Pengaruhi Bobot Pesawat, Inilah Alasan Pesawat Udara Menggunakan Frekuensi Daya 400 Hz

Sebagai wahana canggih yang beroperasi dengan begitu banyak sistem elektronik, sudah barang tentu pesawat udara membutuhkan frekuensi daya (power frequency) yang digunakan untuk menjalankan beragam fitur dan fasilitas yang ada pada sistem pesawat itu sendiri. Dan dalam terminologi dunia penerbangan, dikenal frekuensi daya 400 Hz, frekuensi tersebut digunakan pada pesawat yang memiliki generator yang menghasilkan tenaga.

Baca juga: Pesawat Hybrid Desaer ATL-100H Padukan Motor Listrik MagniX dengan Turboprop

Saat pesawat mengudara, generator atau alternator pesawat akan menghasilkan daya yang didistribusikan ke berbagai perangkat dan komponen listrik lainnya. Alih-alih menggunakan frekuensi 50 atau 60 Hz yang sama seperti stopkontak standar, pesawat terbang menggunakan daya frekuensi 400 Hz. Tentu menjadi pertanyaan tersendiri, mengapa begitu banyak pesawat menggunakan daya 400 Hz?

Dikutip dari monroeaerospace.com, disebutkan sistem kelistrikan memainkan peran kunci dalam fungsi pesawat modern. Semua pesawat berisi begitu banyak perangkat dan komponen listrik, yang tentunya membutuhkan daya untuk berfungsi. Seperti disebutkan sebelumnya, pesawat terbang dapat menghasilkan tenaga baik dengan generator atau alternator. Pesawat dapat beroperasi pada rentang frekuensi daya yang berbeda, beberapa di antaranya adalah arus bolak-balik (AC), sedangkan yang lain adalah arus searah (DC).

Dengan itu, sebagian besar pesawat memiliki sistem kelistrikan yang secara khusus menggunakan 400 Hz. Itu, tentu saja, jauh lebih tinggi daripada frekuensi 50 atau 60 Hz yang digunakan di stopkontak standar.

Dan salah satu alasan mengapa begitu banyak pesawat menggunakan daya 400 Hz adalah karena memungkinkan bobot yang lebih rendah. Berat merupakan faktor penting dalam desain pesawat terbang. Jika pesawat terlalu berat, mungkin tidak bisa lepas landas. Paling tidak, itu semua membutuhkan mesin yang lebih bertenaga. Perusahaan manufaktur kedirgantaraan dapat mencapai bobot yang lebih rendah dengan menggunakan daya 400 Hz.

Singkat kata dengan 400 Hz, pesawat terbang membutuhkan lebih sedikit generator atau alternator untuk menghasilkan daya yang cukup. Pada akhirnya itu mengurangi berat total pesawat, sehingga memudahkan pesawat untuk lepas landas. Jika pesawat menggunakan frekuensi daya yang lebih rendah, mereka akan membutuhkan lebih banyak generator atau alternator, sehingga meningkatkan berat totalnya.

Baca juga: DHL Express Pesan 12 Pesawat Kargo Listrik Alice Eviation, Bisa Terbang Tanpa Pilot!

Alasan lain mengapa daya 400 Hz menjadi begitu umum adalah karena memungkinkan standarisasi perangkat dan komponen listrik. Jika pesawat dirancang dengan sistem kelistrikan dalam frekuensi daya yang berbeda, mereka tidak akan memiliki perangkat dan komponen yang kompatibel secara silang. Sebaliknya, beberapa perangkat dan komponen akan dibatasi untuk pesawat tertentu. Menggunakan daya 400 Hz memastikan terciptanya standar untuk perangkat dan komponen listrik. Karena sebagian besar pesawat menggunakan daya 400 Hz, perangkat dan komponennya dapat dengan mudah diganti.

Airbus Luncurkan Sayap Pesawat Full Composit Canggih Masa Depan, Apa Bedanya dengan yang Lain?

Airbus sukses menyelesaikan prototipe sayap full-size pertama dengan material full komposit dari target tiga sayap. Sayap yang dinilai lebih canggih dan lebih efisien dari segi perakitan dan performa tersebut dihasilkan berkat program R&T transnasional Airbus, Wing of Tomorrow.

Baca juga: Tekan Emisi Karbon, Airbus Luncurkan Pesawat Demonstrator dengan Sayap Canggih

Sayap pesawat canggih Airbus yang disebut sebagai sayap masa depan ini menggabungkan 100 komponen dan teknologi yang berbeda, utamanya dari segi perakitan.

