Bebas bea menjadi salah satu hal yang paling menarik bagi pelancong internasional. Apalagi banyak negara yang menawarkan kesempatan pada pelancong untuk membeli barang tanpa harus membayar pajak. Seperti di Inggris Raya, pelancong dapat menghindari pajak pertambahan nilai (PPN) 20 persen untuk barang.
Baca juga: 80 Persen Toko F&B dan Outlet Ritel Kembali Dibuka di Bandara Changi
Caranya adalah pelancong meminta formulir bebas bea di perusahaan ritel yang menawarkan belanja bebas bea seperti Harrods di London. Sayangnya skema ini berakhir di Inggris Raya pada 1 Januari 2021 lalu, menyusul keputusan Kanselir Rishi Sunak untuk membatalkan skema tersebut.
Dilansir KabarPenumpang.com dari simpleflying.com (22/12/2020), hal ini membuat banyak yang takut bila Inggris tidak lagi menawarkan belanja bebas pajak pada pelancong internasional. Pelancong kaya dari Timur Tengah dan Cina akan mencoret London dari daftar mereka dan pergi ke Paris atau Milan sebagai gantinya.
Untuk diketahui, toko bebas bea lebih banyak ditemukan di sisi udara tepatnya di bandara. Toko bebas bea pertama di dunia dibuka di Bandara Shannon Irlandia pada 1947 oleh Brendan O’Regan. Konsep toko tersebut adalah menyediakan belanja bebas pajak bagi penumpang maskapai transatlantik yang biasanya bepergian antara Eropa dan Amerika Utara yang pesawatnya harus mendarat di Irlandia untuk mengisi bahan bakar.
Toko itu langsung sukses dan telah diikuti di bandara di seluruh dunia. Toko bebas bea di bandara bisa dikatakan cukup sukses dan maskapai melihat konsep ini kemudian menawarkan belanja bebas bea untuk menghasilkan pendapatan tambahan. Dulu sebelum adanya WiFi dalam pesawat dan banyak film serta acara televisi untuk ditonton, penumpang tidak akan memiliki banyak hal selain menatap ke luar jendela, membaca majalah milik maskapai atau berbelanja dari katalog SkyMall.
Biasanya penjualan bebas bea di dalam pesawat ini dilakukan di sela waktu makan. Saat itu awak kabin awak kabin akan mengumumkan bahwa mereka akan datang melalui kabin dengan pilihan item bebas bea untuk dijual sambil menggembar-gemborkan satu item atau lainnya.
Maskapai menawarkan penghematan besar kepada konsumen ketika dibeli tanpa membayar pajak. Terkadang pajak atas produk berkualitas tinggi bisa mencapai 40 persen, tergantung negaranya.
Sebelum konektivitas dalam pesawat tiba dan orang-orang mulai menggunakan ponsel cerdas mereka untuk mengetahui waktu di dalam pesawat, pendapatan penjualan bebas bea lebih dari $3 miliar setahun. Selain maskapai bertarif rendah seperti Ryanair, easyJet, dan Jet2 yang sering melayani wisatawan, maskapai yang lebih besar mengabaikan penjualan bebas bea.
Baca juga: Tiga Maskapai Besar Ini Kompak Bebaskan “Change Fees” di Tengah Wabah Covid-19
Memiliki stok barang bebas bea untuk dijual kepada penumpang membutuhkan ruang untuk menyimpannya dan menambah bobot ekstra pada pesawat, sesuatu yang selalu ingin dikurangi oleh maskapai penerbangan. Tidak ada maskapai penerbangan utama AS yang sekarang menawarkan belanja bebas bea dan banyak maskapai penerbangan internasional juga mengikuti dengan menyingkirkan layanan yang telah melewati tanggal penjualannya.