Arsitektur Neo Indishce Bikin Stasiun Pasar Senen Tak Lekang Oleh Waktu

Pasar Senen, siapa yang tak kenal dengan pasar yang sering sekali terbakar ini. Pasar ini bukan hanya nama sebuah pasar, melainkan nama stasiun yang berada tepat di belakang Pasar Senen itu, ya Stasiun Pasar Senen. Stasiun terbesar kedua di Jakarta ini masuk dalam Daerah Operasional I, Jakarta. Stasiun ini dibangun pada tahun 1916. Dan diresmikan pada 19 Maret 1925 dengan enam jalur serta dua jalur sebagai sepur lurus.

Baca juga: Inilah Daftar Stasiun Tersibuk di Indonesia

Stasiun ini melayani kereta api kelas bisnis dan ekonomi AC dengan tujuan kota-kota penting di Pulau Jawa. Tak hanya itu, di stasiun Pasar Senen ini juga melayani kereta eksekutif-bisnis yang dulunya berangkat dari stasiun Kota yakni KA Gumarang. Selain melayani perjalanan kereta api ke Pulau Jawa, stasiun ini juga melayani perjalanan kereta listrik/ CommuterLine. Sayangnya untuk CommuterLine hanya memberangkatkan dan menurunkan penumpang dari Jatinegara menuju Bogor. Bila keberangkatan dari Bogor dan ingin turun di Senen, baiknya transit di stasiun setelah Pasar Senen yakni Gang Sentiong.

metrotvnews.com
metrotvnews.com

Awalnya, stasiun ini dibangun untuk perkembangan Pasar Senen yang membutuhkan fasailitas yang memadai salah satunya kereta api, kemudian pemerintah Belanda mengoperasikan stasiun ini ahun 1887. Sebelum menjadi sebuah stasiun besar, stasiun Pasar Senen ini menjadi tempat pemberhentian sementara kereta api jalur Batavia-Bekasi yang mulai dibuka tahun 1894 silam oleh Bataviasche Ooster Spoorweg Maatschappij (BOS).

Setelah dibukanya secara resmi tahun 1894 jumlah penumpang yang naik kereta dari stasiun ini semakin lama semakin meningkat jumlahnya. Sehingga dibangunlah stasiun yang terihat sekarang ini oleh Staats Spoorwegen (SS).

Bangunan stasiun ini dirancang oleh seorang arsitek Belanda J. Van Gendt dengan bentuk bangunan memanjang simetris dengan variasi penekanan dimensi bangunan yang lebih tinggi pada hall yang biasa terdapat pada bangunan umum bergaya Neo-Indische yang menjadi peralihan ke gaya modern. Adanya pengaruh arsitektur modern terlihat dari deretan jendela atas (lunette) pada hall yang berbentuk persegi dan teratur dengan pintu-pintu lengkung dibawahnya.
141345_foto2Saat ini, semakin banyaknya penumpang, makin lama makin banyak perubahan namun tidak menghilangkan arsitektur aslinya. Perubahan yang bisa terlihata dalah penambahan teras berkanopi pada pintu masuk utama, kanopi pada emplasemen barat, ruang pembelian tiket di bagian depan serta pembenahan fasilitas ruang tunggu di kedua emplasemen. Adapun penambahan lainnya, di Stasiun Pasar Senen ini, sudah bertambah counter-counter makanan, mini market, tempat pencetakan boarding pass hingga ruang-ruang nursery.

Keunikan yang terlihat di stasiun ini, adalah arsitektur buatan Belanda. Pintu masuk peron berbentuk lengkung gaya romanticism. Jalur bawah tanah untuk para penumpang yang menuju peron untuk naik kereta. Lantai keramik yang membentuk kesan bersih dalam kemudahan perawatannya. Kombinasi abu-abu dan putih, pada cat dindingnya serta bentuk atap koridor yang memperkuat karakter ruangan.

Setiap calon penumpang yang masuk ke dalam stasiun Pasar Senen ini akan merasakan sensasi berada di dalam bangunan lama pada masa kolonial. Terowongan-terowongan yang ada di stasiun ini menambah keunikan dan kesan jaman dulu seperti tempat bersembunyi prajurit-prajurit di masa perang. Namun, tidak ada kesan mencekam sama sekali, justru akan menikmati suasana seperti ke masa lalu.