“Wing of Tomorrow menghadirkan filosofi pembuatan yang sama sekali berbeda dengan cara kami merakit sayap saat ini dan merupakan bagian penting dari portofolio R&T kami yang akan membantu kami menilai kelayakan industri produksi sayap di masa depan,” jelas Sabine Klauke, Chief Technical Officer Airbus, dalam rilis yang diterima KabarPenumpang.com.

Selain sayap full komposit canggih, program yang melibatkan tim ahli dari banyak negara yang dipimpin Inggris ini, juga melakukan banyak inovasi lainnya, seperti melakukan penelitian tentang bahan bakar penerbangan berkelanjutan (SAF), propulsi hidrogen, serta banyak lagi dalam kaitannya dengan upaya dekarbonisasi atau menekan emisi karbon.

Filosofi baru yang dibawa Wing of Tomorrow Airbus ini memang benar-benar berbeda dari sebelumnya dalam konteks perakitan sayap pesawat di pabrik. Selama ini, sistem yang ada tidak mengakomodir perakitan sayap pesawat dengan sempurna dalam hal ini kombinasi antara tenaga manusia (manual) dengan robot (otomatisasi).

Lewat program Wing of Tomorrow ini, Airbus berupaya memaksimalkan kolaborasi antara pengerjaan manual dengan mesin yang dinaungi oleh sebuah sistem canggih di pabrik perakitan.

Komponen komposit dari program tersebut dirancang untuk memanfaatkan teknologi sebaik mungkin dan mengurangi jumlah pekerjaan selama proses perakitan sampai 50 persen, jauh lebih efisien dan efektif dari sebelumnya.

Meski begitu, semua yang telah dicapai Airbus sejauh ini sampai prototipe sayap full komposit pertama yang atau sayap demonstrator berhasil dibangun, belum berakhir.

Baca juga: Kenapa Sayap Komposit Irkut MC-21 Buatan Rusia Jadi yang Pertama di Dunia?

Tim internasional yang tergabung dalam program tersebut masih akan terus mencari formula terbaik, baik dari segi teknologi perakitan maupun teknologi pada sayap itu sendiri, untuk tujuan menciptakan sayap pesawat masa depan.

Berkenaan dengan sayap pesawat, tentu saja ini bukan proyek pertama Airbus. Pada September tahun lalu, Airbus meluncurkan pesawat demonstrator berbasis jet bisnis Cessna Citation VII dengan extra-performing wing. Ini dilakukan sebagai upaya perusahaan dalam dekarbonisasi atau menekan emisi karbon, selain juga membuat pesawat melaju lebih cepat berkat optimalisasi aerodinamika.

Ilmuwan Jepang Canangkan Pembangunan Kereta Cepat “Space Express”, Hubungkan Bumi, Bulan dan Mars

Sebagai bukti hadirnya peradaban teknologi modern, maka wajar masing-masing negara berlomba untuk menghadirkan layanan kereta berkecepatan tinggi, dalam hal ini termasuk Indonesia yang tak lama lagi akan membuka rute kereta cepat Jakarta – Bandung. Namun, teknologi kereta cepat punya dinamika yang begitu cepat. Bila saat ini kebanyakan masih berfokus bagaimana menggelar layanan kereta cepat konvensional, maka lain halnya di Jepang. Ilmuwan di Negeri Sakura telah mencanangkan pembangunan kereta cepat bukan lagi di Bumi.

Baca juga: Insinyur NASA: Helikopter Akan Gantikan Manusia Jelajahi Planet Mars

Dikutip dari eurasiantimes.com (13/7/2022), Bekerja sama dengan Kajima Construction, para peneliti di Universitas Kyoto, Jepang telah mengumumkan pembangunan konsep habitat luar angkasa buatan dan kereta cepat antarplanet yang menghubungkan Bumi, Bulan, dan Mars. Dalam konferensi pers minggu lalu, tim peneliti mengumumkan rencana futuristiknya untuk mengembangkan struktur habitat ‘Kaca’ yang mereplikasi gravitasi, medan, dan atmosfer Bumi untuk mencegah ‘melemahnya’ sistem muskuloskeletal manusia di lingkungan gravitasi nol dan rendah.

Perlombaan antariksa generasi terbaru telah dimulai, dengan misi ke Bulan, Amerika Serikat, Cina dan Rusia telah mencanangkan untuk membuka pangkalan di Bulan. Dengan kondisi tersebut, manusia mulai mempelajari cara hidup di luar Bumi. Namun, hidup di luar gravitasi bumi dan atmosfer di dalam tubuh dan karakteristik fisik kita telah berevolusi selama jutaan tahun dapat membawa risiko.

