Monday, April 7, 2025
HomeAnalisa AngkutanJadi Pesawat Tersukses dalam Sejarah, Dekade 90-an Jadi Periode Tersulit Boeing 737!...

Jadi Pesawat Tersukses dalam Sejarah, Dekade 90-an Jadi Periode Tersulit Boeing 737! 2.700 Pesawat Digrounded

27 Januari 2002 silam, Boeing 737 berhasil mencatatkan diri sebagai pesawat pertama dalam sejarah penerbangan dunia yang berhasil membukukan 100 juta lebih jam terbang. Meski begitu, Boeing 737 bukan tanpa masalah. Di dekade 90-an, keluarga Boeing 737 mengalami masalah besar pada rudder pesawat dan menyebabkan dua kecelakaan fatal.

Baca juga: Ini Deretan Maskapai Pertama yang Operasikan Setiap Tipe Boeing 737, Ada Maskapai Indonesia!

Perjalanan Boeing 737 mencapai 100 juta lebih jam terbang dimulai pada April 1967 saat Boeing 737-100 atau generasi pertama melakoni penerbangan perdana. Disusul debut perdananya bersama Lufthansa pada Februari 1968 dan United Airlines pada keesokan harinya menggunakan seri yang lebih panjang, 737-200.

Adapun seri klasik 737-300 dan -400 pertama kali terbang mulai Februari 1984, diikuti seri klasik berikutnya Boeing 737-500. Lambat laun, Boeing 737 terus mendapat tempat terbaik di hati penumpang dan maskapai.

Namun, sedang jaya-jaya di pangsa pasar pesawat narrowbody global, bersaing dengan keluarga Airbus A320, Boeing 737 mendapat ujian berat dengan serangkaian kasus. Dua di antaranya adalah kecelakaan fatal pada United Airlines flight 585 pada 3 Maret 1991 dengan 23 korban jiwa dan USAir flight 427 pada 8 September 1994 dengan total 132 korban jiwa.

Dilansir Simple Flying, usai investigasi FAA terhadap dua kecelakaan tersebut, disimpulkan bahwa kerusakan pada valve atau katup membuat rudder pesawat rusak dan bergerak sendiri tanpa intervensi pilot atau dikenal dengan istilah hardover rudder.

Dua tahun berselang atau pada tahun 1996, Boeing mengakui bahwa masalah rudder Boeing 737 dapat membahayakan penerbangan dan meminta untuk menggrounded serta memeriksa seluruh pesawat tersebut, baik seri awal atau generasi pertama, klasik, maupun NG.

Dampak dari perintah FAA tersebut tidak main-main. Sedikitnya, 2.700 unit pesawat keluarga Boeing 737 di seluruh dunia terpaksa digrounded sebelum Boeing melakukan berbagai langkah-langkah menjamin keamanan pesawat.

Hardover rudder sendiri adalah kondisi dimana rudder, yang berfungsi untuk membelokkan pesawat serta terhubung dengan sistem landing gear, berada pada posisi ke kanan sekali atau ke kiri sekali. Andai hardover rudder ini terjadi di ketinggian dan kecepatan rendah, pesawat bisa terjun bebas tanpa bisa dicegah pilot dan itulah yang terjadi pada dua insiden di atas.

Ketika itu, pada 3 Maret 1991, pesawat Boeing 737-291 United Airlines flight 585 terbang reguler dari Denver ke Colorado Springs, Colorado, Amerika Seriat, membawa 20 penumpang dan 5 kru. Pesawat berusia sembilan itu mengalami kecelakaan tepat sebelum mendarat akibat rudder memaksa pesawat berbelok ke kanan tanpa perintah pilot.

Sayangnya, penyelidikan Dewan Keselamatan Transportasi Nasional (NTSB) tidak menemukan adanya cacat rudder. Disimpulkan bahwa hembusan angin misterius menyebabkan pesawat kecelakaan.

Baca juga: Berapa Banyak Pesawat Boeing 737 All Series yang Masih Terbang dan dalam Pesanan?

Barulah pada kecelakaan USAir flight 427, masalah pada rudder pesawat keluarga Boeing 737 terungkap. Kebalikan dari United Airlines flight 585 yang banting setir ke kanan, flight 427 dilaporkan tiba-tiba berbelok ke kiri dan masuk ke jurang.

Setelahnya Boeing diminta untuk mendesain ulang rudder dan kecelakaan tidak terulang, menandakan bahwa hardover rudder benar-benar menyebabkan terjadinya kecelakaan.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Yang Terbaru