Sebelum lepas landas, penumpang umumnya disuguhi pemandangan berupa asap putih di kabin pesawat yang keluar dari langit-langit. Tentu saja ini bukan untuk keperluan estetis alias memanjakan mata penumpang, melainkan jauh lebih penting dari itu berkenaan dengan kenyamanan dan keamanan penerbangan.
Baca juga: Jaga kelembaban Udara, Inilah Cara Maskapai Mengontrol Suhu di Pesawat
Salah satu hal yang sulit dihindari maskapai di dalam kabin (termasuk kargo) pesawat adalah udara yang “kering” karena kandungan air yang dihasilkan hanya maksimum 15 persen saja. Padahal, kelembaban adalah faktor terpenting untuk menjaga kualitas barang (pada kargo) dan tentu saja kenyamanan penumpang di kabin penumpang.
Oleh karena itu beberapa maskapai berusaha menaikan tingkat humidity (kelembaban) dengan alat tambahan yang dikenal sebagai ‘humidying system’ atau sistem kelembaban udara seharga lebih dari US$180.000 atau sekitar Rp2,5 miliar (kurs 14.092) dan hanya mampu menaikkan humidity sampai maksimum 25 persen saja.
Tingkat kelembaban itulah yang menjadi alasan kenapa ada asap putih di kabin pesawat sebelum take off ataupun landing.
View this post on Instagram
Dikutip dari The Sun, berbeda dengan alat humidying system yang berguna untuk meningkatkan kelembaban, asap putih yang notabene merupakan uap air itu justru sebaliknya, berfungsi sebagai sistem anti-kondensasi yang cara kerjanya mirip dengan dehumidifier.
Saat pintu masih dibuka untuk menyambut penumpang masuk ke pesawat, udara lembab masuk dan mengisi udara yang lebih kering dalam kabin. Mengingat kelembaban udara di dalam kabin penting untuk kenyamanan penumpang, karenanya, ini harus dikontrol dan asap putih di kabin pesawat inilah jawabannya.
Uap air ini sendiri dihasilkan dari sebuah “dome” atau kubah yang terpasang di pesawat. Alat tersebut berfungsi untuk menjaga kadar kelembaban udara di batas normal. Ada beberapa perusahaan produsen dome tersebut, salah satunya CTT Systems, perusahaan teknologi pesawat asal Swedia.
Baca juga: Sering Lihat Pesawat Mengeluarkan Asap Putih? Ini Dia Penjelasannya
“Kami menciptakan penghalang udara kering yang mencegah udara lembab mencapai kabin. Karena terus-menerus diembuskan ke ruang (kubah), itu menciptakan aliran positif yang kembali ke kabin melalui (ventilasi) di langit-langit. Kemudian mengikuti aliran udara normal yang keluar dari pesawat,” jelasnya.
Udara hangat dan lembab di kubah membentuk embun beku, yang kemudian mencair saat pesawat kembali turun ke udara yang lebih hangat atau saat mendekati tujuannya. Uap air ini juga yang berperan untuk menjaga penumpang, serta peralatan elektronik lainnya di pesawat untuk tetap hangat.