Rencana kelompok ilmuwan juga mencakup hal-hal yang berbau fiksi ilmiah. Mereka membayangkan sistem transportasi antarplanet, yang disebut ‘Hexatrack,’ yang mempertahankan gravitasi 1G bahkan selama perjalanan jarak jauh untuk mengurangi efek dari paparan gravitasi rendah yang berkepanjangan. Wahananya berupa heksakapsul, yaitu kapsul dengan bentuk heksagonal, dan perangkat bergerak disiapkan untuk bagian tengah.

Ada kapsul mini kecil (radius 15 meter) yang bolak-balik antara Bumi dan Bulan dan kapsul besar (radius 30 meter) yang berjalan antara Bumi dan Mars dan Bulan dan Mars. Kapsul besar memiliki struktur di mana kerangka luar ‘mengambang’, mungkin menggunakan teknologi elektromagnetik, terlihat pada kereta Maglev di Jerman dan Cina.

Pergerakan orang dari setiap kendaraan menggunakan poros tengah radial. Pergerakan antara Bulan dan Mars mempertahankan 1G (radius 30 meter, 5,5 putaran/menit). Stasiun lintasan di Bumi dijuluki Stasiun Terra, sementara kereta api yang bergerak di lintasan pengukur standar dengan enam gerbong akan disebut Space Express.

Mobil yang memimpin dan yang tertinggal akan memiliki pendorong roket yang diikatkan pada mereka untuk mempercepat dan mengurangi kecepatan di ruang angkasa sementara juga berfungsi untuk menghindari tarikan gravitasi setiap planet dan tetap berada di luar atmosfer. Saat bepergian di planet dengan atmosfer, sayapnya terbuka. Ini akan beroperasi di bulan dan Mars sebagai jalur kereta api berkecepatan tinggi, menghubungkan kota-kota dasar.

Yosuke Yamashiki, Direktur Pusat Penelitian Kosmologi Berawak SIC dan Sekolah Pascasarjana Kajian Terpadu Lanjutan di Universitas Kyoto, mengatakan bahwaAmerika Serikat dan Uni Emirat Arab secara aktif mendorong migrasi ke Mars, dia ingin Jepang menangani masalah yang sama sekali berbeda. , “ide orisinal secara mandiri.”

Baca juga:Temukan Objek Misterius di Bulan, Ini Profil dan Sejarah Rover Yutu-2

“Melalui diskusi selama beberapa tahun terakhir, tiga pilar yang kami usulkan kali ini adalah teknologi inti yang tidak ada dalam rencana pembangunan negara lain dan sangat diperlukan untuk memastikan terwujudnya kolonisasi antariksa manusia di masa depan,” tambahnya.

PO Sumber Alam, Bus AKAP Kebanggaan Warga Purworejo

Perusahaan Otobus (PO) Sumber Alam mungkin tak asing lagi bagi pecinta bus apalagi yang akan berangkat dari Jakarta menuju kota Gudeg, Yogyakarta atau sebaliknya. PO yang beralamat di Jalan Diponegoro No. 164 Purworejo, Jawa Tengah ini biasanya membawa penumpangnya melalui jalur selatan Pulau Jawa untuk tiba di tujuannya.

Baca juga: Sejarah PO Santoso, Ternyata Digawangi oleh Seorang Dokter

Berdirinya PO Sumber Alam berawal dari pendirian PO Tresna oleh Thung Tjie Hing pada tahun 1969 lalu. Kemudian bisnis PO ini diturunkan kepada anak cucunya dan berganti nama menjadi PO Hidup Baru. Dirangkum KabarPenumpang.com dari berbagai laman sumber, PO Sumber Alam sendiri baru benar-benar berdiri tahun 1975 oleh Judi Setijawan Hambali yang merupakan cucu dari Thung Tjie Hing dan menjadikannya sebagai perusahaan keluarga.

Salah satu armada tua Sumber Alam

Kemudian tahun 1984 kelangsungan bisnis PO Sumber Alam baru benar-benar dikelola oleh Judi Setijawan Hambali bersama sang istri. Tak heran bila Judi mewarisi bakat mengelola sebuah perusahaan otobus. Pasalnya anak dan cucu dari Thung Tjie Hing sendiri juga banyak yang bergelut di bidang transportasi bus seperti PO Santosa dan Kencana Jaya.

Awal berdirinya PO Sumber Alam tak banyak memiliki armada dan hanya bermodalkan enam unit bus yang melayani trayek Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) dari Yogyakarta menuju ke Jakarta dan sebaliknya. Kelanjutannya PO asal Purworejo ini memperluas trayek dalam provinsi dengan membuka Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP) dan juga shuttle bus.