Stasiun Pasar Senen menyimpan aura dan sensasi yang tak mungkin bisa diungkapkan. Tak hanya itu, stasiun ini pun tak lelah melayani penumpangnya dan masih setia berdiri dengan kokoh selama 123 tahun lamanya (1894-2017) dan tak lekang dimakan jaman.

Gangchon Rail Park – Sensasi Berkeliling dengan Sepeda Rel dan Virtual Reality

Bagaimana rasanya ketika naik sepeda rel tapi pemandangan yang disuguhkan ditambah dengan pengalaman menggunakan Virtual Reality (VR)? Sensasinya pasti berbeda dengan pemandangan biasanya yang terlihat ketika berkeliling tanpa kacamata VR.

Baca juga: Dubai Gunakan Virtual Reality Sebagai Media Pelatihan Pengemudi Bus

Mau merasakan naik sepeda dengan kacamata VR? Ya, Anda bisa menikmatinya jika sedang berlibur ke Korea Selatan tepatnya di Gangchon Rail Park. Ini adalah taman sepeda rel terbaik di Korea Selatan dan meluncurkan Rail VR Bike pertama di dunia.

Gangchon Rail Park (trazy.com)

KabarPenumpang.com merangkum trazy.com, VR Bike sendiri merupakan salah satu daya tarik tambahan bagi pengunjung ketika ke Gangchon Rail Park. Untuk menikmati VR ketika bersepeda ini ada biaya tambahan sekitar 5000 won atau Rp62 ribu. Namun sebelum menggunakan VR, Anda harus membeli tiket reguler untuk mencoba atraksi ini.

Gangchon Rail Park sendiri merupakan salah satu taman sepeda terbesar di Korsel dengan luas 8,6 km. Saat mengayuh sepeda, Anda dapat menikmati pemandangan daerah Gangchon dan Sungai Bukhangang. Gangchon Rail Park memiliki sepeda rel 2-kursi (biru) atau 4-kursi (merah) tersedia untuk pengunjung dan sepeda rel berangkat setiap jam dari jam 09.00 pagi hingga 18.00 sore.

Bahkan setiap musim Anda akan menemukan pemandangan menakjubkan dan mendapat pengalaman yang berbeda setiap mengunjungi Gangchon Rail Park. Akan ada empat terowongan berbeda selama perjalanan dan pada terowongan terakhir atau keempat Anda akan bersepeda dengan menggunakan VR.

Sebelum memasuki terowongan, Anda akan diberikan headset VR dan akan ada staf yang akan membantu mengenakan headset dan memandu sepanjang pejalanan, jadi jangan khawatir jika ini adalah pertama kalinya mencoba VR. Jika menekan tombol di sisi kanan headset, Anda dapat menembakkan rudal dan membunuh penjahat.

Ketika ada rudal meledak, Anda benar-benar bisa merasakan panasnya api di wajah, yang benar-benar luar biasa. Setelah melewati terowongan keempat, Anda akan mencapai perhentian. Dari sini, Anda akan naik Kereta Nangman, atau ‘Kereta Romantis’, ke Stasiun Gangchon.

Sepanjang jalan, Anda bisa duduk santai dan bersantai sambil menikmati pemandangan indah Gangchon. Setelah turun dari kereta, Anda dapat naik bus antar-jemput gratis di tempat parkir kembali ke Stasiun Gimyujeong.

Seluruh perjalanan tersebut menghabiskan waktu sekitar satu jam 30 menit dengan rincian 50 menit naik sepeda rel, istirahat waktu 20 menit di halte transfer 20 menit naik Kereta Nangman. Untuk membeli tiket reguler bisa dibeli melalui pemesanan online, sayangnya situs web resmi tidak tersedia dalam bahasa Inggris.

Sedangkan tiket untuk VR, tersedia di tempat dan akan diberikan kepada pengunjung yang datang lebih dulu. Tur ini sangat ideal bagi pelancong yang ingin mengunjungi Gangchon Rail Park dan tempat-tempat wisata terdekat, seperti Pulau Nami, Petite France, dan Garden of Morning Calm, semuanya dalam satu hari.

