Monday, November 25, 2024
HomeBus dalam kotaJumlah Sopir Bus Terinfeksi Covid-19 Melonjak, Singapura Canangkan Sopir Taksi Jadi 'Cadangan'

Jumlah Sopir Bus Terinfeksi Covid-19 Melonjak, Singapura Canangkan Sopir Taksi Jadi ‘Cadangan’

Covid-19 di Singapura rupanya berdampak pada tenaga kerja di layanan bus umum. Hal tersebut kemudian mendorong pemikiran, agar pengemudi (sopir) taksi dapat dilatih untuk mengemudikan bus sehingga dapat diaktifkan jika terjadi kekurangan awak bus yang mendesak.

Baca juga: Tak Berikan Struk Pembayaran, Pengemudi Taksi Singapura Kena Denda 50 Dollar

“Kita harus menyiapkan sistem cadangan yang dapat diaktifkan dalam waktu singkat untuk mengisi kesenjangan tenaga kerja yang mendesak,” ujar Melvin Yong, politisi Singapura di Parlemen saat debat anggaran Kementerian Perhubungan.

Pemikiran tersebut ada karena operator transportasi umum SBS Transit mengatakan pada 15 Februari lalu mereka menghadapi kekurangan hampir 80 pengemudi. Ini disebabkan banyaknya pengemudi yang saat dites Covid-19 hasilnya positif.

Yong mengatakan, adanya pelatihan tersebut agar para pengemudi taksi ini bisa mengemudikan bus sebulan sekali untuk menjaga keterampilan mengemudi dan keakraban rute. Dilansir KabarPenumpang.com dari straitstimes.com (8/3/2022), dia mencatat bahwa dua operator bus umum, SBS Transit dan SMRT, sudah memiliki perusahaan taksi dalam grup perusahaan mereka.

“Saya berharap Otoritas Transportasi Darat (LTA) dapat bekerja sama dengan Serikat Pekerja Transportasi Nasional (NTWU) untuk menginisiasi uji coba dengan kedua perusahaan tersebut,” tambah Yong yang juga sekretaris eksekutif NTWU.

Sementara itu, Ang Wei Neng (West Coast GRC) mengatakan Pemerintah harus memanfaatkan tren kerja jarak jauh yang disebabkan oleh pandemi untuk mengurangi permintaan perjalanan selama jam sibuk pagi hari. Layanan publik, yang mempekerjakan sekitar 150 ribu petugas, dapat mempertimbangkan untuk mendorong stafnya untuk terus bekerja dari rumah selama satu hingga dua hari setiap minggu, atau mengizinkan mereka pergi ke kantor setelah jam sibuk pagi.

Ang mengakatan, serikat pekerja juga dapat ikut serta untuk mendorong praktik serupa di sektor swasta. Bahkan jika Pemerintah berhasil mengurangi permintaan penumpang angkutan umum pada jam sibuk, Kementerian Perhubungan tidak boleh memperlambat pembangunan jalur MRT baru seperti Jalur Jurong Region dan Cross Island.

“Namun, kami dapat mempertimbangkan untuk mengurangi jumlah kereta yang dikerahkan untuk menghemat biaya operasi, pemeliharaan, dan aset tetap seperti rolling stock jika kami berhasil meratakan pola perjalanan jam sibuk,” katanya.

Anggota parlemen Partai Buruh Gerald Giam (Aljunied GRC) mendesak LTA untuk melakukan konsultasi publik dengan warga yang terkena dampak jika berencana untuk memotong layanan bus dengan penumpang rendah. Dia menyarankan agar LTA pertama-tama mempertimbangkan untuk beralih ke bus yang lebih kecil atau memperpanjang interval antar bus.

Baca juga: Imbas Lockdown, Singapura Sediakan Kamar Hotel untuk Pengemudi dan Teknisi Bus Asal Malaysia

“Jika layanan bus harus dihapus, frekuensi layanan feeder yang tersisa ke simpang susun atau stasiun MRT harus ditingkatkan untuk menggantikannya,” katanya.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Yang Terbaru