Dalam peresmian integrasi transportasi pada hari ini, Rabu (29/9/2021) di Stasiun Tebet, ada empat kegiatan yang akan dicanangkan. Direktur utama PT Moda Integrasi Transportasi Jabodetabek (MITJ Tuhiyat mengatakan, yang pertama adalah sistem pertiketan dan tarif integrasi. Yang mana sistem ini dilaksanakan oleh PT JakLingko Indonesia.
Baca juga: Tandatangani MoU, TransJakarta dan MRTJ Siap Integrasikan Moda Transportasi Berbasis Massal
Bahkan JakLingko sebelum peresmian integrasi sudah menghasilkan kartu yang diuji coba secara terbatas di KRL, MRT Jakarta, TransJakarta dan LRT Jakarta. Tuhiyat mengatakan, dalam integrasi ini ada tiga fase yang dilakukan untuk memudahkan masyarakat dalam menggunakan transportasi umum.
“Pada fase 1 ini, JakLingko sudah menyelesaikan pencanangan kartu dan aplikasi. Kemudian di fase 2, JakLingko akan melakukan Mobility as a Service (MaaS)
yang ditargetkan selesai pada Maret 2022, dan fase 3 di mana JakLingko membuat account base ticketing yang selesai pada agustus 2022,” ujarnya.
Tuhiyat mengatakan, nantinya jika project ini selesai secara utuh, maka konektivitas tiketing di Jakarta akan sempurna. Kegiatan kedua adalah pembangunan JPM dan revitalisasi Stasiun Sudirman yang pembangunannya dalam prengerjaan dan ditargetkan selesai bersamaan dengan LRT Jabodebek yakni Agustus 2022.
Kegiatan ketiga adalah penataan stasiun tahap kedua yang meliputi Stasiun Tebet, Palmerah, Gondangdia, Manggarai dan Jakarta Kota.
“Penataan stasiun tahap dua ini adalah kegiatan berkelanjutan dari tahap satu yang dilakukan di Stasiun Juanda, Pasar Senen, Tanah Abang dan Sudirman yang sudah diresmikan 17 Juni 2020 lalu. Hari ini kita akan menyakinkan penataan Stasiun Tebet dan Palmerah. Progres penyelesaian pembangunan tiga stasiun yang lain yakni Manggarai 95 persen dan Gondangdia 69 persen, keduanya ditargetkan selesai tahun ini, Stasiun Jakarta Kota target selesai 2022,” jelas Tuhiyat.
Kegiatan terakhir adalah penandatanganan dokumen integrasi transportasi Jabodetabek. Di mana sebelumnya sudah dilakukan kajian menyeluruh untuk menyusun konsep integrasi transportasi Jabodetabek. Kajian itu dibutuhkan enam dimensi intergrasi yakni, fisik, manajemen, layanan, tiket, penyediaan informasi dan brand.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, hadirnya sistem integrasi ini, merupakan keharusan transportasi massal. Karena Jabodetabek adalah satu ruang yang besar dan tak mungkin dibiarkan sendiri sehingga harus ada kerja sama dengan kota lainnya.
“Manggarai dalam waktu dekat jadi central station, koneksi tebet sehingga membuat kemudahan warga Jakarta ke Jawa Timur atau Tengah. Mengerjakan sistem dan saran yang ada di sini. Empat kegiatan ini buat satu pelayanan ini jadi baik. masyarakat apresiasi dan gunakan secara baik, tanpa kolaborasi dan integrasi ini tak bisa laksanakan baik,” ujar Budi Karya.
Dia menambahkan, bahwa pemerintah pusat berikan regulasi, untuk kemudahan di mana yang lama di cepatkan, yang susah dimudahkan serta lakukan terbaik, sehingga pekerjaan harus terlaksana dengan baik. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebutkan, kehadiran integrasi ini agar masyarakat Jakarta menggunakan transportasi umum.
“Meninggalkan kendaraan bermotor pribadi menjadi transpotasi umum. Sistem ini bukan hanya nyaman tapi berkeadilan. Sehingga kalau tuntas, sistem ini ada price diferentation di mana kita memberi harga berbeda pada penumpang berbeda,” jelas Anies.
Baca juga: Jembatan Penyeberangan Multi Guna ‘Serambi Temu’ Koneksikan Beragam Moda Transportasi
Anies menyebutkan, price diferentation ini diberikan kepada pelajar, lansia, guru, veteran atau orang berjasa. Sehingga dengan ini transportasi publik memberikan penghargaan kepada mereka untuk penghormatan. Dia menambahkan, bila nantinya ini dilakukan, akan membuat Jakarta sama dengan kota maju di negara lainnya.