Monday, November 25, 2024
HomeAnalisa AngkutanHeboh Fitur Folding Wingtip di Boeing 777X, Apa Sih Bedanya Winglet dan...

Heboh Fitur Folding Wingtip di Boeing 777X, Apa Sih Bedanya Winglet dan Wingtip?

Setelah lama tertunda, Boeing 777X akhirnya sukses terbang perdana pada Sabtu lalu. Sekalipun sempat tertunda, Boeing mengklaim bahwa pesawat tersebut akan bisa bersaing dengan kompetitornya berkat fitur folding wingtip serta beberapa inovasi lainnya.

Baca juga: Boeing Akui Fitur Folding Wingtip 777X Bisa Jadi Penyebab Kecelakaan

Pada umumnya, sebagian kalangan mungkin lebih akrab dengan istilah winglet. Dengan hadirnya folding wingtip pada Boeing 777X, mereka pasti akan sedikit rancu bahkan cenderung bingung dengan penggunaan istilah winglet dan wingtip.

Dihimpun KabarPenumpang.com dari berbagai sumber, sebetulnya tidak sederhana untuk mulai menjelaskan winglet dan wingtip. Barangkali, penjelasan terkait winglet dan wingtip bisa dimulai dari cara kerja pesawat hingga burung besi tersebut dapat terbang.

Sebagaimana yang umum diketahui, pesawat bisa terbang disebabkan oleh adanya empat gaya. Gaya thrus (gaya dorong), lift (gaya angkat), weight (gaya berat), dan drag (gaya ke belakang atau menarik mundur). Namun, semua gaya untuk membuat sebuah pesawat dapat terbang akan sia-sia bila tida ada sayap. Sebab, komponen utama pesawat terbang yang menghasilkan gaya angkat adalah sayap.

Blended Wingtip dari Airbus A350XWB. Sumber: Wikipedia

Prinsip kerja sayap sendiri adalah udara yang mengalir di bawah sayap lebih lambat daripada di bagian atasnya dikarenakan jalur yang dilewati udara di atas sayap lebih jauh, perbedaan kecepatan tersebut menghasilkan perbedaan tekanan yaitu tekanan di bawah sayap lebih tinggi dari pada tekanan di atas sayap, yang mana mengakibatkan pesawat terangkat ke atas.

Tentu saja kita telah sama-sama ketahui bahwa udara mengalir dari tekanan rendah ke tekananan tinggi, misalkan balon yang kita tiup akan menyemburkan udaranya keluar ketika kita lepaskan karena tekanan di dalam balon lebih tinggi dari tekanan luar balon.

Hal tersebut juga terjadi pada perbedaan tekanan antara bagian bawah dan atas sayap, tepatnya terjadi pada ujung sayap. Aliran udara dari bawah ke atas sayap pada ujung sayap menghasilkan aliran udara yang berputar dengan cepat pada ujung sayap yang disebut juga dengan tip vortex. Aliran ini dapat meningkatkan drag pada sayap, menurunkan gaya angkat dan mengganggu aliran udara.

Winglet B747. Foto: Hydro.aero

Guna menghindari terjadinya hal tersebut, ujung sayap dibuat berbelok ke atas dan mengecil atau disebut juga dengan winglet. Winglet berfungsi untuk meredam putaran udara (vortex) pada bagian ujung sayap yang disebabkan pertemuan udara bagian bawah sayap yang bertekanan tinggi dengan udara bagian atas sayap yang bertekanan rendah yang menyebabkan terjadinya turbulensi. Putaran udara ini juga menyebabkan pesawat membutuhkan energi yang lebih besar agar dapat stabil di udara, sehingga akan boros bahan bakar. Dengan adanya winglet, bahan bakar pesawat bisa diirit hingga 7%, jumlah yang cukup besar untuk pesawat yang melakukan perjalanan long distance.

Baca juga: Ditengah Keraguan Soal “Folding Wingtip,” Boeing 777X Sukses Terbang Perdana

Jadi, winglet bisa dikatakan sebagai bentuk dari ujung sayap yang modelnya berupa perpanjangan dari sayap dan ditekuk ke arah atas sayap. Contoh pesawat yang menggunakan winglet jenis ini adalah keluarga Boeing 737 NG. Adapun wingtip secara harfiah adalah ujung sayap pesawat. Selain bentuk winglet, wingtip juga mempunyai bentuk lainnya, seperti Sharklets dan Raked wing.

Sharklets adalah berupa sebuah sirip tambahan pada bagian atas dan bawah pada posisi tegak di ujung sayap. Contoh pesawat yang menggunakan winglet jenis ini adalah Airbus A320. Sedangkan Raked wing adalah perpanjangan sayap yang memiliki sudut agak lebih tinggi di bagian ujung sayap. Winglet jenis ini adalah salah satu dari teknologi Boeing yang digunakan pada pesawat terbarunya yaitu 787 dan 747-8.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Yang Terbaru