Tahun 2007, PO Sumber Alam pernah mendapat gelar perusahaan bus terbaik di masa Menhub Jusman Syafii Djamal. Pelayanan yang baik, membuat masyarakat di pesisir Selatan Pulau Jawa menjadikan PO Sumber Alam andalan bepergian ke Jakarta dan daerah-daerah lain di sekitarnya.

Pada masa kejayaannya dulu, PO Sumber Alam memiliki armada sebanyak empat ratus bus dan Judi dikalangan pengusaha PO dikenal apik dan lihai merawat kendaraannya. Dikenal memiliki hobi otomotif ada 20 unit kendaraan berumur di atas 30 tahun sebagai benda koleksi.

Pemilik PO Sumber Alam mendirikan Sumber Alam Adventure wahana bermain keluarga di Kutoarjo dengan koleksi kendaraan tua yang tergolong langka sebagai salah satu atraksinya. Tidak hanya di bisnis transportasi darat saja, Judi juga melebarkan bisnis PO Sumber alam ke bidang lainnya, yang paling besar dari pengembangan bisnis ini pada adalah Rumah Makan dan SPBU.

Baca juga: Bukan Nama Wanita, Rosalia Indah Kondang Sebagai Perusahaan Otobus

Dua unit bisnis ini juga menjadi penunjang layanan dari bisnis PO Sumber Alam. Sejarah PO Sumber Alam ini bakal terus berlanjut lagi, mengingat bus kebanggaan masyarakat Purworejo ini masih mantap menginjakkan rodanya di jalanan Pulau Jawa.






















Airbus Gandeng Kelompok Maskapai Besar untuk Kurangi Emisi CO2 dari Udara

Airbus dan sejumlah maskapai besar seperti Air Canada, Air France-KLM, easyJet, International Airlines Group, LATAM Airlines Group, Lufthansa Group dan Virgin Atlantic telah menandatangani Letters of Intent (LoI) untuk menjajaki peluang mendapatkan pasokan kredit pengurangan karbon di masa depan melalui teknologi penangkapan langsung karbon di udara.

Baca juga: Naik AirAsia Kini Bantu Kurangi Emisi Karbon Berkat Teknologi Descent Optimization Airbus

Direct Air Carbon Capture and Storage (DACCS) adalah teknologi penangkapan karbon yang menyaring dan mengurangi emisi CO2 langsung dari udara dengan menggunakan kipas bertenaga tinggi. Setelah berhasil ditangkap, CO2 akan disimpan secara permanen dengan aman di suatu reservoir geologis. Industri penerbangan tidak dapat menangkap emisi CO2 yang dilepaskan ke atmosfer langsung dari sumbernya. Oleh karena itu, solusi penangkapan dan penyimpanan karbon udara langsung ini akan memungkinkan industri penerbangan untuk menangkap sejumlah emisi yang setara dengan jumlah emisi operasionalnya langsung dari atmosfer.

Pengurangan emisi karbon melalui teknologi penangkapan udara langsung melengkapi sejumlah solusi lain yang bertujuan mengurangi emisi CO2, seperti penggunaan Bahan Bakar Penerbangan Berkelanjutan (SAF), dengan menangkap sisa emisi yang tidak dapat dihilangkan secara langsung pada operasional industri.

Sebagai bagian dari kesepakatan ini, Air Canada, Air France-KLM, easyJet, International Airlines Group, LATAM Airlines Group, Lufthansa Group dan Virgin Atlantic telah berkomitmen untuk melakukan negosiasi mengenai pra-pembelian kredit pengurangan karbon yang terverifikasi (verified) dan tahan lama (durable) mulai tahun 2025 hingga 2028.

Kredit pengurangan karbon akan dikeluarkan oleh mitra Airbus 1PointFive – anak perusahaan dari Bisnis Low Carbon Ventures Occidental dan mitra penyelenggara global dari perusahaan penangkapan udara langsung Carbon Engineering. Kemitraan Airbus dengan 1PointFive mencakup pra-pembelian 400.000 ton kredit pengurangan karbon yang akan dikirimkan bertahap selama empat tahun.

“Kami sudah melihat bahwa ada beberapa maskapai penerbangan yang memiliki minat kuat untuk mengeksplorasi metode pengurangan karbon yang terjangkau dan terukur,” kata Julie Kitcher, Executive Vice President Communications and Corporate Affairs Airbus. “Letter of intent pertama ini menandai langkah nyata kami menuju penggunaan teknologi yang menjanjikan untuk rencana dekarbonisasi Airbus itu sendiri dan ambisi dari industri penerbangan untuk mencapai emisi karbon nol bersih pada tahun 2050.”