Baca juga: Di Penerbangan Jarak Jauh, Qantas Canangkan Sensasi Bersepeda dan Relaksasi Lewat Virtual Reality

Untuk sampai ke lokasi ini Anda akan memakan waktu selama dua jam atau lebih bila menggunakan angkutan umum. Anda bisa menggunakan Bus Ekspress dari Terminal Bus Dong Seoul menuju ke Terminal bus antar kota Chuncheon lalu ke Stasiun Namchuncheon dan tiba di Stasiun Gimyujeong. Jika menggunakan kereta bawah tanah naik dari Seoul ke Stasiun Gimyujeong.

Jerman Uji Coba Monocab – Pod Komuter Pedesaan yang Beroperasi di Jalur Kereta yang Tidak Digunakan

Kemunculan solusi yang satu ini boleh jadi dapat membawa perubahan dalam jasa angkutan rel, yang mana jalur rel yang tidak lagi atau jarang digunakan, ternyata dapat dimanfaatkan sebagai pra sarana moda transportasi baru, yakni pod komuter yang mampu menyeimbangkan dirii di rel.

Baca juga: Tak ada di Indonesia, Railbiking Jadi Kegiatan Wisata Rel yang Menyehatkan

Disebut sebagai Monocab, pod komuter ini digadang sesuai untuk transportasi umum di wilayah pedesaan. Penduduk desa cenderung menyukai kebebasan yang ditawarkan oleh mobil pribadi mereka, jadi bagaimana membuat mereka menggunakan angkutan umum?

Sistem Monocab mungkin adalah jawabannya, karena sistem ini menggunakan pod sesuai permintaan yang berjalan di jalur kereta api yang sudah ditinggalkan.

Proyek yang didukung Uni Eropa ini dimulai pada tahun 2022, dan merupakan kolaborasi antara Universitas Teknologi OWL Jerman (Technische Hochschule Ostwestfalen-Lippe), Universitas Sains Terapan Bielefeld, dan institut Fraunhofer IOSB-INA.

Monocab sendiri adalah – atau akan menjadi – pod monorel baterai-listrik berkapasitas empat hingga enam penumpang yang menggunakan sistem giroskopik untuk menyeimbangkan diri hanya pada satu rel dari jalur kereta api bekas yang sudah ada. Hal ini membuat rel lainnya bebas bagi Monocab lain untuk melakukan perjalanan ke arah yang berlawanan.

Pendiri proyek Monocab, Thorsten Försterling menyebut, bahwa tim sedang mengerjakan mesin yang dipasang di jalur yang akan mampu mengangkat masing-masing pod dari satu rel dan menempatkannya di rel lain (tanpa penumpang di dalamnya pada saat itu). Proyek ini terinspirasi oleh monorel self-balancing yang berfungsi penuh yang dirancang dan didemonstrasikan oleh insinyur mekanik Louis Brennan pada awal tahun 1900-an.

Test pod sudah diuji coba di jalur kereta pendek di pedesaan Jerman, dan Försterling mengatakan bahwa prototipe self-balancing yang lengkap akan mulai digunakan pada tahun 2028. Sementara itu, Anda dapat melihat test pod yang didukung cadik sedang didemokan dalam video. di bawah ini.

Setelah 37 Tahun, NASA Akhirnya Pensiunkan ‘Pesawat Eksperimen’ Douglas DC-8

Secara komersial, hampir bisa dipastikan tidak ada lagi maskapai penerbangan penumpang dan kargo yang masih mengoperasikan pesawat narrow body jarak jauh Douglas DC-8. Hadir satu zaman dengan Boeing 707, bisa disebut DC-8 adalah pesawat yang sudah terlalu uzur. Meski bukan maskapai penerbangan, ternyata masih ada operator yang mengoperasikan DC-8, dan akan dipensiunkan dalam waktu dekat ini.

Selama lebih dari 37 tahun, Badan Penerbangan dan Antariksa Nasional (NASA) telah mengoperasikan pesawat Douglas DC-8 yang dimodifikasi khusus, yang berfungsi sebagai laboratorium sains lintas udara. Selama bertahun-tahun, pesawat ini telah melakukan lusinan misi, membantu para ilmuwan di organisasi tersebut melakukan eksperimen yang tidak mungkin dilakukan di permukaan tanah.

