PT INKA memproduksi rangkaian kereta berpenumpang untuk Bangladesh sebanyak 50 unit. Rangkaian kereta ini memiliki nilai kontrak sebesar 13,8 juta dolar AS. Kereta dengan corak warna hijau dan garis putih ini siap untuk digunakan di Bangladesh. Pengiriman dimulai pada 30 Desember 2006. Perjalanan dimulai dari INKA memasuki Stasiun Madiun lalu dikirim melalui jalur kereta api dari Madiun melewati Kertosono dan berakhir di Stasiun Kalimas, Surabaya.
Rangkaian Kereta Api Seketika Anjlok Saat Pengiriman
Tepat pada tanggal 30 Desember 2006 pengiriman rangkaian kereta ini dilakukan pada pukul 2 pagi dan diberangkatkan dari Stasiun Madiun. Perjalanan masih tetap lancar dan aman setelah melewati beberapa stasiun. Saat itu pengiriman kereta ke Bangladesh sebanyak 6 unit kereta yang diberangkatkan dari total 50 unit kereta yang dipesan pemerintah di Bangladesh.
Namun, saat memasuki petak Stasiun Bagor – Stasiun Wilangan rangkaian ini mengalami anjlok yang tak terhindarkan. Anjlok tersebut berada tepat di Desa Awar Awar, Kecamatan Bagor, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur. Anjlok terjadi pada pukul 4 pagi dengan kecepatan 40 – 5p km/jam. Rangkaian KA pesanan Bangladesh tersebut anjlok hingga 4 kereta dan masing – masing 2 roda kereta diantaranya pun anjlok.
Perjalanan KA Terhambat hingga berjam – jam
Jalur kereta dari Madiun hingga Surabaya saat itu masih menggunakan single track (jalur tunggal). Jadi banyakny kereta api yang melewati jalur ini selalu ramai dan bergantian jika ada KA yang ingin berpapasan. Begitu halnya saat anjlok terjadi. Beberapa perjalanan kereta api yang hendak menggunakan jalur yang sama, jadi terhambat dan tidak bisa melanjutkan perjalanan hingga proses evakuasi anjlokan selesai dilakukan.
Beberapa kereta api yang terhambat perjalanannya adalah Kereta Api Bima dan Kereta Api Turangga. Menurut informasi lamanya proses evakuasi dan terhambatnya perjalanan KA hingga 5 jam, dengan terpaksa penumpang kereta api tersebut dialihkan dengan bus untuk melanjutkan perjalanan ke Surabaya.
Penyebab Anjlok KA Pesanan Bangladesh
Rangkaian KA yang anjlok memiliki penyebab saat melewati jalur tersebut. Saat itu rel yang digunakan petak Bagor – Wilangan masih menggunkana tipe rel R.42 atau 42 meter setiap persambungan rel. Jadi kecepatan masih dibatasi dari 40 hingga 60 km/jam. Apalagi jalur tersebut terdapat tikungan besar yang mengharuskan kecepatan kereta harus diminimalisir agar tidak terjadi anjlok atau kecelakaan lainnya.
Baca juga: PT INKA dan Standler Rail Sepakat Bangun Perusahaan Joint Venture di Banyuwangi
Insiden penyebab KA pesanan Bangladesh kali ini karena terdapat jalur bantalan rel yang tidak kuat menahan beban kereta baru itu. Bantalan yang digunakan saat itu memang sudah beton, namun ada beberapa ada yang masih menggunakan kayu jati sehingga rel dan bantalan saat dilewati rangkaian tersebut bergetar dan bergoyang. Jadi insiden yang terjadi pasca anjloknya rangkaian tersebut menyebabkan beberapa bantalan rel yang hancur. Beruntung dalam insiden ini tidak memakan korban jiwa. Sementara itu beberapa unit kereta yang tidak mengalami anjlok dilanjutkan perjalanannya menuju Stasiun Pelabuhan Kalimas, Surabaya. (PRAS – Cinta Kereta Api)