Black box pesawat Boieng 737-500 Sriwijaya Air PK-CLC dengan nomor penerbangan SJ-182 akhirnya ditemukan. Dari dua komponen black box atau kotak hitam, tim SAR baru menemukan black box Flight Data Recorder (FDR) pada tanggal 12 Januari lalu. Adapun black box Cockpit Voice Recorder (CVR) masih dalam pencarian setiap hari sselama 1×24 jam.
Usai ditemukan dan diangkat dari laut, black box FDR kecelakaan pesawat Sriwijaya Air rute Jakarta-Pontianak ini langsung direndam air bersih atau air payau. Mengapa demikian?
Dikutip dari usatoday.com, Jhon Cox, eks kapten pilot maskapai US Airways menuturkan bahwa alasan black box harus terendam di air untuk mengaktifkan sensor underwater locator beacon (ULB) pasca ditemukan bias. Sebab, ketika ditemukan dan diangkat ke daratan, sinyal ping dari black box sudah tak penting lagi.
Justru, pasca ditemukan dan diangkat ke daratan, black box, entah itu FDR ataupun CVR, harus masuk ke laboratorium untuk diunduh melalui komputer khusus yang mampu membaca data-data black box. Jadi, sekali lagi, tidak penting sinyal ping black box pasca ditemukan.
Jawaban mengapa black box wajib direndam air usai ditemukan, menurut Jhon Cox, adalah untuk mencegah terjadinya endapan, seperti garam atau mineral, yang mengering di black box. Jika itu terjadi, black box rawan disfungsi ketika dibuka di laboratorium, sekalipun sudah dibersihkan dengan mesin pengering khusus.
Sebab, mesin pengering hanya mampu menghilangkan air dari black box, bukan menghilangkan endapan garam, mineral, ataupun pasir secara maksimal.
Demikian juga sebaliknya, bila black box tidak direndam air bersih atau air payau pasca ditemukan dari dasar lautan, dikhawatirkan black box menjadi kering dan lengket efek dari garam dan mineral. Normalnya, black box memang dalam keadaan kering. Namun, ketika jatuh ke lautan dan diangkat, maka, black box tidak boleh lagi dalam keadaan kering.
Baca juga: KNKT: Ada 7 Tipe Black Box dengan Parameter Berbeda
Proses pengeringannya pun tidak boleh sembarangan. Salah-salah prosedur pengeringan, maka, black box berpotensi rusak alias data-datanya tak bisa terbaca, sesuatu yang sangat tak diinginkan ketika sebuah kecelakaan terjadi.
Seperti yang sudah diketahui bersama, di dalam black box ada CVR dan FDR. Di FDR dan CVR terdapat Emergency Locator Transmitter (ELT) atau disebut juga ULB di sumber lain. Nah, ELT atau ULB itulah yang memancarkan sinyal ping. Adapun FDR menyimpan rekaman data penerbangan selama 25 jam (teknologi modern bisa sampai 70 jam). Sedangkan CVR menyimpan rekaman suara di kokpit selama 30 menit sampai 2 jam (teknologi terbaru bisa mencapai 25 jam).