Boeing 707 dan Douglas DC-8 – Dua Pesawat Legendaris Ikon Penerbangan Jarak Jauh Era 60/70-an

Sama seperti semua hal baik lainnya, masa pengabdian DC-8 akan segera berakhir ketika jet tersebut diterbangkan pada ketinggian rendah dari Pusat Penelitian Penerbangan Armstrong NASA di Edwards, California, ke lapangan terbang dekat Universitas Negeri Idaho. Untungnya, pesawat tersebut tidak akan dibatalkan karena akan memasuki masa pensiun di universitas, membantu melatih teknisi pesawat masa depan melalui program teknologi pemeliharaan langsung.

Meskipun begitu, pesawat tersebut akan sangat dirindukan, dan mereka yang berada di dekat jalur penerbangannya dapat mendengar dan melihat pesawat jet legendaris bermesin empat tersebut terbang ke angkasa untuk terakhir kalinya. Pesawat ini menyelesaikan misi terakhirnya pada bulan April , dan persiapan untuk pensiun segera dilakukan setelahnya.

Selama beberapa dekade, NASA mengoperasikan DC-8 yang telah dimodifikasi sebagai laboratorium sains terbang, dan pesawat tersebut bermarkas di Gedung 703 Pusat Penelitian Penerbangan organisasi tersebut. Menurut NASA , pesawat itu digunakan untuk mengumpulkan data untuk eksperimen yang membantu mendukung komunitas ilmiah dunia, termasuk peneliti federal, negara bagian, akademisi, dan bahkan asing.

Pesawat dapat mengumpulkan data pada beberapa ketinggian berbeda dan melakukan penginderaan jauh. Data yang dikumpulkan dari penerbangan DC-8 telah digunakan di berbagai disiplin ilmu, mulai dari hidrologi dan meteorologi hingga biologi dan ilmu kriosfer. Namun, pada dasarnya, jet tersebut melakukan empat jenis misi, seperti pengembangan sensor, verifikasi sensor satelit, peluncuran kendaraan luar angkasa atau pelacakan masuk kembali dan pengambilan data, sertasStudi tentang permukaan bumi dan atmosfer.

Douglas DC-8: Lambang Supremasi Penerbangan Jarak Jauh Garuda Indonesia di Era 60/70-an

Douglas DC-8, yang pernah menjadi salah satu pesawat penumpang paling populer di dunia, kini telah mengalami masa-masa sulit karena maskapai penerbangan mulai memilih pesawat bermesin ganda yang lebih efisien. Beberapa diantaranya masih terdaftar secara global, meskipun hanya sedikit yang diterbangkan, dan tidak ada yang memiliki penerbangan penumpang terjadwal secara rutin.

Namun, NASA mempunyai rencana pengganti untuk program laboratorium udaranya. Menurut laporan dari Airport Spotting , organisasi tersebut berencana untuk mengganti jet tersebut pada akhir tahun ini dengan Boeing 777-200ER yang efisien, yang dilaporkan diperoleh seharga $30 juta.

Saat Pesawat ‘Terpaksa’ Return to Base dan Divert Landing, Pilot Harus Penuhi Empat Syarat Ini

Pesawat dari empat maskapai domestik – Citilink, Super Air Jet, Batik Air, dan Lion Air- kompak melakukan return to base (RTB) dan divert landing setelah gagal mendarat di Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali pada Minggu, 5 Desember lalu. Meski mendesak, RTB atau kembali ke bandara keberangkatan tidak bisa serta merta dilakukan. Ada beberapa syarat yang mesti dipenuhi sebelum pilot memutuskan RTB.

Baca juga: Landing atau Divert? Inilah Delapan Cara Pilot Terbang dengan Aman

Sebelum sebuah penerbangan dijalankan, pilot dan kopilot terlebih dahulu bertemu dan membahas berbagai hal, seperti rute yang dilalui, bahan bakar minimum (bergantung pada jumlah awak, penumpang, kargo, cuaca, dan kemungkinan rintangan selama penerbangan), karakteristik runway, angin, jarak dari bandara keberangkatan ke bandara tujuan, informasi cuaca, dan informasi bandara tujuan serta bandara yang dilalui sepanjang perjalanan.

