Teka-teki puing logam yang sebelumnya diduga badan pesawat berakhir sudah. Puing logam yang ditemukan pada Senin (4/1) sore oleh seorang warga bernama M Yusuf itu dikonfirmasi merupakan serpihan roket milik CNSA atau China National Space Administration.
Baca juga: Wahana Antariksa Cina Bawa Pulang 2 Kg Tanah dan Bebatuan dari Bulan ke Bumi
Sebelumnya, pada 18 Juli 2018, roket tingkat 3 CZ-3A milik Cina juga pernah menimpa Indonesia, tepatnya di Maninjau, Sumatera Barat, melengkapi temuan roket Cina lainnya, CZ-3A, yang juga pernah jatuh di Indonesia pada 14 Oktober 2003 di Bengkulu.
“Diperkirakan bahwa serpihan benda yang menyerupai badan pesawat tersebut merupakan bagian dari badan roket milik China yang meledak di angkasa dan jatuh di perairan Laut Jawa dan terbawa ombak terdampar di Teluk Ranggau, Desa Sei Cabang Kecamatan Kumai, Kabupaten Kobar,” kata Kapolres Kotawaringin Barat AKBP Devy Firmansyah kepada wartawan, Rabu (6/1).
Lebih lanjut, polisi mengungkapkan bahwa puing yang tertulis CNSA itu bagian dari badan roket yang meledak April silam. Kala itu, CNSA meluncurkan roket Long March-5B yang membawa versi uji coba dari pesawat luar angkasa berawak generasi baru Cina, untuk memulai misi pembangunan stasiun antariksa Cina.
CNSA atau Badan Antariksa Nasional Cina saat ini memang belum mempunyai stasiun antariksa atau stasiun luar angkasa internasional. Sejauh ini, stasiun antariksa masih dimonopoli oleh teknologi dan investasi gabungan NASA (AS), Rusia, dan Eropa.
Meski demikian, sepak terjang Badan Antariksa Cina tak bisa dipandang remeh. Selain sudah memulai proyek prestisius, menjelajah Mars serta membangun stasiun luar angkasa internasional dengan teknologi dan biaya sendiri, tak seperti stasiun antariksa milik NASA, Rusia, dan Eropa, belum lama ini Cina untuk pertama kalinya berhasil terbang dan lepas landas dari bulan.
Dilansir The New York Times, wahana antariksa Cina, Chang’e 5, dikabarkan berhasil lepas landas dari bulan untuk memulai misi kembali ke bumi dengan membawa pulang bebatuan dan tanah seberat 2kg. Sampel tersebut nantinya akan diteliti lebih jauh untuk mengungkap berbagai fakta, termasuk awal mula terbentuknya bulan, kepercayaan bahwa bulan pernah terbelah, hingga asal mula penciptaan tata surya.
Bila tak ada aral melintang, ini merupakan pengembalian sampel pertama sejak 40 tahun terakhir, dimana pesawat ruang angkasa Soviet melakukannya pada 1970-an. Sebelumnya, astronaut Apollo AS membawa kembali ratusan pon batuan bulan di tahun 1960-an.
Wahan antariksa Cina Chang’e 5 jelas telah menghidupkan kembali wacana tentang Cina suatu hari akan mengirim astronaut ke Bulan, menjadi negara ketiga yang berhasil mengirim astronot ke bulan, dan mungkin membangun pangkalan ilmiah di sana. Meskipun tidak ada jadwal yang jelas terkait proyek itu. Cina sudah meluncurkan laboratorium pengorbit sementara pertamanya pada 2011 dan yang kedua pada 2016.
Badan Antariksa Nasional Cina sendiri didirikan pada 22 April 1993, jauh dibanding NASA yang sudah berdiri sejak 1 Oktober 1958. Setelah lama berproses, 10 tahun kemudian, CNSA akhirnya berhasil menyelesaikan misi antariksa berawak pertama mereka bersama roket Shenzhou 5 yang diluncurkan pada 15 Oktober 2003. Pesawat antariksa Shenzhou tersebut diluncurkan dari wahana peluncuran Long March 2F.
Baca juga: Selain Biak, Wilayah Ini Juga Potensial untuk Luncurkan Roket SpaceX di Indonesia
Ke depan, dengan perkembangan teknologi di Negeri Panda itu, misi penjelajahan Mars CNSA bukan tak mungkin akan melampaui NASA.
Sebagai informasi, terkait temuan serpihan logam roket CNSA di Kalteng, sebelumnya, kejadian serupa juga pernah terjadi pada 2016 lalu. Kala itu, empat Bagian Roket Falcon 9 milik SpaceX dengan nomer seri 41730, jatuh dan ditemukan di Kecamatan Gili Raja dan Giligenting, Sumenep, Jawa Timur.