Rover robotika milik Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA), Perseverance, berhasil tiba di Planet Mars Jumat (19/2) waktu Indonesia. Tak hanya itu, NASA juga membawa helikopter mini bernama Ingenuity untuk melakukan penelitian.
Baca juga: Usai Kirim Foto Pertama dari Mars, Robot NASA Bakal Cetak Rekor Ini
Ingenuity nantinya akan mencatatkan rekor sebagai kendaraan dengan baling-baling pertama di dunia yang mengudara di planet lain.
Lebih penting dari sekedar rekor, Dr. Adams, insinyur sistem pesawat ruang angkasa untuk misi Dragonfly NASA ke Titan, bulan Planet Saturnus, berpandangan bahwa ke depan akan lebih banyak helikopter yang digunakan untuk penelitian di Mars, terlepas dari berhasil tidaknya helikopter Ingenuity melakukan penerbangan di Mars selama dua tahun ke depan.
Dilansir csmonitor.com, sebelum benar-benar bisa terbang dan resmi mencetak rekor, helikopter seberat 1,8 kg, tinggi 48 cm, dan bentang rotor mencapai 1,2 meter yang disembunyikan dalam ‘perut’ Perseverance ini, harus melewati sejumlah rintangan.
Mars diketahui memiliki atmosfer sekitar satu persen volume Bumi. Artinya, segala apapun yang ada di Mars mengalami tekanan yang jauh lebih sedikit daripada di Bumi. Gravitasi di Mars juga kira-kira sepertiga dari yang ada di Bumi.
Menyikapi tantangan tersebut, tim robotik Ingenuity telah menguji desain helikopter di Bumi ruang bertekanan khusus yang disimulasikan mirip lingkungan di Mars. Terkait masalah gravitasi, Ingenuity sudah dilengkapi tambatan ke bagian atas helikopter untuk mengurangi bobotnya. Selain itu, helikopter ini juga dibuat dengan bahan-bahan ringan serta rotor yang lebih panjang, rigid, dan berputar lebih cepat dari yang biasa dilakukan di bumi.
Ketika beroperasi, helikopter Ingenuity mengandalkan sistem navigasi optik. Kita tahu, Planet Mars belum memiliki jaringan satelit yang mengorbit sehingga mustahil untuk menghubungkan jaringan GPS Ingenuity.
Sistem navigasi optik berarti Ingenuity mengandalkan kamera canggih untuk mengambil gambar di sekeliling, mendeteksi, dan mengidentifikasi gambar-gambar tersebut sebagai sebuah data untuk mencapai tujuan programnya.
Tantangan lain adalah seberapa kuat helikopter Ingenuity bertahan di udara. Helikopter ini memang bisa menyerap tenaga dari sinar matahari atau dibekali dengan panel surya. Tetapi, berbeda dengan rover Perseverance, yang berada di daratan Mars, Ingenuity berada di udara dan butuh kekuatan lebih agar tetap bisa bertahan.
Saat ini, helikopter Ingenuity tengah bersiap untuk melakukan lima tes atau pengujian, dimana tiga di antaranya berkaitan dengan kemampuan penerbangan dan navigasi dasar. Adapun sisanya mendorong Ingenuity mencapai batas maksimalnya di Planet Mars untuk kepentingan pengembangan helikopter lainnya di masa mendatang.
Dr. Adams menyebut, berhasil atau tidaknya helikopter Ingenuity terbang serta dalam misi membantu rover Perseverance dalam mengumpulkan data dan mencari tanda-tanda kehidupan kuno di kawah Jezero Crater, yang dulu merupakan sebuah danau pada 3,9 miliar tahun silam, itu tidak akan jadi masalah.
Menurutnya, di masa mendatang, penelitian di Mars akan lebih banyak dihiasi oleh helikopter. Bahkan, bila teknologi yang ada masih cukup sulit untuk mengirim manusia pertama ke Mars, helikopter bisa menjadi pengganti manusia untuk mempelajari Planet Merah itu lebih jauh.
Baca juga: NASA Andalkan Roket Nuklir Kirim Manusia ke Mars di 2035
Pola akan hal itu sudah pernah terjadi di masa lalu. Pada tahun 1997, rover Sojourner milik NASA di bawah misi Mars Pathfinder berhasil menjelajah planet itu untuk pertama kalinya dalam sejarah. Ketika itu, rover Sojourner sebetulnya tidak terlalu bersinar. Sebab, Sojourner hanya melakukan perjalanan sekitar 100 meter.
Meski demikian, itu berhasil memantik penelitian lain untuk menjelajah Mars lebih jauh, melebihi capaian rover Sojourner, sampai detik ini.