Friday, February 21, 2025
HomeDaratHiasi Lokomotif dengan Livery Pohon Kelapa Sawit, Yuk, Cari Tahu Alasannya

Hiasi Lokomotif dengan Livery Pohon Kelapa Sawit, Yuk, Cari Tahu Alasannya

Wara-wiri berbagai lokomotif penarik mulai dari angkutan penumpang hingga barang mewarnai jalur kereta api di wilayah Jawa dan Sumatera. Terutama lokomotif seri CC 206 di Tanah Jawa cukup banyak yang menjalankan tugas mengantar rangkaian kereta api ke berbagai kota.

Namun, ada satu lokomotif yang berbeda dari yang lainnya. Memiliki ciri khas dan merupakan hasil energi campuran yang membuat bahan bakar lokomotif ini menjadi ramah lingkungan. Ciri-cirinya pun sangat mudah di tebak, mulai dari nomor seri pada lokomotif hingga tambahan livery yang menghiasi bagian depan dan samping lokomotif.

Bernomor seri CC 2061387 yang dimiliki Depo Induk Cipinang ini merupakan lokomotif yang mempunyai livery tambahan bertuliskan “Uji Penggunaan B40”. Tulisan tersebut berada disamping kiri dan kanan dibawah nomor seri lokomotif tersebut. Tak hanya itu, bagian depan lokomotif pun terdapat gambar pohon kelapa sawit yang merupakan bahan dasar campuran pada lokomotif tersebut.

Semula lokomotif itu uji coba membawa rangkaian kereta api barang (petikemas) dari Surabaya menuju Jakarta maupun sebaliknya. Namun saat ini lokomotif tersebut tak hanya menarik kereta barang tapi membawa rangkaian penumpang.

B40 adalah campuran bahan bakar yang terdiri dari 60% solar dan 40% bahan bakar nabati yang berasal dari minyak kelapa sawit. Pengujian awal dilakukan menggunakan kereta pembangkit di rangkaian KA Bogowonto yang melayani rute Yogyakarta-Pasar Senen. Uji coba tersebut pertama kali dilakukan pada 22 Juli 2024. Uji coba ini bertujuan untuk menguji ketahanan genset kereta api Bogowonto selama 1.200 jam dan membutuhkan waktu sekitar dua bulan untuk diselesaikan. Kemudian dilanjutkan uji coba pada lokomotif yang sampai saat ini masih dijalankan.

Livery B40 pada kereta pembangkit yang di rangkaikan di KA Bogowonto. (Foto: Tangkapan Layar Youtube.com/Elkana Paskah Nugraha)

Pengisian bahan bakar biodiesel B40 untuk lokomotif ini saat menarik gerbong peti kemas saat itu dilakukan di emplasemen Stasiun Cepu, Kabupaten Blora, Jawa Tengah. Dalam sekali pengisian, lokomotif tersebut memuat hingga 350 liter B40. Penggunaan B40 sejauh ini tidak mengalami kendala teknis yang berarti, karena mesin tetap beroperasi secara normal.

Penggunaan bahan bakar yang lebih ramah lingkungan diharapkan dapat berkontribusi pada pengurangan dampak perubahan iklim dan pemanasan global. Apalagi transportasi massal seperti kereta api merupakan salah satu solusi efektif untuk menekan polusi udara dan mengurangi emisi karbon

Lebih Ramah Lingkungan, KAI Akan Beralih dari Bahan Bakar B35 ke B40 untuk Performa Mesin Lokomotif

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Yang Terbaru