Monday, March 31, 2025
HomeAnalisa AngkutanJalur Kenangan Banjar-Pangandaran dengan Sejuta Panorama Eksotis dan Bersejarah

Jalur Kenangan Banjar-Pangandaran dengan Sejuta Panorama Eksotis dan Bersejarah

Jalur kereta api Banjar-Cijulang mulai dibangun pada 1911. Pemerintah Hindia Belanda melihat pembangunan jalur ini sebagai pembuka isolasi daerah sekaligus langkah awal mengembangkan kawasan Pangandaran yang terkenal subur. Potensi ekonomi Pangandaran memang cukup besar. Salah satu hasil bumi yang menjadi andalannya adalah padi. Jalur ini membentang sekitar 82 kilometer, termasuk dalam Wilayah Aset II Bandung.

Keunikan jalur ini terletak pada jumlah jembatan dan terowongan yang melintasinya. Terdapat empat terowongan, di antaranya Terowongan Batulawang (281,5 meter), Terowongan Hendrik (105 meter), Terowongan Juliana (147,70 meter), dan yang paling mengesankan, Terowongan Sumber atau dulu dikenal dengan nama Terowongan Wilhelmina (1.116,10 meter).

Selain keempat terowongan yang memiliki nama-nama unik, ada pula jembatan yang membentang pada jalur tersebut yakni Jembatan Cikacepit dengan panjang 290 meter dan Jembatan Ciputrapinggan dengan panjang 34 meter yang sempat roboh pada tahun 1950 akibat banjir bandang dari luapan Sungai Ciputrapinggan.

Jembatan Cikacepit yang dijadikan aset cagar budaya PT KAI dengan rangka jembatan yang masih kokoh. (Foto: Dok. Istimewa)

Jembatan dan terowongan KA tersebut memiliki nilai sejarah yang sangat tinggi dan menjadi daya tarik wisata edukasi. Dari total jarak 82,16 kilometer, 72 kilometer adalah lintasan datar, sementara sekitar 10 kilometer adalah menembus pegunungan. Informasi berbagai sumber mengatakan bahwa total jembatan yang dibangun ada 54 unit dengan panjang total 1.520 meter.

Tapi yang kini dijadikan cagar budaya adalah tiga jembatan terpanjang. Masing-masing jembatan Cikacepit atau Cipamotan sepanjang 310 meter dengan kedalaman 38 meter, kedua jembatan Cipambokongan sepanjang 299 meter dengan kedalaman 40 meter, dan ketiga jembatan Cikabuyutan panjang 176 meter dengan kedalaman 34 meter.

Sempat kabar yang menggembirakan dari informasi akan kembali dibuka pada jalur Banjar-Cijulang ini, sempat ada upaya reaktivasi pada tahun 1997 dan wacana yang digaungkan kembali pada tahun 2018 oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, namun hingga kini, jalur ini masih terkatung-katung dalam sejarah.

Rencananya reaktivasi dilakukan setelah jalur kereta api Cibatu–Cikajang direaktivasi karena lahan yang masih memungkinkan dibandingkan Rancaekek–Tanjungsari dan Cikudapateuh–Ciwidey. Hingga saat ini sepanjang jalur dari Banjar sampai ke Cijulang, saat ini memang sudah banyak yang diduduki warga, bahkan dengan bangunan permanen. Sehingga wacana reaktivasi jalur KA tersebut belum ada titik terang untuk direaktivasi kembali.

Inilah “Hendrik”, Terowongan Kereta Terpendek di Indonesia

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Yang Terbaru