Sebelum dioperasikan oleh maskapai di seluruh dunia, pesawat harus melewati Sertifikasi Tipe (Type Certification) terlebih dahulu. Mengingat tahapan ini amatlah penting dan menentukan kelaikan sebuah pesawat, prosesnya sangat panjang dan mahal, mulai dari desain, struktur, fungsi seluruh komponen pesawat, sampai simulasi siklus penerbangan.
Baca juga: Begini Proses Sertifikasi Pesawat Baru, Panjang dan Mahal
Di dunia, ada beberapa negara yang memiliki perusahaan pembuat pesawat. Masing-masing negara tersebut memiliki regulator yang mengatur prosedur dan peraturan uji tipe atau sertifikasi pesawat.
Akan tetapi, umumnya, prosedur dan peraturan sertifikasi pesawat dari Administrasi Penerbanagn Federal Amerika Serikat (FAA), Badan Keselamatan Penerbangan Eropa (EASA), dan Transport Canada (TC). Lantas uji sertifikasi mana yang paling sulit dilalui pabrikan pesawat? seperti dikutip dari Simple Flying, berikut selengkapnya.
FAA
FAA mengikuti sistem pengawasan langsung. Itu berarti, regulator mengawasi dan menilai kelaikan sebuah pesawat sejak dari tahap desain untuk mengantisipasi terjadi kesalahan desain saat sertifikasi tipe dilakukan dan membuat pabrikan rugi besar.
Mengingat desain adalah salah satu yang paling fundamental, evaluasi desain oleh FAA berlangsung panjang. Tak jarang, pengembangan pesawat seringkali gagal lantaran tak laik di tahap desain. Ini adalah salah satu metode sistem pengawasan langsung.
Baca juga: Bagaimana Cara Boeing Uji Pesawat Baru Sebelum Disertifikasi?
Metode lainnya dari sistem pengawasan langsung adalah dengan menempatkan para ahli atau Designated Engineering Representatives (DER) dan Designated Airworthiness Representatives (DAR) FAA di tim saat mengembangkan dan mendesain pesawat. Caranya mungkin berbeda, tetapi sama-sama rumit dan melalui proses panjang dengan metode sebelumnya.
EASA
Berbanding terbalik dengan FAA, EASA menganut sistem pengawasan tidak langsung. Itu berarti, Type Certification Application (pabrikan) harus memiliki kompentensi mandiri untuk mengembangkan dan membangun pesawat agar bisa lolos uji sertifikasi tipe. Maskapai hanya dibekali petunjuk terkait Design Organizational Authorization (DOA) level EASA.
DOA mensyaratkan pabrikan pesawat untuk memiliki personel yang kompeten, regulasi internal, design organization handbook, dan sistem mutu untuk memverifikasi desain dan bahan dari supplier.
Setelah langkah-langkah ini diikuti dan level DOA EASA tercapai, pengajuan Sertifikasi Tipe oleh pabrikan disetujui untuk dilakukan pengujian. EASA kemudian akan menerapkan proses pengawasan tidak langsung melalui inspeksi berkala dan pengumpulan dokumen secara acak.
Baca juga: Mengenal Pengujian Statis, Proses Sertifikasi Pesawat Tanpa Perlu Terbang
TC
Prinsip-prinsip Type Certification TC biasa dibilang tengah-tengah antara EASA dan FAA. Pabrikan pesawat diberi kebebasan untuk melakukan sertifikasi mandiri sebelum uji sertifikasi diajukan. Tetapi itu tidak wajib. Kompetensi process and personnel juga tidak diwajibkan mencapai minimum level TC alias dibebaskan, tak seperti EASA yang mensyaratkan agar mencapai minimum level EASA.
Dari prinsip-prinsip sertifikasi tipe di atas, EASA dan FAA tentu yang paling rumit. Namun, bila dipaksa untuk memutuskan mana yang paling rumit antar keduanya, tentu tergantung dilihat dari sudut pandang yang luas. Sekilas, sertifikasi tipe FAA lebih rumit dibanding EASA.