Perusahaan dirgantara pelat merah asal Cina, China Commercial Aircraft Corporation of China (COMAC) mulai goyang duopoli Boeing dan Airbus. Meski masih jauh untuk bisa berdiri sejajar dengan kedua produsen pesawat komersial terbesar di dunia, COMAC tetap tak dianggap sebelah mata.
Baca juga: Cina Pusing COMAC Masuk Daftar Hitam, Proyek Pesawat Komersial “Made in China 2025” Mangkrak
“Ada banyak tantangan dan saya pikir masih terlalu dini untuk mengatakan sejauh mana (COMAC) mampu bersaing dengan Boeing dan Airbus. Namun kami menanganinya dengan serius dan kami mengamati dengan cermat apa yang terjadi di sana,” kata CEO Airbus, Guillaume Faury, seperti dikutip dari Simple Flying.
Di antara pesawat buatan COMAC yang paling potensial, pesawat narrowbody COMAC C919 adalah salah satunya. Pesawat ini nantinya akan bersaing ketat dengan Airbus A320neo di pasar pesawat menengah. Meski demikian, hal itu nampaknya tak akan mudah.
Dilihat dari spesifikasi pesawat, COMAC C919 masih jauh tertinggal dari Airbus A320neo. Agar lebih lengkap, berikut head to headnya. COMAC C919 akan kami sebutkan terlebih dahulu.
Panjang – 38,9 meter vs 37,57 meter.
Wingspan – Sama-sama membentang sepanjang 35,8 meter.
Tinggi – 11,95 meter vs 11,76 meter.
Kapasitas penumpang – 158 penumpang vs 150-180 penumpang.
Range – 4.075-5.555 km (2.200-3.000 NM) vs 6.300 km (3.400 NM).
Dari data di atas, COMAC C919 terbukti hanya unggul dari segi panjang dan tinggi pesawat, yang sebetulnya tak terlalu berpengaruh dengan perbedaan sekecil itu. Sebaliknya, di bagian-bagian terpenting, seperti kapasitas penumpang dan range atau jangkauan terbang, pesawat Made in China itu justru kalah telak. Dengan begitu, bisa dibilang, pesawat yang tengah bersiap melewati uji sertifikasi itu jauh tertinggal dari segi spesifikasi pesawat.
Satu-satunya yang mungkin COMAC C919 bisa lebih bernilai daripada A320neo adalah dari segi harga. Sebagaimana produk-produk buatan Cina lainnya, COMAC C919 digadang bakal sedikit lebih murah dari Airbus. Peluang itu ada sekalipun tak cukup besar. Sebab, dalam kasus ini berbeda.
Produk-produk Made in China pada umumnya mayoritas diproduksi oleh perusahaan lokal atau buatan lokal. Alhasil, harganya murah. Tetapi, COMAC C919 tidak demikian. Hampir seluruh komponen pesawat tersebut adalah buatan Barat. Bahkan, bisa dibilang, COMAC C919 hanya namanya saja pesawat Made in China, nyatanya, hampir seluruh komponennya berasal dari Barat. Setidaknya, itulah yang dikatakan Scott Kennedy, penasehat senior Center for Strategic and International Studies (CSIS).
Laporan NTD News, Kennedy pernah mengatakan bahwa pesawat COMAC C919 hanya namanya saja Made in China. Sebab, nyaris seluruh komponen yang membuatnya terbang berasal dari rantai pasokan di Barat, khususnya Amerika Serikat (AS).
Baca juga: COMAC Serius Goyang Duopoli Airbus dan Boeing, Pesanan Nyaris 1.000 Unit Jadi Sinyal Kuat
Mesin C919, misalnya, memakai produk CFM Internasional dan General Electric, perusahaan patungan AS-Perancis. Sistem avionik, landing gear, dan flight control diproduksi oleh Honeywell serta sistem komunikasi dan navigasi diproduksi oleh Rockwell Collins. Keduanya merupakan perusahaan asal AS. Secara keseluruhan, perusahaan AS memasok seperlima komponen pesawat COMAC C919.
Sedangkan perusahaan-perusahaan Eropa memasok sekitar sepertiga komponen ke pesawat itu; termasuk juga ke pesawat “Made in China” lainnya, COMAC ARJ21. Adapun sisanya dipasok oleh 14 perusahaan Cina, dengan tujuh di antaranya merupakan perusahaan patungan.