Berbading terbalik dengan di Indonesia, di Jepang kabarnya tengah terjadi penyusutuan jumlah angkatan kerja, alhasil beberapa sektor di Negeri Sakura mengalami kesulitan untuk mencari tenaga kerja. Berangkat dari hal tersebut, East Japan Railway Co (JR East) telah mencanangkan program pengoperasian kereta peluru Shinkansen dengan mekanisme tanpa awak di tahun 2021.
Baca juga: Beruang Serang Pekerja Konstruksi Kereta Peluru Shinkansen Gegara Kehabisan Biji Pohon Ek
Mengutip dari kyodonews.net (10/11/2020), disebutkan JR East akan melakukan uji coba otonom kereta peluru shinkansen seri E7 pada musim gugur mendatang, dengan tujuan mengoperasikan kereta secara otomatis di masa depan di tengah kekurangan tenaga kerja.
Yuji Fukasawa, presiden operator kereta api utama di JR East mengatakan pada konferensi pers, bahwa kereta Shinkansen dengan 12 gerbongnya akan melakukan beberapa uji coba sejauh 5 kilometer di Prefektur Niigata, barat laut Tokyo, antara Oktober dan November untuk pemeriksaan teknis.
Shinkansen seri E7, yang memiliki kecepatan tertinggi 260 km per jam dan melintasi Jepang bagian tengah dan timur. Untuk tahap uji coba, kereta peluru itu akan dikemudikan dari jarak jauh. Meskipun masinis ada di dalam kereta, mereka tidak akan mengoperasikan kereta dan hanya menangani keadaan darurat, sepintas mirip dengan operasional di MRT Jakarta.
Sementara untuk jadwal otomatisasi secara penuh pada Shinkansen, pihak operator belum memberikan keputusan.
Di balik itu semua, JR East berharap sistem otomatis akan mengurangi kesalahan manusia dan meningkatkan keselamatan sembari membantu mengatasi kekurangan masisnis di masa depan di tengah populasi usia kerja yang menyusut. Program otomatisasi kereta peluru di Jepang diperkirakan akan menyedot dana sekitar 200 juta yen (US$ 1,9 juta).
Pada saat pengujian di musim gugur, kereta juga akan diintegrasikan dengan komunikasi berbasis teknologi 5G lokal, yang memungkinkan transmisi informasi cepat di area tertentu. JR East memperkirakan test koneksi mobile broadband bakal menelan biaya 80 juta yen. JR East kabarnya telah melakukan tes serupa pada kereta api untuk jalur lingkar Yamanote Tokyo.