Pesawat umumnya diklaim bebas dari patogen berbahaya semisal MERS dan Covid-19 berkat adanya filter HEPA (High Efficiency Particle Filter). Filter HEPA adalah salah satu komponen pesawat yang berfungsi untuk menyaring partikel dari udara dengan diameter sekitar 0.3 mikrometer dengan tingkat filter micron rating yang sangat tinggi (high-efficiency).
Baca juga: Jangan Lupa Cuci Tangan Selesai Bersihkan Ruang Pribadi di Kabin Pesawat
Dalam kondisi normal, kurang dari separuh udara dari kabin masuk ke filter ini dan kembali tersirkulasi. Menurut dokumen manufacture, dengan spesifikasi demikian, filter HEPA mampu menyaring virus MERS dan Covid-19.
Akan tetapi, perlu dicatat, filter HEPA bekerja hanya saat pesawat sedang beroperasi, bukan saat pada posisi non operasi. Oleh karenanya, partikel atau patogen berbahaya yang dibawa oleh penumpang dan tertinggal di pesawat perlu ditangani dengan baik, sebelum pesawat tersebut kembali digunakan melayani penerbangan penumpang.
Sesuai arahan Kementerian Kesehatan dan Karantina Kesehatan Pusat Bandara Soekarno Hatta, setiap operator dan provider harus melakukan tindakan khusus pada semua pesawat terbang sebagai langkah pencegahan penyebaran virus Corona. Tindakan khusus tersebut dapat diwujudkan dengan rutin melakukan upaya kebersihan pesawat, baik untuk pesawat yang sudah aktif maupun yang masih standby.
Arahan tersebut biasanya disikapi maskapai dengan cara berbeda-beda, ada yang menangani prosedur kebersihan pesawat sendiri dan ada pula yang ditangani oleh pihak kedua. Salah satu perusahaan yang kompeten menangani prosedur ketat di dunia penerbangan, termasuk kaitannya dengan ini, adalah GMF- Aeroasia.
Dalam mencegah paparan Corona di pesawat, anak perusahaan Garuda Indonesia itu melakukan perawatan PROLONG MAINTENANCE yang di dalamnya terdapat item-item kebersihan dan kondisi general interior-exterior serta menjaga serta mengontrol kelembapan udara (dengan memberikan silica gel).
“Prolong Maintenance tersebut dilakukan secara periodicaly sesuai dengan ketentuan yang telah disepakati dengan masing-masing customer. Hal tersebut dilakukan agar kondisi pesawat tetap terjaga (safety) dan selalu siap apabila sewaktu-waktu pesawat tersebut digunakan,” bunyi keterangan tertulis yang diterima KabarPenumpang.com.
Selain itu, disebutkan, untuk pesawat-pesawat yang statusnya standby, seat cover dan cushionnya juga dilepas dan disimpan dengan baik. Pada saat pesawat akan digunakan untuk terbang kembali, GMF-Aeroasia akan menyiapkan minimum dua hari sebelumnya. Dimulai dari kebersihan cabin, exterior, hingga pemasangan cushion.
Baca juga: Tak Semua Kabin Pesawat Dilengkapi Filter HEPA, Apakah Aman dari Covid-19?
Tak lupa, proses pembersihan kabin pesawat dilakukan dengan menggunakan prosedur disinfeksi ketat, untuk mencegah penyebaran virus Corona di pesawat, baik terhadap awak pesawat maupun penumpang.
Teknisnya, untuk pesawat widebody, GMF biasanya mengerahkan lima orang petugas kebersihan. Adapun pesawat-pesawat narrowbody, perusahaan hanya mengerahkan tiga orang petugas untuk membersihkan secara bertahap dari mulai kabin, kokpit, ruang kargo, dan bagian-bagian pesawat lainnya yang banyak disentuh petugas dan penumpang.