Virus corona atau Covid-19 telah membuat keuangan maskapai global kembang kempis. tak mengherankan bila sebagian besar rencana perusahaan (maskapai) batal karenanya. Tak terkecuali dengan Hong Kong Airlines yang dilaporkan pernah berencana membeli pesawat terbesar di dunia, Airbus A380.
Baca juga: Virus Corona Bikin Qantas ‘Pensiunkan Dini’ Pesawat Terbesar di Dunia Airbus A380
Menurut laporan simpleflying.com, pada tahun 2011, Hong Kong Airlines memang berencana untuk membeli pesawat tersebut sebanyak 10 unit. Hal itu dilakukan guna menyiasati kondisi ekonomi global yang saat itu dinilai akan memasuki periode cemerlang, sekalipun nyatanya, pada saat itu, ekonomi global tengah terpuruk akibat krisis keuangan global.
Keputusan tersebut tentu menjadi sebuah perjudian besar maskapai. Bila analisisnya tepat, maskapai mungkin akan dengan mudah menyalip kompetitor terkuatnya, Cathay Pacific. Selain itu, bila berhasil, Hong Kong Airlines mungkin bisa saja mendapat julukan baru sebagai Emirates dari Asia Timur, sebagai sebuah lompatan besar setelah sebelumnya sudah memiliki armada beberapa Airbus A330 untuk mendukung ruter-rute gemuk antara Asia dan Eropa. Sebaliknya, bila meleset, mungkin maskapai akan semakin jauh tertinggal dengan kompetitornya tersebut.
“Kami pikir hubungan bisnis antara Asia dan Eropa akan sangat menarik untuk beberapa tahun ke depan, setelah krisis (ekonomi) saat ini berakhir. Kami berencana untuk apa yang akan terjadi setelahnya,” kata Kepala Tata Kelola Perusahaan Hong Kong Airlines, Kenneth Thong, seperti dikutip dari Traveler Weekly pada 2012 lalu.
Di samping untuk mempersiapkan strategi bisnis setelah krisis ekonomi berakhir, maskapai juga melihat bahwa kecenderungan penumpang untuk menikmati kelas bisnis dalam menemani perjalanan mereka juga meningkat. Karena Airbus A330 dinilai tak cukup ruang untuk memberikan berbagai layanan menarik, maskapai pun memutuskan untuk membeli Airbus A380 karena dimensi besarnya yang membuat maskapai bisa lebih leluasa untuk memberikan layanan terbaik bagi pelanggan di kelas bisnis.
Meskipun terdapat beberapa perbedaan, saat itu, Hong Kong Airlines disinyalir menggelontorkan uang sebanyak Rp 50,8 triliun untuk 10 unit Airbus A380. Kala itu, rencananya, pesawat pertama akan mulai dikirim empat tahun berselang atau pada 2015 dimana, pesawat terbesar itu akan dikerahkan pada rute dari Hong Kong ke London Gatwick.
Jelang setahun pengiriman, maskapai akhirnya memutuskan untuk mengubah model bisnis, dari semula rute-rute jarak jauh (dengan menggunakan Airbus A380) menjadi penerbangan jarak pendek di sekitaran Asia Tenggara menggunakan Airbus A320neo dan A321neo. Adapun Airbus A380 yang sudah terlanjur dipesan dialihkan ke pelanggan lainnya, seperti Emirates dan ANA.
Baca juga: Mewahnya Airbus A380, Sampai Punya Dua Lift untuk Manjakan Penumpang
Bila melihat dari kondisi sekarang, dimana maskapai dengan popularitas di rute-rute jarak jauh justru sangat tertekan (dibanding rute-rute pendek) akibat turunnya minta penumpang di tengah wabah virus corona, Hong Kong Airlines mungkin bisa saja dibilang selamat dari blunder (dengan tidak jadi membeli Airbus A380).
Namun, karena Hong Kong Airlines telah dinyatakan bangkrut pada akhir Desember lalu, keputusan batalnya pembelian pesawat terbesar itu mungkin bisa saja juga sebagai salah satu blunder, mengingat, maskapai tersebut jadi salah satu maskapai yang dipastikan tak pernah menjajal mewahnya Airbus A380.