Kecanduan bermain game mobile? Ini ternyata bisa membawa bencana bagi pemain dan orang lain. Pasalnya selain tidak bisa berhenti bermain, seseorang juga melakukan tindakan bodoh serta membuat celaka atau menyulitkan orang lain.
Baca juga: Antisipasi Serangan Teror dan Bom Bunuh Diri di Stasiun, Singapura Gelar Simulasi Libatkan 120 Orang
Seperti yang belum lama ini terjadi pada seorang anak berusia 12 tahun yang berasal dari Bengaluru. Dia membuat panggilan ancaman bom ke Saluran Bantuan Polisi Kereta. Dari laporan itu dia mengaku menyimpan bom di Stasiun Yelahanka.
Dilansir KabarPenumpang.com dari laman hindustantimes.com (2/4/2022), hal itu kemudian langsung membuat pihak berwenang segera menanggapi dan menutup Stasiun Yelahanka selama 90 menit untuk mencari bom. Namun, nyatanya bom tidak pernah ada dan itu hanya tipuan dari anak yang juga pecandu PUBG tersebut.
Motif bocah laki-laki tersebut sebenarnya hanya untuk menghentikan teman sekelasnya naik Kacheguda Express di stasiun. Sebab bila temannya tersebut naik kereta, maka dia akan kehilangan rekan di PUBG dan harus berhenti bermain.
Untuk diketahui, telepon ini diterima Railway Helpline sekitar pukul 14.00 waktu setempat. Pada hari Rabu (30/3/2022), menyebabkan ketakutan dan membuat pihak berwenang menutup stasiun untuk operasi pencarian bom.
Namun, setelah memindai menyeluruah yang melibatkan Pasukan Perlindungan Kereta Api (RPF), regu anti-sabotase, dan regu anjing, ditetapkan bahwa panggilan itu adalah lelucon. Otoritas kereta api kemudian mencoba menghubungi nomornya beberapa kali, tetapi ponsel telah dimatikan.
Bocah itu dilaporkan menggunakan telepon yang diberikan orang tuanya. Otoritas keamanan kemudian melacak lokasi terakhir yang tersedia dan menemukan bahwa itu adalah sebuah rumah di Vinayak Nagar di Yelahanka.
Pemindaian dan pemeriksaan keamanan dilaporkan menunda semua kereta yang datang dan pergi dari stasiun Yelahanka hampir dua jam. Manajer Kereta Api Divisi Divisi Bengaluru, Shyam Singh, yang mengatakan bahwa regu penjinak bom polisi negara bagian harus memberikan izin tertulis kepada stasiun tersebut untuk melanjutkan operasi di stasiun tersebut, yang datang sekitar pukul 16.15, dan semua kereta dapat memulai kembali operasi pada pukul 17.00 waktu setempat.
Baca juga: TSA Kembangkan Alat Pendeteksi Bom di Stasiun Kereta Bawah Tanah New York
Hal ini kemudian membuat polisi yang berpakaian preman mengunjungi rumah bocah tersebut untuk menasihatinya. Orang tua dan anak itu diberikan konseling tentang bagaimana agar insiden itu tak lagi berulang.