Baca juga: Bandara AS Pamer View Smart Windows, Jendela Berteknologi AI yang Mampu Turunkan Emisi Karbon

Menurut Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), pengurangan karbon diperlukan untuk membantu dunia melakukan mitigasi iklim dan untuk mendukung pencapaian target nol emisi. Selain itu, menurut laporan Waypoint 2050 dari Air Transport Action Group (ATAG), offset (terutama dalam bentuk pengurangan karbon) akan dibutuhkan – antara 6% dan 8% – untuk mengantisipasi adanya target yang tidak tercapai.

Genta JPL Si Penanda KA Akan Melintas, Kini Makin Jarang Terlihat

Genta, itulah sebutan di lingkungan perkeretaapian ssebagai penada bahwa kereta api akan segera melintas. Biasanya genta ini berada di wilayah perlintasan resmi dengan posisi di samping pos JPL. Jika pernah melihat alat ini pastinya sudah tak asing dengan fungsinya ini yang selalu berjaga selama 24 jam.

Baca juga: Cegah Gajah Tertabrak Kereta, India Hadirkan Sensor Pengaktif Lampu di Sepanjang Rel

Sejak jaman lokomotif uap, bel genta ini sudah ada sebagai pengingat akan datangnya kereta api. Karena alat yang digunakan dulu masih dalam kondisi manual. Namun akhir – akhir ini alat tersebut sangat jarang terlihat bahkan di perlintasan besar sekalipun. Ini karena sistem elektrik sudah digunakan dan hanya terdengar bel yang dibunyikan melalui pengeras suara di pos perlintasan.

Di pos perlintasan wilayah Jabodetabek hampir tidak terlihat alat dan penggunaan bel genta. Yang ada hanya alatnya saja yang masih berdiri di beberapa lokasi. Itu pun sudah tidak digunakan. Bentuk genta JPL ini seperti tabung besar dengan caping diatasnya, dan di samping kanan kirinya terdapat palu untuk memukul besi sehingga terjadi bunyi bel. Lalu didalam genta JPL juga terdapt bandul pemberat, fungsinya ketika aliran yang di berikan petugas di stasiun secara otomatis akan menggerakan bandul ke bawah dan akan menarik bel sehingga berbunyi.

Baca juga: Begini Cara Agar Terhindar dari Kecelakaan di Perlintasan Kereta Api

Yang memberikan tanda bel genta berbunyi adalah dari stasiun terdekat. Biasanya dari ruang PPKA (Pemimpin Perjalanan Kereta Api) atau PAP (Pengawas Peron). Sebagai petugas di pos perlintasan, jika berbunyi bel genta ini arus bersiap dan memastikan jalur kereta api yang berada di sekitar pos tersebut aman. Selain bel genta, petugas di pos perlintasan pun akan dihubungi dari pihak stasiun untuk memastikan bahwa petugas benar – benar siap akan datangnya kereta api yang melintas dalam beberapa menit lagi. (PRAS – Cinta Kereta Api)

Selain Multifungsi, Jembatan Cirahong Ternyata Miliki Fakta Unik yang Mencengangkan Seperti Ini

Jalur selatan kereta api memang penuh dengan keunikan, keindahan, dan ketelatenan disetiap wilayahnya. Khususnya Jawa Barat, banyak jalur kereta api yang melintasi dengan sejumlah jembatan yang menopang dan menghubungkan dari bukit ke bukit. Jembatan kereta api yang dibangun sejak masa kolonial Belanda masih dapat dijumpai hingga saat ini bahkan masih aktif digunakan. Seiring banyaknya perawatan, jembatan kereta api yang saat ini masih berdiri kokoh mampu bertahan hingga bertahun – tahun lamanya. Bahkan ada pula bagian rangka jembatan tersebut belum pernah diganti karena ketahanan konstruksinya masih kuat. Seperti Jembatan Cirahong yang berada di penghubung Kabupaten Tasikmalaya dengan Kabupaten Ciamis ini.

Baca juga: Cirahong, Jembatan Double Deck Satu-Satunya di Indonesia

Jembatan yang berada di petak antara Stasiun Manonjaya – Ciamis merupakan jembatan yang legendaris dan memiliki keunikan dari jembatan kereta api yang dilintasi di manapun. Seperti yang sudah terkenal dengan jembatan ini adalah multifungsi yaitu memiliki 2 tingkat antara jalur kereta api dengan jalan raya. Namun fakta unik lainnya adalah Jembatan Cirahong ini ternyata dibangun secara tidak sengaja. Jembatan yang memiliki panjang 202 meter itu memang benar kenyataannya dibangun dengan ketidaksengajaan dan di luar prediksi dari pemerintah kolonial Belanda. Tahun 1893 pemerintah Belanda berencana akan membangun jalur kereta api untuk penumpang dan logistik melintasi selatan Pulau Jawa yaitu di Jawa Barat. Pihak Belanda tidak ingin atau menghindari lokasi jalur kereta api tersebut tidak melewati Kota Ciamis dan melintas diatas Sungai Citanduy.

