Saturday, October 26, 2024
HomeAnalisa AngkutanInsiden Penumpang 'Mandi Keringat' di Airbus A320-200 Super Air Jet, Inilah Beberapa...

Insiden Penumpang ‘Mandi Keringat’ di Airbus A320-200 Super Air Jet, Inilah Beberapa Penyebab AC Mati di Pesawat

Direktorat Jenderal Perhubungan Udara (Ditjen Hubud) Kementerian Perhubungan dikabarkan akan melakukan lakukan inpeksi lebih lanjut terhadap pesawat Airbus A320-200 PK-SAW dari maskapai Super Air Jet rute Denpasar (DPS) menuju Jakarta (CGK) dengan kode penerbangan IU-737 yang mengalami gangguan teknis berupa pendingin udara mati selama 2 jam saat terbang pada Selasa (21/3/2023) lalu.

Baca juga: Dikomplain Penumpang, Super Air Jet Buka-bukaan 4 Sumber Kebisingan ‘Normal’ di Pesawat

“Saya mendapatkan informasi bahwa pesawat tersebut mengalami gangguan pada sistem pengatur tekanan udara di cabin sehingga membuat suhu udara di kabin pesawat tinggi dan membuat penumpang menjadi tidak nyaman karena kepanasan,” ungkap Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub M. Kristi Endah Murni dalam keterangannya, Jumat (24/3/2023), dikutip dari cnbcindonesia.com.

Ia mengatakan, pihaknya telah menginstruksikan agar memberikan teguran kepada maskapai Super Air Jet atas terjadinya permasalahan tersebut. Di sisi lain, Ditjen Hubud melakukan inspeksi lebih lanjut untuk memastikan bahwa pesawat tersebut aman untuk digunakan kembali.

Super Air Jet diminta untuk melakukan investigasi internal atas terjadinya permasalahan tidak berfungsinya sistem pendingin kabin pesawat dan melakukan tindakan perbaikan yang diperlukan agar permasalahan ini tidak terulang kembali, selain itu Super Air Jet diminta melakukan pembinaan kepada personil penerbangan jika ditemukenali melaksanakan tugas diluar Standar Operational Prosedur (SOP) yang berlaku.

Dia juga mengimbau agar seluruh maskapai terus meningkatkan pelayanan serta mengutamakan keselamatan dan keamanan penerbangan. Apalagi sebentar lagi akan menghadapi periode angkutan udara lebaran (angleb) dimana mobilitas masyarakat sangat tinggi.

“Pada periode persiapan angkutan udara lebaran (angleb) tahun ini, kami akan melakukan ramp inspection/inspeksi terhadap pesawat yang akan beroperasi melayani mudik lebaran. Saya mengingatkan kembali para operator di bidang penerbangan untuk mematuhi prinsip 3S+1C dalam penerbangan yaitu Safety, Security, Services dan Compliance (kepatuhan pada aturan yang berlaku),” tutupnya.

Atas kejadian tersebut CEO Super Air Jet, Ari Azhari meminta maaf. Ari mengatakan terdapat indikasi sistem pengatur tekanan udara di kabin tidak berfungsi sebagaimana mestinya saat berada di ketinggian 30 ribu kaki (9.144 meter). “Gangguan ini menyebabkan suhu udara di kabin menjadi lebih tinggi dari semestinya,” kata Ari dalam keterangan resmi, Rabu (22/3/2023).

Di dunia penerbangan terdapat beberapa penyebab matinya pengatur udara – AC (air conditioning) pada kabin, di antaranya adalah:

1. Kegagalan pada sistem listrik
AC pesawat dioperasikan menggunakan sistem listrik yang kompleks, dan jika terjadi masalah pada sistem tersebut, maka AC bisa mati.

2. Masalah pada sistem pendingin
AC pada pesawat menggunakan sistem pendingin yang terdiri dari kompresor, kondensor, evaporator, dan freon. Jika salah satu komponen tersebut bermasalah, maka AC bisa mati.

3. Kebocoran pada sistem pendingin
Jika terjadi kebocoran pada sistem pendingin, maka kinerja AC akan menurun dan akhirnya bisa mati.

4. Kontaminasi pada sistem pendingin
Jika sistem pendingin terkontaminasi oleh kotoran atau benda asing lainnya, maka kinerja AC bisa menurun dan akhirnya bisa mati.

5. Overload pada sistem
Jika terlalu banyak beban yang ditempatkan pada sistem AC, maka kinerjanya bisa menurun dan akhirnya bisa mati.

Baca juga: Dilarang Merokok di Pesawat tapi Disediakan Asbak, Kenapa Demikian?

Untuk menghindari masalah ini, pesawat dilengkapi dengan sistem pemantauan dan perawatan yang ketat. Jika terjadi masalah terkait hal tersebut, maka maskapai wajib memperbaiki atau mengganti pesawat sebelum penerbangan berikutnya.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Yang Terbaru