Semua ini menjadi kewajiban pilot sebelum memulai penerbangan dan memegang peran vital terhadap keselamatan dan keamanan penerbangan.

Karenanya, saat sebuah penerbangan oleh maskapai siap dijalankan, segalanya sudah sesuai perhitungan. Maka dari itu, ketika pilot memutuskan divert landing atau pengalihan pendaratan dan RTB, perhitungan yang tadinya dipersiapkan untuk sampai ke bandara tujuan harus disesuaikan dengan perhitungan untuk kembali ke bandara keberangkatan.

Baca juga: Empat Faktor Eksternal Penyebab Kecelakaan Pesawat Saat Take Off dan Landing

Menurut seorang pilot maskapai dalam negeri, Himanda Amrullah, ada dua faktor sebuah penerbangan melakukan RTB, teknis dan non teknis.

“Faktor teknis umumnya terjadi karena adanya gangguan pada sistem pesawat seperti mesin, struktur atau mekanisme teknis operasional pesawat yang menyebabkan kemampuan (capability) pesawat dalam melakukan penerbangan berkurang hingga di bawah 50 persen,” jelasnya.

Lebih lanjut, menurutnya, ada sedikitnya empat syarat pilot dalam sebuah penerbangan boleh melakukan RTB. Syarat pertama, jarak pesawat dengan bandara awal kurang dari satu jam. Andai lebih dari satu jam pun, bukan berarti pesawat dipaksa melanjutkan sampai ke bandara tujuan. Tetapi, pesawat secara SOP diarahkan mendarat di bandara terdekat atau biasa disebut divert landing.

Baca juga: Mengapa Pesawat Buang Bahan Bakar Saat di Udara? Simak Penjelasannya

Hal ini (divert landing) ke bandara terdekat, pun sudah dipersiapkan pilot karena, sebagaimana disebutkan di awal, pilot dan kopilot sudah membahas sebelum penerbangan dijalankan terkait bandara mana saja yang dilalui sepanjang perjalanan ke bandara tujuan.

Syarat kedua pilot memutuskan RTB adalah cuaca di bandara awal memenuhi syarat pendaratan, termasuk kondisi runway, apakah ketinggian genangan airnya (jika dalam kondisi hujan deras) masih di bawah ambang batas maksimal yang ditetapkan ICAO atau tidak dan lain sebagainya.

Syarat ketiga adalah terkait bobot pesawat. Dalam sebuah penerbangan, pesawat dipersiapkan untuk kondisi terburuk, dalam hal ini terkait bahan bakar. Misalnya, penerbangan Jakarta – Bali membutuhkan 10 liter Avtur. Realisasinya bisa jauh di atas itu untuk jaga-jaga.

Baca juga: Berapa Banyak Bahan Bakar yang Dibutuhkan Pesawat untuk Sekali Terbang?

Saat pilot memutuskan RTB, itu berarti bobot pesawat besar kemungkin masih di atas ambang batas yang telah ditentukan. Karena itu, pesawat biasanya melakukan ritual ‘kencing’ di udara atau membuang bahan bakar (Avtur) di atas ketinggian 2.000 kaki.

Adapun syarat keempat atau terakhir sebelum memutuskan RTB, pilot harus berkoordinasi dengan ATC, kru kabin, dan perusahaan serta staf darat di bandara.

 

Penerbangan Haji Garuda Indonesia GA-1105 Rute Makassar-Madinah Telah Diterbangkan Kembali dengan Pesawat Pengganti

Garuda Indonesia lewat siaran pers menyebut telah menerbangkan kembali penerbangan haji GA-1105 pada malam hari (15/5/2024) pukul 22:02 LT dari Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar setelah sebelumnya sempat melakukan prosedur Return to Base (RTB) pasca adanya kendala engine pesawat yang memerlukan proses pemeriksaaan lebih lanjut. Para penumpang yang merupakan Jemaah Kloter 5 Embarkasi Makassar tersebut akan kembali melanjutkan perjalanannya dengan menggunakan armada Boeing 747-400 (ER-TRV) dan dijadwalkan akan tiba di Bandara Internasional Prince Mohammad bin Abdulaziz, Madinah pada esok hari (16/5) pukul 03.40 LT.

