Tepat di malam Valentine, yakni 14 Februari kemarin, rupanya ada serangan siber (cyber attack) yang menargetkan maskapai di jaringan SAS Scandinavian Airlines dan disebut membahayakan layanan di dalam aplikasinya. SAS mengkhawatirkan bahwa serangan siber itu mungkin menargetkan data pelanggan.
Baca juga: Situs Layanan Bandara di AS Dilumpuhkan Hacker Pro Rusia
Prosedur penanganan dan solusi atas serangan siber tengah dijalankan dan sebagian besar masalah telah diperbaiki. Dikutip dari Simple Flying, tantangan bagi maskapai saat ini adalah usaha memperingatkan pelanggan untuk tidak menggunakan aplikasi sampai benar-benar dilakukan perbaikan secara penuh.
Karin Nyman, kepala pers di SAS, mengatakan bahwa maskapai sedang mencoba mencari solusi untuk melindungi situs web dan aplikasi perusahaan. Dia sebelumnya juga mengatakan bahwa pelanggan berisiko mendapatkan informasi palsu dari aplikasi, jadi lebih baik tidak menggunakannya.
Menariknya, itu bukan satu-satunya serangan siber yang menjadi berita utama di Swedia pada hari Selasa.Layanan televisi publik nasional negara itu, SVT, juga mengalami situasi serupa dan layanan harus dimatikan untuk beberapa waktu.
SVT merilis sebuah pernyataan, yang mengatakan bahwa sebuah kelompok hacker yang menamakan diri mereka “Anonymous Sudan” telah bertanggung jawab atas pelanggaran keamanan tersebut.
Sayangnya, insiden SAS bukanlah satu-satunya ancaman terhadap keamanan dunia maya maskapai dan bandara di seluruh dunia. Tahun lalu, maskapai Go First India menghadapi pembobolan akun Twitter ketika pengguna menyadari bahwa gambar profil akun tersebut menampilkan gambar Vitaly Dmitriyevich, seorang programmer Kanada dan salah satu pendiri Ethereum – sebuah platform yang berurusan dengan cryptocurrency.
Pada bulan September, TAP Air Portugal melaporkan bahwa informasi pribadi yang sensitif dari sejumlah penumpang yang dirahasiakan diposting ke dark web. Maskapai tersebut memperhatikan pelanggaran data ketika menemukan bahwa pihak ketiga yang tidak berwenang memiliki akses ke beberapa sistem TI.
Pada bulan Oktober, beberapa bandara utama AS menghadapi serangkaian serangan dunia maya. Seorang pejabat senior yang diberi pengarahan tentang serangan itu mengatakan bahwa itu berasal dari seseorang di dalam Federasi Rusia.
Baca juga: Pengakuan Seorang Hacker: Bisa Jatuhkan Pesawat Penumpang dari Kamar Tidur
Salah satu serangan siber maskapai penerbangan terbesar belakangan ini menyasar Cathay Pacific pada tahun 2018, di mana data pribadi, termasuk detail paspor, email, dan detail kartu kredit, hingga 9,4 juta penumpang diakses. Maskapai didenda £500.000 karena gagal melindungi informasi pelanggannya.