Pilot wannabe tentu sudah terbayang bahwa ada begitu banyak panel di kokpit yang terbagi ke dalam dua instrumen, yaitu flight instrument (instrumen penerbangan) dan flight control (kontrol penerbangan). Masing-masing dari dua itu tentu fungsinya cukup krusial terhadap keselamatan penerbangan.
Baca juga: 5 Kesalahan Populer Pilot Pemula Saat Taxi, Nomor Tiga Butuh Insting Tajam
Di antara banyak instrumen, dalam hal ini instrumen penerbangan, setidaknya, ada enam instrumen penerbangan dasar atau biasa disebut ‘six pack’ yang harus dikuasai pilot pemula dan tentu saja pilot senior.
Meski pesawat modern sudah menggunakan glass cockpit atau electronic cockpit, yaitu kokpit yang instrumen-instrumennya berupa layar monitor yang menampilkan berbagai informasi secara terkomputerisasi, tetapi bukan berarti pilot wannabe melupakan ‘six pack’ bukan? Dikutip dari aviatorshq.com, berikut enam instrumen dasar penerbangan.
1. Altimeter
Altimeter adalah suatu instrumen yang dipakai untuk mengetahui ketinggian pesawat terhadap suatu landasan atau tinggi pesawat terhadap permukaan laut.
Altimeter atau pengukur tinggi yang kita bicarakan dikenal dengan nama barometer altimeter atau pressure altimeter. Pressure altimeter sebetulnya adalah sebuah barometer atau pengukur tekanan atau pengukur perbedaan tekanan yang hasil pengukurannya dinyatakan dalam satuan panjang bukan dalam satuan tekanan (feet).
Untuk dapat menggunakan altimeter dengan baik adalah penting untuk mengetahui prinsip bekerjanya dan efek dari pada tekanan barometrik pada altimeter.
2. Indikator Kecepatan Udara (Pitot Static System)
Airspeed Indicator atau Indikator Kecepatan data mungkin tak asing bagi avgeek di Indonesia. Sebab, ini kerap dihubungkan dengan penyebab kecelakaan pesawat Boeing 737 MAX Lion Air JT610.
Indikator kecepatan sendiri adalah bagian dari sistem instrumen pitot-static. Tabung pitot adalah alat pengukur tekanan pada aliran fluida untuk menentukan kecepatan dari pesawat udara serta kecepatan udara dan gas.
Tabung ini merekam tekanan pada sayap dan permukaan bagian depan pesawat. Data ini kemudian dibandingkan dengan data tekanan yang didapat dari static-port pada bagian lain pesawat.
3. Indikator Kecepatan Vertikal (Sistem Statis Pitot)
Vertical Speed Indicator atau Indikator Kecepatan Vertikal Instrumen ini menampilkan kecepatan pendakian/penurunan pesawat setiap waktu (dinyatakan dalam feet/minute). Jika bernilai positif, artinya pesawat sedang melakukan pendakian (climbing), sebaliknya jika negatif artinya pesawat sedang menurun (descending).
4. Attitude Indicator
Attitude Indicator atau biasa juga dikenal sebagai Gyro Horizon atau Artificial Horizon adalah instrumen yang berfungsi untuk menunjukkan letak pesawat terhadap garis horison. Instrumen ini dapat memberi informasi ketinggian nose pesawat terhadap garis horison saat sedang mengudara sehingga dapat menghindari peristiwa stall akibat nose yang terlalu tinggi atau terlalu rendah.
Baca juga: Inilah Para Pengguna Augmented Reality di Industri Dirgantara
5. Heading Indicator (Gyroscopic System)
Heading Indicator atau Giro Direksi merupakan instrumen yang menunjukkan heading dari pesawat relatif terhadap arah utara berdasarkan letak geografis dari bumi. Instrumen ini dikalibrasi berdasarkan arah utara kutub magnet bumi (dari Magnetic Compass) untuk meningkatkan kepresisian penunjukan arah.
Pada pesawat-pesawat jet saat ini, Heading Indicator digantikan oleh HSI (Horizontal Situation Indicator) yang selain menampilkan informasi heading juga menampilkan informasi navigasi (VOR/ILS).
6. Turn Indicator (Gyroscopic System)
Turn Indicator menampilkan pergerakan aileron dan rudder yang digunakan untuk membelokkan pesawat.