Profesi kopilot di masa depan bisa dibilang tak aman disebabkan teknologi. Saat ini, perusahaan Jerman, AeroSys, diketahui tengah mengembangkan Goose, teknologi kopilot digital masa depan. Bila tak ada aral melintang, tahun 2022 Goose sudah bisa beroperasi terbatas dan baru pada tahun 2024 kopilot digital ini ditargetkan bisa beroperasi secara komersial bersama maskapai.
Baca juga: Dukung Single Cockpit, Honeywell Luncurkan Sistem Kokpit Anthem Berbasis Cloud Pertama di Dunia
Seiring perkembangan teknologi, peran manusia di dunia penerbangan menjadi sangat terbatas. Dahulu, kokpit diisi oleh lima orang, termasuk pilot dan kopilot, radio operator, navigator, dan flight engineer. Tiga terakhir sudah lenyap digantikan teknologi. Kini, satu lainnya, yaitu kopilot/pilot, sudah diatur untuk disingkirkan di masa mendatang.
Belum lama ini, Cathay Pacific mengumumkan rencana menerbangkan armada Airbus A350 dengan satu pilot mulai tahun 2025 mendatang. Itu dilakoni di hampir seluruh penerbangan jarak jauh A350, dengan catatan proses sertifikasi berjalan lancar sesuai rencana. Dengan begitu, kebutuhan pilot maskapai Hong Kong itu bisa ditekan.
Saat ini, Cathay Pacific telah memulai mimpi berbalut Project Connect tersebut bersama Airbus untuk mengembangkan operasi penerbangan jarak jauh A350 dengan hanya satu pilot.
Kendati demikian, Cathay Pacific belum akan meluncurkan penerbangan A350 satu pilot usai mendapat sertifikasi dari regulator. Begitu juga dengan Goose, si kopilot digital. Keamanan akan menjadi proritas utama semua pihak dan masih mengkaji pendapat para penumpang terkait itu.
Dilansir Simple Flying, ide membuat kopilot digital Goose bermula dari keinginan pribadi Hahn, pilot profesional di AS, pada tahun 2019. Ketika itu, ia merancang hadrware untuk membantu memberi tahunya tentang potensi pelanggaran wilayah udara.
Teknisnya, perangkat yang dilengkapi GPS ini akan memberitahu Hahn melalui suara saat ia mendekati wilayah udara yang memerlukan izin sebelum memasukinya. Ini kemudian dikembangkan Hahn untuk memperiksa daftar checklists yang biasa digunakan.
Setelah dirasa sangat bermanfaat untuk diri sendiri, Hahn kemudian berbagi kisah tentang Goose si kopilot digital. Siapa sangka, ternyata mereka antusias dan beberapa meminta dibuatkan alat serupa. Dari situ, ide bisnis Hahn bekerja dan terbesit untuk fokus mengembangkan alat itu.
Sayangnya, itu terbentur dari segi pendanaan. Saat diputuskan untuk mencari investor pun, hampir tak ada yang mau dan percaya terhadap gagasan kopilot digital. Tak mau putus asa, Hahn datang ke DLR (Jerman Aerospace Center) dan diterima dengan tangan terbuka.
Saat ini, Goose, yang menjadi produk dari AeroSys, tengah menyempurnakan kopilot digital untuk membantu operasi single pilot. Ditargetkan, pada Agustus 2022 mendatang, Goose yang sudah disertifikasi bisa digunakan di pesawat-pesawat kecil. Pada tahun 2024, itu ditargetkan bisa beroperasi di maskapai komersial.
Baca juga: Menghilangkan Kopilot dari Dunia Penerbangan Sipil, Mungkinkah?
Sebagai kopilot digital, fungsi Goose sesuai dengan kopilot sungguhan. Ia dapat mengingatkan pilot tentang caranya terbang; mendengarkan komunikasi antara pilot dengan ATC berserta instruksinya, sehingga bilamana pilot tidak sesuai dengan instruksi yang diberikan, Goose akan memperingatinya; mengingatkan pilot saat mereka kehilangan fokus; dan lainnya.
Saat ini, Goose masih berupa hardware kotak kecil seukuran radio mini yang dicolok kabel sesuai kebutuhan. Ke depan, AeroSys sedang memutar otak agar itu ditanam langsung di pesawat menjadi satu kesatuan, bukan hardware yang terpisah. Andai ini terjadi, bagaimana dengan nasib pilot di masa mendatang? Menarik dinanti.