Baca juga: Angkut Jamaah Haji, Boeing 747-400 Garuda Indonesia GA-1105 Return to Base di Makassar

Lebih lanjut, untuk armada Boeing 747-400 (ER-BOS) yang sebelumnya mengalami kendala teknis tersebut selanjutnya akan berhenti operasional untuk sementara waktu (grounded) guna menjalani inspeksi menyeluruh bersama pihak pihak terkait hingga pesawat tersebut dinyatakan siap untuk kembali terbang.

Adapun sebagai bagian dari langkah mitigasi operasional penerbangan haji dari Embarkasi Makassar agar tetap berlangsung lancar pasca peristiwa tersebut, Garuda Indonesia juga telah mempersiapkan alokasi pesawat back up guna memastikan keberangkatan calon jemaah haji selanjutnya berjalan sesuai jadwal yang telah direncanakan.

Angkut Jamaah Haji, Boeing 747-400 Garuda Indonesia GA-1105 Return to Base di Makassar

Boeing 747-400 yang disewa oleh Garuda Indonesia (GA-1105) rute Makassar – Madinah pada hari ini, yang merupakan Kloter 5 asal embarkasi Makassar, melakukan prosedur Return to Base (RTB) sebagai langkah cepat guna memitigasi risiko pada aspek safety dan keamanan operasional pada penerbangan tersebut.

Baca juga: Masalah Hidrolik, Airbus A330-300 Garuda Indonesia Rute Jakarta-Melbourne Terpaksa Return to Base

Keputusan RTB tersebut diambil oleh Pilot in Command (PIC) segera setelah pesawat lepas landas dengan mempertimbangkan kondisi kendala engine pesawat yang memerlukan pemeriksaaan lebih lanjut, setelah diketahui adanya percikan api pada salah satu engine. Atas kondisi itu, engine pesawat diharuskan menjalani prosedur pengecekan secara menyeluruh sebagai bagian dari upaya memastikan kesiapan armada untuk dapat kembali beroperasi.

Perlu kami sampaikan bahwa penerbangan tersebut telah mendarat dengan selamat di Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar pada pukul 17.15 LT, dan hingga pernyataan ini disampaikan, seluruh penumpang tengah diarahkan kembali menuju asrama untuk menunggu kesiapan pesawat pengganti. Lebih lanjut, seluruh penumpang pesawat tiba di bandara dalam keadaan selamat dan baik, dan akan kembali diberangkatkan secepatnya mengacu pada kesiapan pesawat pengganti. Proses pendampingan jemaah menuju asrama turut melibatkan stakeholder kebandarudaraan terkait guna memastikan aspek keselamatan dan kenyamanan para penumpang terjaga dengan baik.

Sebelumnya, GA-1105 yang dioperasikan dengan armada B747-400 diberangkatkan dari Bandara Sultan Hasanuddin pada pukul 15:30 LT dan dijadwalkan tiba di Bandara Internasional Prince Mohammad bin Abdulaziz, Madinah pada pukul 21.10 LT. Penerbangan tersebut mengangkut sedikitnya 450 penumpang, yang merupakan rombongan calon jamaah haji asal embarkasi Makassar, serta 18 awak pesawat.

“Garuda Indonesia Oleh-Oleh” – Program Promosial UMKM untuk Penerbangan Langsung Rute Domestik

Garuda Indonesia mengoptimalkan peran dan misinya sebagai platform promosional produk UMKM unggulan nasional melalui berbagai inisiasi strategis yang salah satunya dilaksanakan dengan meluncurkan program “Garuda Indonesia Oleh-Oleh” pada hari ini, Rabu (15/5). Program ini menawarkan kemudahan bagi para pengguna jasa yang dalam membeli buah tangan berbagai produk khas daerah yang berasal dari destinasi penerbangan yang mereka terbangi bersama Garuda Indonesia.

Baca juga: Apa yang Terjadi Bila Seseorang Mengambil Bagasi Penumpang Lain di Bandara?

Melalui program “Garuda Oleh-Oleh” tersebut para pengguna jasa dengan tiket penerbangan langsung (direct flight) rute domestik dapat menikmati added value layanan berupa kemudahan pembelian oleh-oleh produk UMKM unggulan setempat. Melalui program ini pengguna jasa dapat melakukan transaksi pembelian paket oleh-oleh yang akan langsung dapat diterima di bandara kedatangan.