Namun kabar tersebut terdengar oleh Bupati Galuh, R.A.A Kusumadiningrat. Beliau langsung menemui pemerinyah Belanda dan melakukan perundingan. Dikarenakan R.A.A Kusumadiningrat memiliki pengaruh yang cukup kuat bagi Belanda, akhirnya dalam waktu singkat terjadi perubahan skema jalur menjadi melewati Kota Ciamis dan membangun jembatan diatas Sungai Citanduy. Kota Ciamis saat itu sedang tumbuh sebagai wilayah dengan sentra perkebunan yang sangat pesat.

Baca juga: Barelang, Jembatan Dengan Seribu Nama dan Cerita

Fakta unik lainnya Jembatan Cirahong ini bagian konstruksi belum sama sekali diganti. Sama halnya seperti jembatan buatan Belanda lainnya, Jembatan Cirahong masih memiliki penyangga asli yang hingga kini masih dapat dilihat. Memang belum ada pergantian yang signifikan untuk konstruksi jembatan itu, namun perawatan dari PT KAI khususnya wilayah Daop 2 Bandung terus dilakukan secara rutin. Bahkan lokasi yang dekat dengan jembatan, sudah dibangun pos rawan berukulan minimalis untuk pegawai yang bertugas menjaga sekaligus merawat agar tetap kokoh saat dilewati kereta api. (PRAS – Cinta Kereta Api)

Harap Waspada Jika Anda Mendengar Kata “Easy Victor” dari Awak Kabin

Sebagai seorang penumpang, apa ketakutan terbesar kedua Anda setelah mengalami kecelakaan? Apakah ketinggian? Atau takut bertemu dengan penumpang yang menyebalkan dan pada akhirnya membuat perjalanan Anda tidak menyenangkan? Jika itu jawabannya, mungkin sekarang saatnya bagi Anda untuk mengetahui momok menakutkan di sektor kedirgantaraan global yang lazimnya diucapkan antar kru kabin, yaitu “Easy Victor”.

Baca Juga: Yuk, Cari Tahu Makna Tersembunyi di Balik Nomor Penerbangan

Selayaknya di dunia kemiliteran, sektor aviasi juga memiliki kode-kode khusus yang tidak sepenuhnya diketahui oleh penumpang awam – sama halnya seperti “Easy Victor”. Sebagaimana yang dilansir KabarPenumpang.com dari laman businessinsider.co.az (23/2/2019), frasa “Easy Victor” sendiri memiliki arti evakuasi. Wah, kendati arti dari frasa tersebut mengandung makna yang siap memacu detak jantung Anda lebih kuat, namun bukan berarti Anda harus panik ya! Tetap ikuti arahan dari awak kabin karena sejatinya mereka sudah terlatih untuk mendampingi penumpang walaupun di kondisi darurat sekalipun.

Tidak hanya frasa “Easy Victor” saja yang menjadi bagian dari kode-kode khusus di dunia penerbangan. Bagi Anda yang sering mendengarkan pengumuman yang dilontarkan kapten penerbangan dari ruang kokpit, mungkin Anda pernah mendengar frasa “all-call”. Ya, frasa ini memiliki arti sang pilot meminta kepada semua semua awak kabin untuk melapor ke ruang kokpit.

Lalu ada kode “Ditch”, yang jika diterjemahkan itu artinya “selokan atau parit”. Kode ini juga cukup mengerikan ketika di dengar karena memiliki arti pendaratan darurat di air, entah itu danau atau laut. Ada juga “Deadstick”, dimana kode ini berarti pesawat terbang tanpa bantuan dari tenaga mesin.

Tapi tenang saja, khusus untuk kode yang mengandung makna tidak mengenakkan terhadap penumpang, awak kabin tidak akan menyuarakan kode-kode ini di hadapan para penumpang.

“Sebagai penumpang, Anda tidak akan pernah mendengarkan pilot mengumumkan kode ini begitu saja,” ujar salah satu mantan awak kabin, Kevin Barrett.

“Semisal penumpang harus mendengar frasa ‘Easy Victor’ semacam ini, maka mereka akan mendengarnya jauh setelah sang pilot mengumumkan bahwa ada masalah di penerbangan tersebut,” tandas Kevin.

Baca Juga: Rahasia di Bandara yang Tak Semua Diketahui Penumpang

Kevin juga menambahkan, selama 20 tahun masa pengabdiannya sebagai awak kabin di maskapai yang tidak disebutkan, Kevin hanya pernah mendengar frasa seperti “Easy Victor” selama masa latihan evakuasi saja.

