Anjloknya KRL di KM 47+0 petak Parungpanjang – Cilejit terjadi pada pukul 10.22 WIB, Rabu (16/2). Menurut informasi yang berhasil didapat bahwa roda KRL yang anjlok terdiri dari 4 as roda dengan nomor kereta 203.106 (anjlok 2 as roda) dan seri 203.115 (anjlok 2 as roda). Lokasi anjlok berada di Desa Gintung, Cilejet, Kabupaten Bogor atau bersebelahan dengan perbatasan antara Provinsi Jawa Barat dan Provinsi Banten.
Baca juga: Tidak Hanya Mobil, Kereta Api juga Bisa Slip Saat Berjalan, Kenapa?
Imbas dari anjlokan ini berada di jalur hilir yaitu dari arah Rangkasbitung menuju Tanah Abang. KRL bernomor 2049 ini berangkat dari Stasiun Rangkasbitung pada pukul 09.30 WIB menggunakan rangkaian KRL seri 203. Kemudian anjlok tepat di tikungan patah Cilejit.
Jalur ini memang terkenal dengan tikungan 90 derajatnya yang mengharuskan kecepatan KRL maksimal 40 kilometer per jam. Selain KRL yang anjlok, di lokasi ini juga pernah terjadi anjlok KA Lokal dengan tujuan Rangkasbitung.
Evakuasi Pemindahan Penumpang
Efek dari anjloknya KRL ini mengakibatkan beberapa perjalanan KRL terlambat dan menggunakan jalur kiri (jalur salah). Beruntung KRL yang anjlok tersebut tidak mengakibatkan penutupan jalur disebelahnya. Jadi rangkaian KRL lainnya yang melewati wilayah ini masih bisa digunakan. Walaupun kecepatan sementara dibatasi maksimal 20 kilometer per jam.
Saat KRL anjlok, penumpang pun dievakuasi menggunakan KRL yang melintas. Karena anjlok berada di lintas bukan di stasiun, beberapa penumpang dengan terpaksa berjalan kaki sejauh 2 kilometer menuju Stasiun Cilejit untuk naik KRL selanjutnya.
Baca juga: Yuk, Kenalan dengan Djoko Tingkir – Sang Kereta Penolong
Pengiriman 4 Unit Kereta Penolong
Karena KRL yang anjlok berada di tikungan dan tidak mau terjadi hal yang tidak diinginkan, akhirnya kru dari dipo Tanah Abang dan Bukit Duri mengerahkan kereta penolong sebanyak 4 unit. Dua unit milik Depo Tanah Abang dan dua unit lainnya milik Depo Bukit Duri. Kedua set kereta penolong tersebut menuju lokasi KM 47+0 untuk dilakukan pengecekan dan evakuasi menuju Stasiun Parungpanjang. (PRAS – Cinta Kereta Api)