Selang tiga tahun sejak Stasiun ‘layang’ Gambir diresmikan pada tahun 1992, di tahun 1995 diwarnai momen penting dalam dunia perkeretaapian. Persisnya di era Presiden Soeharto tersebut PT KAI (d/h Perumka) untuk pertama kalinya merilis varian kereta eksekutif “Argo” dan lokomotif penarik CC203 yang langsung didatangkan dari Amerika Serikat. Dan mengawali hadirnya keluarga Argo, maka tak bisa dilepaskan dari ikon KA Argo Bromo Anggrek yang melayani rute Stasiun Gambir – Stasiun Pasar Turi.
Baca juga: Jadi ‘Paket’ Pada Peluncuran KA Argo, Ini Dia Lokomotif CC203 Penarik Kereta Eksekutif
Dirunut dari sejarah, KA Argo Bromo Anggrek ini diresmikan pada 31 Juli 1995 oleh Presiden Soehato, pada kesempatan yang sama juga diluncurkan KA Argo Gede yang melayani rute Stasiun Gambir – Stasiun Bandung. KA Argo Bromo Anggrek dan Argo Gede hadir untuk menandai Hari Teknologi Nasional yang jatuh pada 12 Agustus dan Hari Kemerdekaan Indonesia ke 50 tahun. KA Argo Bromo Anggrek punya label JS-950 yang berarti relasi Jakarta-Surabaya ditempuh sembilan jam perjalanan.
Dua tahun kemudian tepatnya pada 24 September 1997, Perusahaan Umum Kereta Api (Perumka) meluncurkan kereta api baru menggunakan rangkaian kereta berbogie K9 yang masih beroperasi hingga kini.
Ini menjadi kereta generasi kedua untuk Argo Bromo Anggrek yang mengusung jargon JS-852 yakni dari Jakarta-Surabaya ditempuh selama kurang lebih delapan jam 30 menit dan dioperasikan untuk memperingati 52 Kemerdekaan Indonesia. Pada masanya, KA ini adalah unggulan dari PT Kereta Api Indonesia (KAI) karena lebih bagus dari yang lainnya. Fasilitasnya pun lebih baik dari KA eksekutif lainnya seperti sandaran kaki, toilet dan pintu masuk otomatis.
Kereta ini adalah satu-satunya yang menggunakan bogie tipe K9/CL243 bolsterless, yaitu bogie yang dikembangkan bersama Alstom dari Perancis, yang terkenal nyaman dan menggunakan suspensi udara, serta mampu berlari hingga 120 km per jam. Pada masa-masa awal pengoperasiannya, Kereta api Argo Bromo Anggrek pernah memiliki kelas Super Eksekutif (penomorannya diawali dengan KZ), yang dioperasikan selama beberapa waktu.
Kereta KZ memiliki fasilitas yang lebih dari kelas eksekutif biasa, yaitu dengan adanya komputer dan kursi yang lebih lega. Kereta api ini juga diutamakan di setiap persilangan. Namun, kiprah kereta KZ ini tidak bertahan lama karena pada akhirnya kereta kelas ini kembali diubah menjadi kereta eksekutif pada umumnya.
Kereta api ini sempat berjalan bersama dengan pendahulunya, JS-950 Argo Bromo (non-Anggrek) hingga berhenti beroperasi awal dekade 2000-an seiring kebijakan rasionalisasi yang dilakukan oleh PT KA. Sejak dihapusnya kereta api JS-950 Argo Bromo, rangkaian keretanya dihibahkan kepada KA Bima.
Baca juga: Kereta Sleeper Berada di Rangakaian KA Argo Bromo Anggrek, Ini Fasilitas Mewahnya
Rangkaian ini juga sempat mengalami sekali retrofit di PT INKA sekitar 2000-an akhir dan itu mengubah warnanya dari pink menjadi ungu, meskipun tidak semua kereta Anggrek K9 ini mengalami proses retrofit. Ternyata, nama Argo Bromo Anggrek sendiri diambil dari nama gunung yang berada di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru di Jawa Timur.