Kiansantang seorang prabu yang merupakan anak dari Prabu Siliwangi atau Sri Baduga Maharaja dengan Nyi Subang Larang. Nah nama Kiansantang ini dipakai untuk nama sebuah kereta oleh PT Kereta Api Indonesia (KAI) yang dioperasikan oleh Daerah Operasional (Daop) II Bandung.
Baca juga: KA Banyubiru Ekspres – Mati Karena Uzur dan Kalah Saing dengan Transportasi Lain
KA Kiansantang rencananya akan mengular direlasi Kiaracondong menuju Cianjur PP dengan meminjam rangkaian kereta Kahuripan yang tidak beroperasi di siang hari. Bahkan rangkaian kereta ini sudah diujicobakan melintas Padalarang – Cianjur.
Dirangkum KabarPenumpang.com dari berbagai laman sumber, KA Kiansantang rencananya akan dioperasikan pada 11 Maret 2014 setelah peluncuran kereta api Siliwangi jurusan Cianjur – Sukabumi. Sayangnya peluncuran kereta ini diundur karena masih memerlukan persiapan.
Bila KA Kiansantang ini sudah beroperasi, nantinya akan melengkapi rute jalur tengah yang sudah ada saat ini. Apalagi sebelumnya sudah diluncurkan KA Pangrango jurusan Bogor, kemudian kemarin diluncurkan KA Siliwangi yang melayani rute Cianjur – Sukabumi, dan akhirnya KA Kiansantang akan menyambung rute Cianjur – Bandung.
Kereta ini juga akan menggantikan KA Cianjuran yang tak lagi beroperasi sejak April 2013, dimana layanannya dihentikan karena KA lokal itu tidak ada kontrak PSO antara PT KAI dan pemerintah. KA Cianjuran melaju di jalur relasi Cianjur menuju Padalarang. KA Cianjuran merupakan rangkaian kereta api bisnis dua rangkaian yang ditarik oleh sebuah lokomotif BB 301 atau BB 304.
Kereta api ini melewati beberapa stasiun kecil, di antaranya Tagog Apu, Cipatat, Rajamandala, Cipeuyeum, Ciranjang, Selajambe, Tipar, Maleber. Dalam perjalanannya rangkaian kereta ini harus melalui kontur berat menanjak, seperti di Rajamandala-Tagogapu-Cipatat.
Masyarakat lokal banyak yang menjuluki kereta api ini dengan nama “Argo Peuyeum”, sebab banyak digunakan penumpangnya untuk mengangkut peuyeum (tape) dari daerah Cipeuyeum, Ciranjang, dan Cipatat ke Bandung. Kereta bisnis ini berangkat dari Stasiun Cianjur setiap hari menuju Stasiun Padalarang dengan rute empat kali sehari dengan waktu tempuh sekitar 1,5 jam.
Baca juga: KA Rajawali – Yang Telah Berhenti Beroperasi dan ‘Dilebur’ ke KA Harina
Sebelumnya, jalur ini merupakan jalur yang menghubungkan Kota Bandung dengan Kota Sukabumi, tetapi karena Terowongan Lampegan yang berada di desa Cibokor, Gunung Keneng, Cianjur, Jawa Barat runtuh pada 8 Februari 2001, maka jalur Bandung-Sukabumi pun ditutup, namun saat ini Terowongan Lampegan sudah selesai di renovasi oleh PT KAI.
Sayangnya, meski begitu, KA Kiansantang yang berencana dioperasikan Maret 2014, hingga kini sudah lima tahun berlalu bahkan tak pernah terlihat mengular dan beroperasi. Entah kapan PT KAI akan merealisasikan KA Kiansantang ini.