“Dengan fakta ini, seharusnya membuat Anda merasa lebih nyaman untuk mengudara, karena kasus evakuasi dimana pilot harus mengucapkan frasa ‘Easy Victor’ semacam ini bisa dibilang sangat langka.” tutup Kevin.

 

Daftar 20 Maskapai Terbaik 2022 Versi AirlineRatings.com, 9 di Antaranya dari Asia

Usai melalui tahun-tahun sulit sepanjang 2020 dan 2021, maskapai penerbangan global mulai bangkit perlahan di tahun 2022. Ledakan pengunjung selama liburan musim panas ini sampai menyebabkan maskapai dan bandara kewalahan adalah bukti bangkitnya industri penerbangan.

Baca juga: Jadi Maskapai Terbaik, Modal Awal Cathay Pacific Hanya Satu Pesawat DC-3 Bernama “Betsy”

Dalam kondisi keuangan yang masih terdampak pandemi Covid-19, praktis maskapai global hanya fokus pada operasional. Meski begitu, tak sedikit maskapai yang tetap berinovasi pada produk dan layanan serta ekspansi pada rute-rute baru.

Komitmen maskapai-maskapai tersebut diapresiasi oleh AirlineRatings.com dalam bentuk daftar 20 maskapai terbaik di dunia. Di tiga urutan teratas ada Qatar Airways, Air New Zealand, dan Etihad Airways.

Pemimpin Redaksi AirlineRatings.com, Geoffrey Thomas, mengungkapkan Qatar Airways pantas mendapatkan posisi tersebut atau sebagai maskapai terbaik di dunia 2022. Inovasi dan komitmen maskapai untuk terus melakukan perbaikan pada layanan dinilai menjadi yang terbaik di tahun 2022.

“Penghargaan Airline Ratings’ Excellence yang menyoroti Maskapai Terbaik di dunia diberi nama yang tepat, karena, di setiap titik kontak, keunggulan adalah tujuan di Qatar Airways yang dipimpin oleh Group Chief Executive, Mr Akbar Al Baker,” jelasnya.

“Keinginan Mr Al Baker untuk kesempurnaan telah menyebabkan banyak perbaikan dalam pesawat dan pelancong di seluruh dunia menjadi lebih baik karena mengejar keunggulan Qatar Airways,” tambahnya.

“Maskapai ini memiliki sejumlah industri pertama. Pertama yang menyelesaikan audit keselamatan IOSA penting IATA dan pertama yang sepenuhnya diaudit dan mematuhi COVID-19 oleh AirlineRatings dan Skytrax,” ujarnya.

Lebih lanjut, meski berada di posisi kedua maskapai terbaik di dunia, Air New Zealand berhasil menyabet penghargaan di kategori lainnya, seperti Best Airline in the Pacific, Best Premium Economy, dan Best Economy. Dari segi inovasi layanan di masa mendatang, maskapai juga berinvestasi besar-besaran. Itu akan dimulai pada tahun 2024 mendatang.

“Dalam banyak hal, maskapai ini telah menetapkan standar keunggulan maskapai selama 15 tahun terakhir. Ekonomi Premiumnya luar biasa dan menjadi tolok ukur di industri ini dan tanpa diragukan lagi merupakan nilai terbaik di langit,” kata Geoffrey.

Singapore Airlines, yang biasanya selalu berada di urutan paling atas daftar maskapai terbaik dunia, juga berhasil menyabet penghargaan di kategori lain, yaitu Best First Class dan Best Lounges, sekalipun berada di posisi kelima daftar maskapai terbaik dunia versi AirlineRatings.com.

Virgin Australia, yang berada di urutan ketujuh daftar maskapai, juga memenangkan penghergaan di kategori lain; Best Cabin Crew, diikuti Emirates yang dianugerahi Best Inflight Entertainment.

Begitu juga dengan Etihad Airways yang memenangkan kategori Best Environmental Airline, Korean Air untuk Best Cargo Airline, maskapai Vietjet yang memenangkan Best Value Airline, dan Qantaslink untuk kategori Best Regional Airline.

Di segmen atau kategori penerbangan jarak jauh terbaik, itu dimenangi oleh satu maskapai di masing-masing benua; jetBlue (Amerika), Turkish Airlines (Eropa), Qatar Airways (Timur Tengah/Afrika), Korean Air (Asia), dan Air New Zealand (Pasifik).

Begitu pula dengan ketegori bergengsi Best Low-Cost Airlines yang juga dinobatkan ke beberapa maskapai di tiap benua; Southwest (Amerika), easyjet (Eropa) dan Jetstar (Asia/Pasifik) dan Fly Dubai (Timur Tengah).