Untuk mendapatkan layanan ini, para pengguna jasa dapat mengakses http://www.garuda-oleh-oleh.garuda-indonesia.com/ selambat-lambatnya 24 jam sebelum keberangkatan. Kedepannya program ini akan dapat segera diakses melalui aplikasi FlyGaruda. Adapun saat ini layanan Garuda Oleh-Oleh tersedia di Surabaya, Jayapura, Sorong, Timika dan Biak.

Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra mengatakan bahwa diluncurkannya program ini merupakan bentuk komitmen Perusahaan untuk mendukung pertumbuhan UMKM unggulan di berbagai kota yang dilayani oleh Garuda Indonesia selaras dengan perannya sebagai platform promosional produk dalam negeri.

“Diluncurkannya program ini sekaligus menjadi bentuk upaya Perusahaan untuk menghadirkan excitement layanan penerbangan secara end-to-end bagi pengguna jasa sekaligus mengoptimalkan kanal online Garuda Indonesia sebagai one stop service berbagai layanan pendukung untuk menghadirkan seamless travel experience bagi pengguna jasa. Hadirnya layanan ini diharapkan dapat menghadirkan pilihan bagi penumpang Garuda Indonesia di tengah kesibukan dalam melaksakan perjalanannya untuk memberikan buah tangan bagi kerabat di destinasi tujuan.”, tambah Irfan.

Irfan melanjutkan, “Melalui program ini kami harapkan tidak hanya akan memberikan nilai tambah bagi para pengguna jasa namun juga dapat menjadi wadah untuk mengembangkan competitive advantage UMKM setempat yang dapat dihadirkan melalui touch point layanan penerbangan Garuda Indonesia”

Melalu peluncuran program Garuda Oleh-Oleh tersebut, pada tahap awal Garuda Indonesia telah berkolaborasi dengan 2 (dua) merchant penyedia produk oleh-oleh di antaranya yaitu Sambal Bu Rudy yang dapat diakses untuk rute penerbangan dari dan menuju Surabaya, serta merchant Abon Gulung Pawai yang dapat diakses melalui rute penerbangan dari dan menuju hub Indonesia Timur seperti Jayapura, Biak, Sorong, dan Timika.

Kedepannya Garuda Indonesia akan terus mengembangkan kerjasama dengan berbagai merchant penyedia produk oleh-oleh khas dari berbagai kota yang dilayani oleh Garuda Indonesia.

Koper Anda Hilang atau Tertukar? Baggage Claim adalah Solusinya

Turki Berlakukan Visa Transit di Bandara Istanbul untuk Penumpang dari 10 Negara ini

Sejak 15 April 2024, pelancong yang melewati Bandara Istanbul dalam perjalanan ke Meksiko, Panama, Kolombia, dan Venezuela dari India, Afghanistan, Nepal, Burkina Faso, Guinea, Chad, Somalia, Kamerun, Mauritania, dan Yaman harus mendapatkan visa elektronik transit di bandara.

Baca juga: Tingkatkan Kenyamanan, Bandara Istanbul Larang Penjemput Bawa Kertas Penanda Jemputan

Permintaan baru ini muncul ketika pemerintah Turki memperkuat upayanya untuk mengatur migrasi tidak teratur. Negara ini, yang diposisikan sebagai negara transit dan tujuan dalam pola migrasi global, telah secara aktif terlibat dalam memerangi migrasi tidak teratur, demikian laporan VisaGuide.World.

Menanggapi meningkatnya jumlah migran gelap yang menggunakan jalur udara melalui Turki dari berbagai negara di Timur Tengah dan Amerika Latin untuk mencapai Amerika Utara, inspeksi intensif dilaksanakan sesuai standar penerbangan internasional.

Turkish Airlines (THY) sebelumnya telah memperingatkan penumpang yang menuju tujuan Amerika Selatan tentang kemungkinan pemeriksaan tambahan di luar protokol standar paspor dan visa. Sumber yang sama telah mengonfirmasi penerapan persyaratan kontrol baru bagi penumpang yang bepergian ke Brasil, Kuba, Kolombia, Meksiko, dan Venezuela.

