Dikenal sebagai negara yang paling tertutup di dunia, serba-serbi tentang Korea Utara menjadi menarik untuk dicermati. Meski akses penerbangan komersial yang sangat terbatas, akses keluar dan masuk Korea Utara masih ditopang oleh jalur kereta api, yang ironisnya juga terbatas ke dua negara, yakni Rusia dan Cina.
Baca juga: Setelah Tiga Tahun, Bandara Internasional Pyongyang Kembali Beroperasi Meski ‘Terbatas’
Bila jalur kereta antara Korea Utara dan Cina terhubung lewat sebuah jembatan, yang disebut Jembatan Persabatan Sino-Korea, atau dikenal sebagai Jembatan Sungai Yalu, maka jalur kereta antara Korea Utara dan Rusia, juga terhubung lewat sebuah jembatan persahatan, yang disebut Jembatan Tumangang.
Jembatan Persahabatan Korea–Rusia ini disebut Chosŏn–Rossiya Ujŏngŭi Dali, adalah jembatan kereta yang berdiri di atas Sungai Tumen. Jembatan ini diresmikan pada 9 Agustus 1959, yang saat itu sebagai pengganti jembatan kayu sementara.
Terletak tepat di hilir dari tripoint Cina–Korea Utara–Rusia, jembatan ini adalah satu-satunya titik penyeberangan di perbatasan Korea Utara–Rusia sepanjang 17 km. Jalur khusus diletakkan di antara rel yang memungkinkan penyeberangan kendaraan jalan raya dengan pengaturan tertentu, tetapi utamanya ini merupakan jembatan rel.
Jembatan Tumangang panjangnya mencapai 623 meter, terdapat dua rel ganda dengan ukuran lebar rel Rusia, yakni 1.520 mm. Sementara lebar jaringan rel di Korea Utara 1.435 mm. Jembatan ini dilayani oleh stasiun kereta api Khasan di wilayah Rusia dan Stasiun Tumangang di sisi sungai Korea Utara.
Baca juga: Jembatan Sungai Yalu – Jembatan Kereta Penghubung Cina dan Korea Utara
Pada bulan Oktober 2017, kabel serat optik yang melintasi jembatan memberi Korea Utara koneksi tambahan ke Internet global melalui penyedia TransTelekom Rusia, anak perusahaan dari operator kereta api nasional Rusia, Russian Railways.