Apa yang ada dibenak Anda saat mendekar nama Mogadishu? Sebagian besar mungkin membayangkan suasana ibu kota Somalia ini yang serba kacau, bangunan porak poranda dengan tingkat kriminalitas tinggi. Gambaran itu boleh jadi terpatri lantaran kuatnya pengaruh film Black Hawk Down (2001) yang menjadikan Mogadishu sebagai latar cerita tentang perang kota yang brutal antara pasukan elite Amerika Serikat dan ribuan milisi bersenjata pimpinan Farrah Aidid.
Baca juga: “Ojek Online” Hadir di Melbourne, Tawarkan Mobilitas Tinggi dan Rendah Emisi
Dan faktanya sampai saat ini kondisi Mogadishu masih menjadi kota yang terpuruk. Bahkan Somalia kini mendapat label sebagai basis perompak laut di Teluk Eden. Dunia internasional pun men-cap Somalia sebagai salah satu negara gagal.
Meski penuh keprihatinan, warga Mogadishu nyatanya berusaha bangkit. Di tengah situasi bisnis yang tidak jelas regulasinya, startup lokal berusaha mencari peruntungan pada penyediaan layanan transportasi. Adalah Gulivery yang pada 1 Mei 2019 resmi meluncurkan Go!, yaitu sebuah aplikasi ride hailing yang digadang beroperasi di sekitaran Mogadishu. Go! Bisa disamakan di Indonesia dengan GoJek dan Grab. Hanya saja layanan yang desediakan baru sebatas ojol (ojek online), itu pun masih terbatas dengan 20 armada. Identitas ojol asal Somalia ini dicirikan dengan motor berwarna kuning, serta pengemudi yang mengenakan rompi dan helm berwarna kuning.
Infrastruktur jalan raya yang buruk, ditambah identifikasi nama jalan yang tidak memadai dan urbanisasi yang tinggi menjadi tantangan besar dalam upaya penyediaan transportasi di Mogadishu. Dikutip KabarPenumpang.com dari qz.com (1/5), pendiri aplikasi Go! Deeq Mohamed menyatakan bahwa hadirnya ojol merupakan peluang ditengah keterbatasan sarana transportasi. “Bahkan moda ini bisa menambah peluang tenaga kerja baru,” ujar Deeq yang berharap dapat mengembangkan layanan ini di kota-kota lainnya.
Ojek motor sendiri sudah dikenal lama di Mogadishu, oleh warga kota dengan populasi 3 juta jiwa ini, ojek pangkalan (opang) disebut sebagai Boda Bodas. Dalam beberapa tahun ini, pertumbuhan Boda Bodas meroket dan menjadi tumpuan transportasi antar warga.
Baca juga: Populasi Ojek Online Meroket, Apakah ini Pertanda Bagus Untuk Ibu Kota?
Deeq Mohamed punya cita-cita luhur untuk mengembangkan Go! Ke seantero wilayah Afrika Timur. Pendanaan menjadi masalah terbesar untuk mewujudkan obsesinya, ia berharap investasi yang dikeluarkan dapat balik modal dalam waktu dua tahun. Rencananya Go! Bakal menambah armada 50 – 75 sepeda motor sampai akhir tahun ini.