Mabuk laut sudah menjadi hal yang lazim dialami sebagian orang ketika menggunakan jasa pelayaran. Namun, ada yang menarik di Jepang, pasalnya ada yang disebut sebagai “Vomit Ship atau Kapal Muntah.” Sudah bisa ditebak, mengapa kapal ini dijuluki kapal muntah, ya karena hampir rata-rata penumpang yang menaiki kapal ini akan terkena efek dari mabuk laut, mulai dari pusing, mual, hingga akhirnya jackpot alias muntah.
Baca juga: Memahami Penyebab Mabuk Laut dan Cara Mengatasinya
Dikutip dari soranews24.com (18/12/2021), yang dimaksud sebagai kapal muntah adalah kapal Ferry Yonakuni. Kapal ferry ini berangkat dari Pulau Ishigaki menuju Pulau Yonaguni di sisi selatan Jepang. Kapal ferry ini hanya berlayar dua kali seminggu, pada hari Selasa dan Jumat, dengan perjalanan kembali dari Yonaguni tersedia pada hari Rabu dan Sabtu.
Disebutkan durasi perjalanan kapal ferry ini kurang lebih 4,5 jam, dan penumpang dimanjakan dengan pemandangan indah pulau-pulau terpencil, terutama di Pulau Ryukyu, yang membentang ke barat daya dari Kyushu hingga Taiwan.
Biaya yang dipatok untuk mencoba kapal muntah (Gero Fune – dalam Bahasa Jepang) adalah 3.550 yen (US$30,92) untuk sampai ke Yonaguni, dan 3.250 yen untuk perjalanan pulang, sehingga total perjalanan pulang pergi menjadi 6.800 yen. Karena pemandangan yang indah, umumnya penumpang bergembira pada tahap awal melakoni perjalanan.
Reporter soranews24.com Masanuki Sunakoma yang menjajala pelayaran tersebut mengatakan, kapal muntah terbilang sangat bersih, namun setelah 30 menit berlayar, seiring gelombang yang mengajun, rasa pusing dan mual mulai dirasakan kebanyakan penumpang. Setelah mencoba bertahan, beberapa menit ia mulai tak tahan, dan dia merasakan kebutuhan yang tiba-tiba untuk berada di dekat toilet demi keamanan.
Dia berlari menuju kamar mandi, berpegangan pada pegangan tangan yang diberkati itu agar dia tidak terbang di sekitar kabin di tengah goyangan yang kuat. Ketika dia akhirnya tiba di kamar kecil, dia melihat sekilas wadah ini, dan secara naluriah bergerak ke arahnya. “Oh, ya…aku akan melakukannya di sini”, ujar Masanuki sambil mencengkeram pegangan di wastafel, membungkuk untuk melakukan apa yang dia sebut sebagai “ritual mabuk laut pertama”.
Setelah muntah, Ia merasa sedikit lebih baik, Masanuki membersihkan diri dan keluar dari toilet, hanya untuk melihat antrean panjang orang yang menunggu untuk menggunakan kamar kecil, semuanya dengan wajah yang sama tegang dan pucatnya seperti wajahnya.
Baca juga: Tukang Gorengan ini Gunakan ‘Kantung Muntah’ Garuda Indonesia Sebagai Bungkusnya
Kapal Ferry Yonakuni benar-benar memenuhi julukannya sebagai “kapal muntah”, dan Masanuki perlahan berjalan ke ranjang susun untuk berbaring dengan putus asa. Setelah melihat arloji, masih ada waktu tiga jam yang masih harus dilalui dengan kapal maut ini, dan apesnya, saat itu belum ada tanda-tanda ayunan gelombang akan mereda.