Meningkatnya pelancong ke Jepang dalam beberapa waktu ke belakang – bahkan diprediksi jumlah tersebut akan terus menanjak hingga tahun 2020 mendatang, ini seperti bumerang bagi Negeri Matahari Terbit. Pasalnya, walaupun kehadiran wisman akan meningkatkan pendapatan negara tersebut, namun di sisi lain harus ada peningkatan fasilitas di sejumlah sarana publik, seperti kereta api dan stasiun. Ya, ini berkaitan dengan bentuk pengumuman dalam bahasa asing (Bahasa Inggris).
Baca Juga: 5 Stasiun Tersibuk di Dunia, Semua Ada Di Jepang!
Jepang memang terkenal akan penggunaan Bahasa Inggrisnya yang sangat terbatas. Andaikan ada yang lancar berbicara Bahasa Inggris pun, para wisman akan sedikit kesulitan untuk menangkap maksud dari si pembicara karena aksennya yang sangat unik.
Ambil contoh dari kasus gempa bumi yang mengguncang Osaka pada 18 Juni 2018 kemarin, dimana ketika gempa terjadi, sebuah layanan kereta yang tengah mengular terpaksa memperlambat laju sebelum berhenti di Stasiun Ashiya di Prefektur Hyogo. Di dalam rangkaian tersebut, nampak seorang wisman yang tampak bingung dengan kepanikan yang terjadi. Beruntung, ada seorang warga Jepang yang mengerti Bahasa Inggris dan menerjemahkan situasi yang terjadi.
Dilansir KabarPenumpang.com dari laman TheJakartaPost.com, Hikaru Nagano – Orang Jepang yang mahir Bahasa Inggris, lalu berlari menuju kompartemen masinis dan meminta ijin untuk membuat pengumuman bencana kepada para penumpang dalam rangkaian tersebut dalam Bahasa Inggris.
“Ini adalah pengumuman darurat. Ada gempa kuat di Osaka,” kata Nagano singkat. Ia menambahkan bahwa kereta akan berhenti di Stasiun Ashiya untuk sementara waktu. Setelah membuat pengumuman darurat tersebut, ia lalu mengarahkan penumpang dengan menggunakan Bahasa Inggris menuju pintu keluar.
Kendati aksinya tersebut terbilang melewati batas, namun pihak operator tetap mengapresiasi apa yang telah ia lakukan. “(Tindakannya) sangat membantu. Petugas kereta juga berterima kasih untuk itu,” kata seorang pejabat dari Hanshin Electric Railway.
Baca Juga: Berada di Jembatan Setinggi 40 Meter, Stasiun di Jepang ini Sukses Sedot Wisatawan
Dari contoh kasus ini, terlihat satu kelemahan dari pihak Jepang yaitu dalam penggunaan bahasa asing, khususnya dalam situasi darurat. Maka dari itu, ketika diselaraskan dengan salah satu gambaran Jepang pada 2020 mendatang – perhelatan Olimpiade Musim Panas. Semisal pada 2020 mendatang pihak Jepang belum menyelesaikan masalah ini sampai tuntas, bukan tidak mungkin akan lebih banyak lagi wisman yang kebingungan seperti contoh di atas.