Lokomotif BB200 merupakan salah satu lokomotif diesel elektrik milik PT Kereta Api Indonesia (KAI). Lokomotif ini besutan pabrik General Motors Electro-Motive Division yang berbasis di Amerika Serikat dengan transmisi daya DC-DC yang pernah beroperasi di Indonesia sejak 1957 atau 63 tahun silam.
Baca juga: Lokomotif Uap D1410, Kembali Beroperasi Jadi Kereta Wisata di Solo
BB200 sendiri adalah lokomotif diesel elektrik model kedua setelah GC200 dan merupakan kakak dari lokomotif BB201 yang diproduksi oleh pabrikan sama. KabarPenumpang.com merangkum dari berbagai laman sumber, lokomotif tersebut memiliki daya mesin sebesar 950 HP dengan susunan gandar (A1A)(A1A) yakni dengan dua bogie dan memiliki tiga gandar.
Tetapi masing-masing hanya ada dua gandar yang digerakkan oleh motor traksi. Sebab agar tekanan setiap gandarnya rendah dan tidak melampaui daya dukung jaringan rel kereta ketika lokomotif melintas jaringan rel.
Nomor seri BB200 merupakan lokomotif bermodel EMD G8U6yang dibeli oleh Djawatan Kereta Api Republik Indonesia pada tahun 1957. Dari kontrak pembelian yang tertanggal 6 April 1956 ada sebanyak 35 unit lokomotif BB200 yang beroperasi di lintas Jawa.
Di mana ke 35 lokomotif ini dibagi diantaranya 27 unit di antaranya dialokasikan di dipo Semarang Poncol, empat unit di dipo Kertapati, satu unit di dipo Tanjung Karang, serta tiga sisanya (BB200-10, BB200-11 dan BB200-18) adalah produk afkir. Dari semua lokomotif ini satu persatu kemudian dilengkapi dengan abar angin atau rem udara tekan secara bertahap untuk melengkapi rem vakum.
Secara teknis long hood (hidung panjang) merupakan bagian depan dari lokomotif tersebut, bukan hidung pendeknya yang dengan kata lain, kabin masinisnya ada di belakang seperti halnya lokomotif uap. BB200 pun hanya memiliki satu meja layanan masinis dan ini menjadikannya berbeda dengan lokomotif sebelumnya yakni CC200.
Di mana CC200 memiliki dua meja layanan masinis (dan dua kabin masinis) di tiap ujungnya. Sehingga bisa dikatakan masinis akan lebih ergonomis jika mengoperasikan BB200 ke arah long hood. Uniknya lokomotif yang satu ini memiliki plat nomor yang terletak di sisi kiri dan kanan lampu utama di tiap ujungnya.
Memiliki fisik yang sama dengan lokomotif EMD G8 lain di seluruh dunia, anehnya negara pembuatnya yakni Amerika Serikat tidak memiliki lokomotif ini. Hal tersebut karena dayanya kurang besar yang mana di Negeri Paman Sam tersebut daya rata-rata minimum lokomotif yang diproduksi GM-EMD adalah 2000 hp sedangkan EMD G8 hanya 875 hp.
Meski daya relatif kecil, lokomotif ini bisa melaju dengan kecepatan hingga 110 km per jam. Di Indonesia, lokomotif BB200 pernah menarik kereta Bima, Mutiara Utara, Pandanaran, Senja Utama dan Purbaya, serta untuk pengangkutan barang.
Bahkan tahun 1968, lokomotif ini pernah mengalami kecelakaan dengan KA Bumel di Ratu Jaya, Depok yang memakan korban sebanyak 116 jiwa. Pada tahun 1984, diadakan rehabilitasi untuk memperpanjang masa pakai lokomotif BB 200. Ini menyebabkan sampai dengan awal dekade 2000-an, sejumlah BB200 masih bisa beroperasi, walaupun dinasannya tidak sebanyak dulu.
Sayangnya GM-EMD serta penerusnya, Electro-Motive Diesel tidak memproduksi suku cadang untuk lokomotif ini, maka lokomotif ini mulai terlupakan dan kebanyakan rusak termakan usia dengan pasokan suku cadang yang tidak mencukupi, ditambah lagi dengan kebijakan standarisasi armada yang diterapkan oleh PT KAI menjadi Lokomotif Diesel Elektrik dengan model yang lebih seragam seperti CC201, CC203 dan CC204.
Pada bulan Juni 2006, komunitas rail fans Indonesia, Indonesian Railways Preservation Society (IRPS), mengajukan proposal kepada KAI untuk mempreservasi lokomotif BB200 dipo induk Semarang Poncol. Sehingga di September 2006, lokomotif dengan nomor BB200-29 sudah bisa beroperasi lagi.
Kemudian menyusul pada bulan Agustus 2007, lokomotif dengan nomor BB200-21 berhasil diperbaiki. Kedua lokomotif tersebut akhirnya beroperasi berkat komponen dari lokomotif BB200 lainnya yang afkir. Lokomotif BB200 yang terakhir beroperasi adalah BB200-07, BB200-14, BB200-21 dan BB200-29. BB200-07 dan BB200-14 berada di Sumatra Selatan.
Sementara itu, BB200-06 tanpa mesin dan sebuah kereta penumpang dipajang di Akpol untuk sarana pendidikan dan latihan antiterorisme. Salah satu seri lokomotif ini, BB200-08, telah direstorasi di Balai Yasa Yogyakarta untuk dipindah ke Museum Kereta Api Ambarawa.
Baca juga: Lokomotif Diesel Hidraulik D301 22 Kini Jadi Koleksi Stasiun Tugu Yogyakarta
Satu-satunya BB200 yang masih hidup di Indonesia adalah BB200-07 yang saat ini ditugaskan sebagai loko pelangsir di Balai Yasa Lahat. Untuk diketahui, lokomotif ini sepanjang masa kedinasannya pernah berdinas di Pulau Jawa dan Sumatera Selatan.