Akibatnya, pelancong yang menuju Venezuela diwajibkan menggunakan Bandara Simon Bolivar Caracas untuk masuk ke negara tersebut. Mereka yang memiliki penerbangan lanjutan harus memasuki Venezuela terlebih dahulu sebelum melanjutkan perjalanan.

Selain itu, penumpang yang memasuki Venezuela harus memiliki beberapa dokumen, termasuk konfirmasi visa yang menunjukkan tujuan perjalanan, bukti akomodasi berbayar selama masa tinggal mereka, tiket pulang pergi, dan surat undangan yang disahkan oleh notaris.

Menurut pihak berwenang Turki, penerapan permohonan elektronik untuk visa transit bandara oleh Kementerian Luar Negeri telah diselesaikan. Wisatawan dapat memperoleh visa ini secara gratis melalui situs kementerian. Untuk mengajukan e-Visa, penumpang harus memasukkan detail, alamat tempat tinggal, dan nomor tiket secara akurat.

Pemerintah Turki mendefinisikan Türkiye e-Visa atau Türkiye Visa Online sebagai otorisasi perjalanan elektronik yang memungkinkan kunjungan ke Turki hingga 90 hari. Penumpang yang terkena dampak persyaratan visa e-transit juga harus membawa salinan cetak visa mereka selama transit di Bandara Istanbul.

Mampu Menampung 41 Juta Penumpang, Bandara Istanbul Dilengkapi Robot Humanoid

Kendaraan Berat dan Kendaraan Khusus di Bandara Changi Mulai Gunakan Bahan Bakar Diesel Terbarukan

Dalam upaya dekarbonisasi sektor penerbangan Singapura, uji coba penggunaan bahan bakar diesel terbarukan kini telah dijalankan untuk operasional kendaraan berat dan kendaraan khusus yang beroperasi di sekitar Bandara Changi.

Baca juga: Parade Kendaraan Besar di Apron Bandara, Inilah Jenis dan Fungsinya

Seperti dikutip Channel News Asia, Otoritas Penerbangan Sipil Singapura (CAAS), menyebut uji coba yang diperkirakan akan berlangsung selama satu tahun, akan menjadi masukan bagi pertimbangan untuk mengadopsi bahan bakar diesel terbarukan untuk menggerakkan kendaraan tersebut di masa depan.

Singapura telah berkomitmen untuk mengurangi emisi penerbangan domestik dari pengoperasian bandara sebesar 20 persen dari tingkat emisi tahun 2019 pada tahun 2030.

Pemerintah juga telah menetapkan target untuk mencapai net-zero emisi penerbangan domestik dan internasional – termasuk emisi dari penerbangan internasional yang dioperasikan oleh operator yang berbasis di Singapura – pada tahun 2050.

Pada bulan Februari, CAAS mengumumkan cetak biru yang akan memandu Singapura menjadi hub udara yang lebih berkelanjutan. Hal ini termasuk peralihan ke energi yang lebih ramah lingkungan untuk kendaraan di sisi udara.

Transisi ini dapat dicapai melalui tiga cara – elektrifikasi, penggunaan biofuel, dan eksplorasi penggunaan kendaraan udara bertenaga hidrogen, kata CAAS.

Meskipun varian kendaraan listrik yang layak untuk kendaraan ringan, seperti mobil dan van, tersedia secara luas, otoritas penerbangan nasional menunjukkan bahwa hanya sedikit pilihan kendaraan listrik yang tersedia untuk lebih dari 1.800 kendaraan berat dan khusus serta peralatan pendukung darat di Bandara Changi.

Oleh karena itu, jalur utama dekarbonisasi jangka pendek untuk kendaraan semacam itu adalah penggunaan biofuel, dan khususnya solar terbarukan.

Menurut CAAS, bahan bakar diesel terbarukan memiliki emisi karbon siklus hidup hingga 95 persen lebih rendah dibandingkan dengan bahan bakar diesel fosil konvensional. “Energi ini juga dapat dicampur dengan solar fosil dalam proporsi berapapun, sehingga memungkinkan perusahaan untuk mengkalibrasi investasi mereka pada energi yang lebih ramah lingkungan sesuai dengan tujuan dekarbonisasi.”

Selalu Wara-wiri di Apron, Tarik dan Dorong Pesawat Inilah Jenis Towing Tractors