kopernya. Namun, usaha travel hack yang ia lancarkan tidak berjalan mulus dan berakhir dengan bencana. Ryan malah diamankan petugas bandara dan dilarang untuk masuk ke dalam pesawat.
Penolakannya mengudara bersama British Air didasarkan pada kriteria tunjangan bagasi yang tidak dipenuhi oleh Ryan. Aneh mendengar pernyataan yang dilontarkan oleh petugas, Ryan lalu merekam momen ketika ia meminta penjelasan dari sejumlah petugas yang mengenakan rompi berwarna kuning kehijau-hijauan tersebut.
Dalam video singkat yang ia unggah ke jejaring sosial Twitter ini, nampak salah seorang petugas berusaha untuk menutupi mukanya dari sorot kamera, sedangkan yang lainnya nampak acuh dengan apa yang sedang dilakukan oleh Ryan. Hingga seorang petugas wanita mendatangi Ryan dan menjawab pertanyaan, “Kenapa saya tidak diperbolehkan untuk terbang?” yang dilontarkan oleh pria berambut gimbal tersebut. Meskipun Ryan bersikeras bahwa dirinya tidak bersalah, namun ancaman datang dari salah seorang petugas bandara yang bertanya apakah perlu dirinya memanggil polisi.
Dalam video terpisah, Ryan mengunggah ‘penampakan’ dirinya yang dibungkus oleh pakaiannya sendiri. Cukup menggelikan melihat tampilan Ryan kala itu, dimana ia menjadi terlihat sangat besar akibat pakaian berlapis-lapis yang membebat dirinya, lengkap dengan syal yang terikat di lehernya.

Melengkapi video yang ia unggah ke Twitter, Ryan menuliskan, “Tertahan di bandara Keflavik, Islandia karena saya telah mengenakan semua pakaian dan tidak memiliki barang bawaan, dan mereka tetap tidak mengizinkan saya untuk terbang. Adakah isu ras di sini? Atau …”
Sejurus sesaat, cuitan tersebut menuai respon dari Londoners yang mengklaim bahwa dirinya telah melakukan pelanggaran sebelumnya, sehingga ia tidak diijinkan untuk terbang. Pada tanggal 11 Januari, atau tepatnnya sehari setelah Ryan mengunggah video tersebut, dirinya kembali menelurkan cuitan yang berbunyi, “DAN LAGI, dilarang mengudara dua kali oleh dua maskapai yang berbeda dalam waktu dua hari berturut-turut!”
Baca Juga: Salah Paham, Penumpang IndiGo Airways Adu Jotos dengan Petugas di Apron
Diduga, Ryan yang ditolak mengudara bersama British Airways lalu mengganti maskapai dengan menggunakan easyJet. Namun sayangnya, ia kembali ditolak. Salah seorang juru bicara dari British Airways mengatakan bahwa penolakan penerbangan Ryan bukan didasarkan pada pakaian berlapis yang ia kenakan, tapi karena sehari sebelum pemberangkatan, Ryan telah melakukan tindakan kekerasan.
Senada dengan British Airways, juru bicara easyJet menambahkan, “Kapten pesawat dan ground crew mengkhawatirkan laporan kekerasan yang dilakukan Ryan pada hari sebelumnya sehingga kami memutuskan untuk memberikan pengembalian dana dan menyarankannya untuk terbang menggunakan maskapai lain.”