Baca juga: Geser Singapore Airlines, Qatar Airways Kini Jadi Maskapai Terbaik Dunia

Berikut daftar 20 maskapai terbaik di dunia tahun 2022 versi AirlineRatings.com berdasarkan performa perusahaan selama 30 bulan terakhir.

  1. Qatar Airways
  2. Air New Zealand
  3. Etihad Airways
  4. Korean Air
  5. Singapore Airlines
  6. Qantas
  7. Virgin Australia
  8. EVA Air
  9. Turkish Airlines
  10. All Nippon Airways (ANA)
  11. Cathay Pacific Airways
  12. Virgin Atlantic
  13. Japan Air Lines (JAL)
  14. JetBlue
  15. Finnair
  16. Emirates
  17. Hawaii Airlines
  18. Air France/KLM
  19. Alaska Airlines
  20. British Airways

Inilah Trik Agar Naik KRL Bisa Kebagian Duduk, Anker Wajib Tahu

Pengguna KRL semakin banyak peminatnya. Meski pasca pembatasan penumpang dan jarak untuk kursi dalam KRL sudah tidak terlihat lagi, penumpang kembali memanfaatkan kursi pada KRL untuk berhimpitan. Namun saat jam pulang kantor atau jam – jam sibuk lainnya, KRL sangat padat akan penumpang. Bahkan ada pula yang menunggu beberapa perjalanan KRL lainnya di stasiun demi bisa mendapatkan tempat duduk. Alasannya selain lelah dan capek, perjalanan yang ditempuh cukup jauh.

Baca juga: Antisipasi Pelecehan Seksual di KRL, Ikuti Tips Berikut Ini

Meski lama dan tidak pernah mendapatkan tempat duduk di dalam KRL, kabarpenumpang.com akan memberikan trik bagi kalian pengguna setia perjalanan KRL untuk ke tujuan yang diinginkan pada jam – jam sibuk.

1. Penumpang Bisa Mengantre Paling Depan
Saat tiba di stasiun, penumpang bisa melakukan cara ini agar bisa mendapatkan tempat duduk saat memasuki KRL. Namun cara ini dimanfaatkan penumpang saat pintu belum dibuka, penumpang biasanya berdesakan di peron. Memang cara ini efektif, jika prnumpang masih tertib bertransportasi.

2. Menunggu Diperon Saat Posisi Tidak Padat
Masih dalam area peron stasiun, disarankan penumpang untuk menunggu KRL pada posisi yang tidak terlalu menumpuk dengan penumpang lainnya. Ini mencegah agar bisa mendapatkan tempat duduk saat KRL memasuki stasiun. Jika memang masih padat, ikuti antrean dibelakangnya yang tidak terlalu ramai.

3. Pilih Kereta Dengan Jumlah Unit Paling Banyak
KRL yang melintas saat ini memang tidak selalu berada dalam rangkaian yang terdiri dari 12 unit kereta. Masih adanya 8 unit kereta, membuat kepadatan penumpang pasti terjadi. Jika bisa bersabar, penumpang bisa memilih rangkaian yang terdiri dari 12 unit kereta. Ini meminimalisir agar tidak terlalu banyak penumpukan penumpang didalam KRL.

4. Dihimbau Tidak Untuk Duduk di Kursi Prioritas
Sebenarnya ini hal yang paling rentan bagi penumpang yang menduduki kursi prioritas untuk ibu hamil, lansia, dan penyandang disabilitas. Di negara lain misalnya, kursi prioritas memang dikhususkan untuk berkebutuhan khusus saja. Penumpang tidak berani untuk menduduki kursi prioritas tersebut, karena melanggar aturan. Mungkin jika diterapkan di Indonesia, bisa lebih terlihat tertib bahkan mendapat predikat baik. Namun, kesadaran masyarakat Indonesia akan kursi prioritas masih dipertahankan. Meski penumpang biasa yang menempayi kursi prioritas, namun tetap menghargai untuk mempersilahkan duduk bagi mereka yang membutuhkan.

Baca juga: Mau Tetap Cantik ke Pesta Meski Naik Kereta Komuter? Baca Tips Ini!

5. Naik Kereta Tujuan Yang Berlawanan Arah
Cara ini biasanya diterapkan bagi penumpang yang malas menunggu karena kondisi kereta yang selalu penuh. Penumpang memanfaatkan cara ini agar bisa mendapatkan tempat duduk, meski mereka naik berlawanan arah tujuan. Cara ini juga paling jitu bagi mereka yang tidak mau menunggu terlalu lama di stasiun dan memiliki banyak waktu untuk berangkat maupun pulang beraktivitas.
(PRAS – Cinta Kereta Api)