Pandemi Covid-19 telah mengubah perjalanan udara. Terbukti, saat ini, penumpang setidaknya wajib hadir empat jam sebelum keberangkatan pesawat untuk proses skrining surat bebas Corona.
Baca juga: Intip Konsep Peacock Suites, Desain Hotel ‘Terbang’ Super Mewah Pesawat di Masa Depan
Belum lagi kewajiban memakai masker mulai masuk sampai keluar, disinfeksi, pengecekan suhu tubuh, pemeriksaan ulang, sampai tes swab ulang di bandara tujuan (rute internasional).
Di tataran interior, tentu saja Covid-19 banyak yang mendorong terjadinya perubahan, salah satunya mengkosongkan kursi tengah. Lebih dari pada itu, maskapai penerbangan bisa menghadirkan berbagai hal baru, seperti sekat partisi antar kursi dengan beragam teknologi dan konsep serta kursi khusus mandiri di pesawat.
Sayangnya, tidak menerapkan itu lebih lanjut (dan memilih fokus pada efisiensi) meskipun survei membuktikan adanya inovasi itu justru membuat penumpang merasa lebih aman.
Tetapi, meski bagaimapun juga, perubahan di kabin yang dipercaya tetap akan terjadi di masa mendatang. Itu pula yang mendorong berbagai firma desain membuat konsep desain kabin di masa depan pasca pandemi Covid-19 berakhir. Salah satunya PriestmanGoode.
Perusahaan asal London, Inggris, belum lama ini meluncurkan desain Pure Skies, konsep kabin masa depan. Konsep yang turut diperlombakan di ajang Crystal Cabin Award 2021 ini pada prinsipnya mengusung tiga tema; ruang pribadi, kebersihan, dan perjalanan tanpa sentuhan.
“Karya terbaru dari studio ini merepresentasikan inovasi pragmatis. Dengan manfaat dari pengalaman lebih dari 30 tahun, kami tahu bagaimana memanfaatkan desain untuk mencapai perubahan jangka panjang yang positif,” kata Nigel Goode, Co-founding Director di PriestmanGoode, seperti dikutip dari Simple Flying .
“Kami telah melihat ke depan untuk membayangkan skenario masa depan dan mempertimbangkan penumpang baru yang ditunjukkan oleh pandemi (Covid-19) global untuk memastikan desain kami dapat diterapkan dalam beberapa tahun dan persyaratan pengguna dan maskapai selama bertahun-tahun ke depan,” sambung.
Tiga tema yang diusung tadi (ruang pribadi, kebersihan, dan perjalanan bebas sentuhan) kemudian dibagi menjadi dua kelas. Dua itu normalnya disebut kabin kelas ekonomi dan kabin kelas premium (kelas bisnis dan first class). Tetapi, konsep kabin Pure Skies karya PriestmanGoode coba menghilangkan kata ‘kelas’ tersebut dan diganti dengan Pure Skies Rooms (kelas premium) dan Pure Skies Zones (kelas ekonomi).
Di Pure Skies Rooms, sebagaimana namanya, feri disuguhkan ruang private dengan sekat partisi menutup sampai langit-langit kabin dan dilengkapi tirai. Tak hanya itu, terkait tiga tema yang diusung, penumpang juga dimudahkan untuk mengoperasikan layar IFE pesawat dengan bantuan aplikasi khusus yang bisa diunduh di ponsel masing-masing.
Tak cukup sampai di situ, kursi anti mikrobanya juga dirancang tanpa jahitan membentuk sedemikian rupa sehingga kursi dinilai berbentuk huruf ‘U’ untuk menghindari celah pada kursi yang bisa menjadi sarang virus dan bakteri. Desain itu juga memudahkan maskapai membersihkan dan mendisinfeksi kursi.
Baca juga: Inilah Economy Sky-Dream, Tempat Tidur Tiga Tingkat untuk Penumpang Kelas Ekonomi Jarak Jauh
Kursi serupa juga dihadirkan PriestmanGoode di kabin Pure Skies Zones, dilengakapi dengan sekar partisi tinggi sampai ke langit-langit di setiap kursi. Menariknya, semua kursi kabin Pure Skies bisa bereaksi terhadap sinar UVC dan perawatan terhadap panas, sehingga sangat mudah dibersihkan.
Hanya saja, untuk kabin Pure Skies Zones, itu tidak dilengkapi dengan layar IFE dan meja lipat di sandaran kursi pesawat. Jadi, penumpang mau tak mau makan menggunakan baki maskapai dengan bantuan paha dalam posisi menempel satu sama lain. Cukup merepotkan, bukan?