Pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar atau PSBB di Jakarta membuat Polda Metro Jaya membuat beberapa titik pos pemeriksaan atau bisa dikenal dengan check point. Bahkan tidak hanya di Jakarta melainkan di seluruh Indonesia ada check point yang dibuat oleh Polisi Republik Indonesia. Kehadiran check point ini guna untuk meminimalisir kendaraan dari luar daerah masuk ke kota agar bisa mencegah penyebar luasan pandemi virus corona.
Baca juga: Intip Yuk 10 Destinasi Favorit Versi Awak Kabin
Nah, ternyata nama check point sudah ada sejak lama dan begitu terkenal di Jerman. Penasaran kenapa check point justru terkenal di Jerman? Ya, ternyata di Jerman ada yang namanya Checkpoint Charlie, yang pada era Perang Dingin merupakan titik di sepanjang Tembok Berlin. Nama Checkpoint Charlie sendiri diberikan oleh Sekutu Barat ke titik persimpangan Tembok Berlin.
KabarPenumpang.com merangkum dari berbagai laman sumber, kala Perang Dingin terjadi di Jerman, sepanjang area tersebut bayak warga Berlin Timur yang meninggal karena berusaha melarikan diri ke Jerman Barat. Tembok Berlin sendiri dibangun tahun 1961 silam dan runtuh pada 1989.
Kemudian ketika tembok runtuh di tahun 1989 maka pos pemeriksaan tersebut menjadi tempat wisata yang populer dan menjadi salah satu wisata utama di Berlin. Checkpoint Charlie adalah titik persimpangan di Tembok Berlin yang terletak di persimpangan Friedrichstraße dengan Zimmerstraße dan Mauerstraße serta berada di lingkungan Friedrichstadt.
Pos pemeriksaan Charlie ditunjuk sebagai titik persimpangan tunggal (berjalan kaki atau dengan mobil) untuk orang asing dan anggota pasukan Sekutu. Kala itu, anggota pasukan Sekutu tidak diizinkan untuk menggunakan titik persimpangan sektor lain yang dirancang untuk digunakan oleh orang asing, stasiun kereta api Friedrichstraße.
Sayangnya saat ini, Checkpoint Charlie menjadi campuran yang memalukan dari memorial, museum publik dan kepentingan pribadi untuk mengambil keuntungan dari ribuan pelancong setiap harinya. Di mana warga mengorganisir aktor yang berpakaian seolah tentara Amerika untuk berfoto dengan pelancong.
Mereka pun mengutip sekitar tiga Euro untuk sekali foto. Adanya praktik tersebut kemudian dilarang oleh otoritas Berlin pada November 2019 yang menyatakan bahwa para aktor tersebut telah mengeksploitasi pelancong dengan meminta uang untuk foto.
Karena hal ini kemudian pemerintah kota Berlin membangun kembali titik tersebut dan diubah menjadi alun-alun yang dilengkapi dengan Museum Perang Dingin. Nama Charlie ini sendiri diambil dari huruf C dalam alfabet fonetik NATO. Sedangkan Soviet secara sederhana menyebutnya Friedrichstraße Crossing Point.
Baca juga: Madeleine Schneider, Pilot Cantik yang Punya 1,1 Juta Followers Instagram
Jerman Timur secara resmi menyebut Checkpoint Charlie sebagai Grenzübergangsstelle (“Border Crossing Point”) Friedrich- / Zimmerstraße. Sebagai pos pemeriksaan Tembok Berlin yang paling terlihat, Checkpoint Charlie ditampilkan dalam film dan buku. Sebuah kafe dan tempat pengamatan terkenal bagi para pejabat Sekutu, angkatan bersenjata dan pengunjung, Cafe Adler (“Eagle Café”), terletak tepat di pos pemeriksaan. Itu adalah titik pandang yang sangat baik untuk melihat ke Berlin Timur sambil makan dan minum.