Proyek kereta cepat Jakarta-Bandung semakin menunjukkan kepastian untuk hadir menambah transportasi yang bisa digunakan masyarakat. Hal ini ditandai dengan telah selesainya akuisisi lahan 113 km atau 80 persen dari total jalur KCJB sepanjang 142,3 km yang menghubungkan empat stasiun yaitu, Halim, Karawang, Walini dan Tegalluar Bandung.
Baca juga: Lintasi Hutan di Karawang, Pembebasan Lahan Kereta Cepat Jakarta-Bandung Optimis Tuntas Akhir Tahun
KabarPenumpang.com merangkum dari berbagai laman sumber, bahwa dengan ini pula, masih menunggu penentuan operator yang akan mengoperasikan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung (KCJB) tersebut. Penentuan tersebut bahkan membuat Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mendorong PT Kereta Api Indonesia (KAI) yang mengoperatori perkeretaapian Indonesia untuk menjadi operator mega proyek tersebut.
Dirjen Perkeretaapian Kemenhub Zulfikri mengatakan, pihaknya telah memberikan izin pada PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) sebagai badan usaha penyelenggara prasarana.
“Intinya kewenangan perusahaan membangun, mengoperasikan, merawat dan mengusahakan prasarana seperti jalurnya, bangunan dan fasilitas kereta cepat,” ujar Zulfikri.
PT KAI sendiri saat ini sebenarnya masuk dalam konsorsium PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) yang merupakan perusahan pemegang saham mayoritas PT KCIC. Zulfikri menambahkan, pihak Kemenhub bisa memberikan izin kepada badan usaha sarana (operator) dengan syarat sudah bekerja sama dengan badan usaha prasarananya.
“Sehingga PT KAI memiliki peluang untuk menjadi operator. Ini dikarenakan proyek yang sifat investasinya full maka akan ada kesepakatan secara b to b (business to business),” kata dia.
Direktur PT KAI Edi Sukmoro mengaku, sebaiknya proyek KCJB tersebut bisa diberikan kepada KAI sebagai operator tunggal. Sebab ini masih berkaitan dengan keberlanjutan pelayanan perkeretaapian bagi masyarakat Indonesia ke depan.
“Kami masih menunggu untuk keputusan PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC), apakah KAI menjadi operator. Saya sudah mengirim surat, saya berharap tidak ada lelang operator. Karena layanan kereta api di Indonesia itu ada sentuhan layanan publiknya,” ujarnya.
Dia menambahkan, bila pihak swasta hadir tanpa ada kolaborasi dan terjadi gangguan maka pelayanan akan diberhentikan. Tetapi bila PT KAI yang menjalankan, hal tersebut tidak akan dilakukan.
Edi menjelaskan, keberadaan kereta cepat ini pastinya akan diminati masyarakat karena kereta dari Jakarta-Bandung merupakan rute favorit.
Baca juga: Menteri Rini: “Jalur Kereta Cepat Jakarta-Bandung Akan Dilengkapi 13 Terowongan”
“Adanya kereta cepat, pasti akan dipilih oleh masyarakat. Apalagi kami sudah tidak bisa menambah lagi karena tidak ada sarana kereta,” ujar dia.
Manajemen KAI pun menegaskan pihaknya ingin operasikan kereta cepat Jakarta-Bandung tanpa mitra. “Jadi kami inginnya yang mengoperasikan hanya kami, tanpa mitra yang lain,” kata Edi