Sebuah studi yang dilakukan oleh Applied Economics & Management, Research Group yang berbasis di University of Seville, Spanyol, mengemukakan pandangannya tentang perbedaan hubungan antara kereta api berkecepatan tinggi dan pariwisata di Eropa dengan hubungan antara pesawat dengan pariwisata di Eropa. Namun setelah ditelaah lebih jauh lagi, ternyata kedua hal ini bukanlah untuk dicari perbedaannya, melainkan untuk dikembangkan agar bisa saling terintegrasi.
Baca Juga: Kementerian Pariwisata Gandeng Jetstar Bangun Pariwisata Indonesia
Dikutip KabarPenumpang.com dari laman sciencedaily.com, seorang Profesor Ekonomi bernama José Ignacio Castillo Manzano mengatakan bahwa terdapat hubungan komplementer antara perjalanan udara dan jaringan perkeretaapian berkecepatan tinggi yang keduanya sama-sama akan memberikan dampak positif terhadap sektor pariwisata di suatu destinasi tertentu – tidak terkecuali Benua Biru. Ia beranggapan bahwa diperlukannya pengembangan strategi antara kedua belah operator agar mereka bisa bekerja sama untuk mengembangkan sektor pariwisata.
Namun di sisi lain, kendati positif, José Ignacio juga tidak menampik bahwa kerja sama antara kedua operator beda moda ini tidak terlalu berdampak banyak terhadap sektor pariwisata yang sudah disebutkan di atas. “Kereta api berkecepatan tinggi lebih berhubungan erat dengan pariwisata dalam negeri, dan tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap pariwisata internasional,” pungkas José Ignacio.
Mengambil contoh pada jaringan kereta cepat Spanyol, AVE, José Ignacio beranggapan bahwa wisatawan mancanegara tetap bisa mengandalkan perjalanan udara untuk menyambangi daerah lain di Negeri Matador semisal tidak ada jaringan kereta cepat ini. “Bahkan tidak ada bukti empiris yang mengatakan bahwa berkat koneksi kereta api berkecepatan tinggi (AVE), wisatawan asing memperpanjang masa tinggal mereka di negara tersebut,” tandasnya.
Selain berhasil menyimpulkan poin di atas, José Ignacio juga mengatakan bahwa negara-negara dengan pendapatan per kapita dan harga di sektor pariwisata yang lebih rendah adalah mereka yang menarik lebih banyak wisatawan asing untuk mengunjungi wilayah tertentu di dalam suatu negara. Berbeda dengan negara maju adalah mereka yang lebih banyak mengoptimalkan dan menggali potensi pariwisata nasional baru.
Baca Juga: Angkasa Pura I Dorong Sektor Pariwisata Solo Raya Untuk Pengembangan Berkelanjutan
Pada akhirnya, José Ignacio berkesimpulan bahwa, “Kerja sama yang baik dari pasangan transportasi dan pariwisata adalah jaminan terbaik dari masa depan kedua sektor yang mampu meningkatkan ‘derajat’ suatu negara ini.” Tutup José Ignacio.